90 Menit Bersama Viktor Bungtilu Laiskodat

  • Whatsapp
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Pemimpin Redaksi Seputar NTT, Joey Rihi Ga

Kupang, seputar-ntt.com – Hari Selasa, 7 Desember 2021 diawali dengan rasa gelisah. Pasalnya, janji untuk bertemu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) sudah dijawab. Pukul 13:30 wita adalah janji yang disepakati untuk bertemu di ruang kerja Gubernur NTT. Bagaimana tidak gelisah, Gubernur yang sedang viral dengan kata monyet dan membaptis dirinya sebagai profesor penjahat tentu membuat nyali ciut untuk bersua. Hati tidak tenang dan pikiran menerka-nerka. Apakah dia akan menyambut dengan senyum atau dengan wajah tanpa ekspresi hingga kerut dari dahi si kepala botak. Tak bisa disangkali bahwa VBL adalah putra NTT yang pergi dalam keterbatasan dan mampu menaklukan ibu kota lalu kembali mengabdi untuk tanah kelahiran. Dia bahkan bagian dari Man Behind The Gun dalam menentukan arah politik nasional bersama para petinggi negeri ini. Lalu siapa yang hatinya tidak gundah-gulana jika disiapkan waktu untuk bertemu?.

Saat diruang tunggu, teman-teman juga seperti saya. Gelisah. Bahkan wartawan senior yang pernah sama-sama di Partai Golkar, Bone Pukan yang kini punya media NTT Satu.Com saja tak tenang. Wartawan Senior Jos Diaz juga demikian. Padahal dia pernah menjadi anak buah VBL di Harian Viktory News sebelum mendirikan Media NTT.Com. Yang tak kalah gelisah adalah pemilik Media savanna Paradise, Elas Jawamara. Posisi dia sekarang sebagai Wakil Ketua Bidang Media di Partai Nadem, adalah salah satu alasan dia tak tenang, sebab harus berhadapan dengan orang yang turut mendirikan partai yang menggaungkan restorasi itu. Yang cengar-cengir hanya Lius Seran. Pemilik media Likurai itu sudah terbiasa menyembunyikan kegelisahan dengan wara-wiri. Sementara saya sendiri yang didapuk menjadi penyambung lidah dengan modal pernah diberi mandat sebagai Ketua Tim Media Viktory-Joss sudah tak karuan lagi rasa gelisahnya.

Sebenarnya, bertemu putra terbaik asal pulau Semau itu bukan hal baru. Selama 7 bulan masa kampanye kami sebagai tim media Viktory-Joss selalu mendampingi kemana saja mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu pergi menjual memimpi untuk membangun tanah Flobamora. Apa yang menjadi mimpi Viktor Laiskodat untuk membangun NTT sudah ada dalam kepala. Mimpi dan cita-citanya yang begitu tinggi, setinggi cintanya pada NTT, sudah membuat-kami ternganga waktu dulu. Kami tak heran ketika dia sudah jadi gubernur lalu sering menjadi viral dengan ucapan-ucapannya yang keras dan tak biasa. Bagimana tidak, saat kampanye saja VBL pernah menampar seorang pemuda ditempat kampanye karena sedang mabuk. Dia tak pernah peduli apakah nanti orang akan memilih atau tidak. Tapi dia selalu spontan mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya. Dia orang yang enggan mencari simpati. Dari sejak kami kenal hingga sekarang dia menjadi gubernur. VBL tidak berubah. Dia tetap sosok yang dingin dan tegas.

Saat masuk ke ruangan kerja Gubernur, VBL sudah menanti. Ada seorang suster di sampingnya. Seperti biasa, kami memberi salam. Dia menyuruh saya duduk di kursi tepat di samping VBL. Seperti biasa, dia memulai pembicaraan dