Amarasi, seputar-ntt.com – Suasana di Kelurahan Nonbes, Kecamatan Amarasi pada Senin (8/10/2024) siang bikin hati nelangsa. Bagimana tidak, ratusan orang bersorak dan menari dalam alunan lagu Amarasi namas sambil menandu seseorang. Suasana haru biru itu seperti membuat panas terik pada pukul 14:15 Wita menjadi seperti adem. Orang yang ditandu itu adalah Simon Petrus Kamlasi, Calon Gubernur NTT. Dia disambut sebagai anak sulung di Amarasi. Tidak hanya tutur adat Natoni yang menyapa kehadirannya, tapi rakyat yang mencintanya membuat tandu dari tangan mereka sendiri untuk menggendong dan mengangkatnya dalam tarian dan lagu menuju tenda kampanye.
Kahadiran Simon Petrus Kamlasi benar-benar sudah ditunggu oleh Warga Amarasi. Kabar tentang pompa Hidram yang dikerjakannya di Tesbatan pada tahun 2013 silam, rupanya sudah menjadi buah bibir di seantero Amarasi. Itulah kenapa kehadirannya begitu ditunggu. Apalagi setelah rakyat di Amarasi mengetahui, ada anak Timor asli yang akan maju menjadi Gubernur NTT dalam Pilgub 27 November nanti. Mereka telah menanti sejak Indoensia merdeka, anak Timor belum pernah menjadi gubernur, padahal ibu Kota Provinsi ada di Pulau Timor.
Sebagai putra asli Timor, Simon Petrus Kamlasi tahu benar adat dan budayanya. Dia mengeluarkan okomama dan berjalan keliling dalam tenda untuk memberikan sirih pinang kepada masyarakat yang telah menantinya. Okomama yang disodorkan Simon Petrus Kamlasi mendapatkan balasan berupa ciuman yang hangat dari masyarakat. Padahal dua menit yang lalu, Simon Petrus Kamlasi sempat terharu saat ditandu. Sejenak ingatannya mengembara jauh ke masa panglima besar, Jenderal Sudirman yang ditandu rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Kita akan pagar keliling ini Amarasi untuk Paket SIAGA. Ini sudah saatnya putra kandung Pulau Timor memimpin. Lihatlah orang-orang tua yang ada dalam tenda ini. Mereka datang untuk memberi doa dan mau menjadi saksi sejarah bahwa Simon Petrus Kamlasi adalah gubernur pertama orang Timor. Sejak Indonesia merdeka dan diputuskan Ibu Kota Provinsi NTT ada di Kupang, kami orang Timor hanya menyaksikan gubernur dari berbagai suku yang ada di NTT dan kami belum dapat kesempatan. Inilah saatnya kita memberi bukti bahwa orang Timor juga bisa,” ujar Hans Subu Taopan yang didaulat menjadi pembawa acara.
Tokoh dari Amarasi yang juga anggota DPRD Kabupaten Kupang itu mengatakan, orang Amarasi telah memberi suara mereka saat Pileg untuk orang lain duduk di Senayan. Tapi kepercayaan yang diberikan itu tidak dilaksanakan dengan baik, karena godaan lebih besar jutsru menjadi calon gubernur. Simon Petrus Kamlasi kata Hans Subu Taopan, belum pernah datang meminta suara rakyat di Amarasi. Yang ada, Simon Petrus Kamlasi telah merelakan bintang di pundaknya untuk rakyat NTT. Untuk itu kata Hans Taopan, sudah saatnya niat baik dan tulus yang diberikan Simon Petrus Kamlasi harus dibalas dengan ketulusan pula dengan cara memilihnya menjadi Gubernur NTT pada 27 November nanti.
“Kita jangan mau lagi ditipu untuk nama yang sama dan orang yang sama. Kita telah memberi pilihan dan memilih mereka untuk mewakili kita di pusat tapi kemudian datang lagi untuk meminta kita untuk memilih mereka. Apakah kita begitu mudah diperdaya? Saat ini sudah ada anak kita sendiri. Saudara kita sendiri. Datang dengan budaya kita sendiri. Datang dengan okomama. Karena itu, kunci rumah kita untuk orang lain karena sudah ada pemiliknya bernama Simon Petrus Kamlasi. Kita pagari Amarasi ini untuk kemanangan paket SIAGA,” ujar Hans Subu Taopan.
Hal yang sama disampaikan Yakub Runesi. Dia mengaku datang sekalipun usianya sudah senja, hanya untuk melihat secara langsung wajah Gubernur NTT lima tahun mendatang. Suaranya bergetar dan tangannya gemetar, ketika menyampaikan harapan dan doa agar Simon Petrus Kamlasi bisa mengangkat harkat dan martabat orang Timor. Dia ingin menyaksikan orang dari sukunya menjadi pemimpin NTT sebelum Tuhan memanggilnya pulang. Harapannya juga tidak muluk-muluk. Dia hanya ingin, kemiskinan dan kesulitan yang mendera rakyat NTT terutama di Pulau Timor bisa pergi dan NTT terbebas dari cengkraman kemiskinan.
“Saya datang untuk melihat wajah anak sendiri. Saat saya dengar ada seorang anak Timor dari TTS yang maju, semangat saya langsung membara. Saya menunggu pemilihan gubernur kali ini dengan penuh semangat. Ini akan menjadi sejarah bukan saja untuk saya yang sudah tua ini, tapi juga untuk orang Timor pada umumnya. Saya ingin, sebelum saya mati, saya melihat Kamlasi jadi gubernur dan kesulitan yang selama ini kami rasakan bisa perlahan pergi sehingga anak cucu kami tidak lagi merasakan kesusahan yang kami alami,” ujar Yakub Runesi.
Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada masyarakat Amarasi yang telah menyambutnya dengan begitu hangat. Dia meminta doa dan dukungan dari semua masyarakat agar apa yang menjadi cita-cita dan harapan bisa terwujud. Dia mengatakan, ini kali pertama dirinya ditandu seperti pahlawan. Sambutan yang penuh cinta yang diterima, kata Simon Petrus Kamlasi, akan menjadi penyemangat dalam membangun NTT kedepan.
“Saya tadi sempat trenyuh dan menitikkan air mata saat bapak-bapak gendong saya. Ini kali pertama saya merasakan disambut seperti ini. Saya lalu terkenang Panglima besar Jenderal Sudirman yang ditandu dalam keadaan sakit untuk berjuang bersama rakyat mempertahankan kemerdekaan Indenesia. Saya datang untuk mengajak kita semua untuk bergandengan tangan membangun NTT yang kita cintai. Seorang pemimpin tidak akan berhasil jika dia tidak tahu apa yang menjadi keinginan rakyat yang dia pimpin,” ujar Simon Petrus Kamlasi.
Dengan bahasa sederhana, Simon Petrus Kamlasi menyampaikan apa yang hendak dia lakukan ketika nanti jadi gubernur NTT. Dia mau petani harus panen dua kali dalam setahun. Dia mau, masa produksi petani bertambah. Bagaimana petani bisa memperoleh penghasilan yang membuat hidupnya sejahtera lewat pertanian maupun peternakan. Itu semua bisa terwujud jika persoalan air bisa diselesaikan. Dia juga ingin agar di setiap 60 hektar lahan pertanian akan ada satu industri olahan untuk pakan ternak sehingga hasil pertanian dari masyarakat telah memiliki pasar tetap.
“Pesoalatan utama kita sebenarnya adalah air. Kita punya sumber air tapi itu ada di bawah lembah dan di bawah tanah. Bagaimana air itu sampai ke kebun masyarakat, saya ahlinya. Kita kuasai teknologi itu. Kalau petani hanya menunggu musim hujan maka tahun depan saat saya sudah jadi gubernur, kita mulai tanam dua kali. Musim panas kita tanam dengan sistem irigasi tetes. Nanti kita upayakan agar air hujan tidak semua masuk laut. Kita buat banyak embung untuk menahan air supaya tidak langsung masuk ke laut dan tidak banjir. Saya pikir, ikan di laut juga tidak butuh air tawar. Kita bicara banyak tentang pertanian dengan peralatan yang meoderen tapi kalau tidak ada air maka kita tidak bisa menanam. Demikian juga, kita bicara banyak tentang kesehatan, kalau ibu dan anak saja masih sulit mengakses air bersih maka stunting akan tetap menghantui generasi masa depan,” ujar Simon Petrus Kamlasi.
Dia juga mengatakan, NTT memiliki komoditi lokal yang bisa dikelola untuk meningkatkan pendapatan rakyat dan peningkatan PAD bagi daerah. Dia mengatakan ada empat komoditi lokal yang akan dikelola secara baik yakni Jeruk Keprok dari TTS, Mangga kelapa dari Alor, Pisang barangan dari Ende dan Aplpukat dari Maumere dan TTS. Semua komoditi ini belum dikelola secara maksimal, padahal memiliki potensi luar biasa bagi peningkatan ekonomi bagi NTT. Untuk itu sentuhan teknologi akan dilakukan sehingga komoditi lokal yang ada, tidak terbuang sia-sia.
“Kita mau ada pabrik untuk kita buat minuman kaleng dari jeruk di TTS. Kita mau ada pabrik olahan untuk pisang barangan dari Ende. Apakah itu untuk menuman atau olahan lain yang punya nilai ekonomi tinggi. Demikian juga dengan mangga kelapa dari Alor. Coba bayangkan, jika di masing-masing wilayah ada pabrik olahannya maka disitu terbuka lapangan kerja yang banyak untuk anak-anak kita. Mereka tidak perlu lagi harus pergi jadi TKW di luar negeri atau jadi pekerja di luar NTT. Kalau di setiap 60 hektar lahan pertanian ada industri olahan untuk kita bikin pakan ternak. Ada industri olahan untuk Jeruk Keprok, Aplpukat, Mangga Kelapa, Pisang barang dan lain-lain, bisa dibayakngkan efek dominopmya luar biasa bagi peningkatan ekonomi NTT. Kita belum bicara tentang potensi kelautan kita. Kita akan bangun tambak garam yang bisa berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan garam nasional dan itu akan membuka peluang kerja bagi puluhan ribu orang. PAD kita juga tentu akan meningkat tajam” pungkas Simon Petrus Kamlasi. (joey rihi ga)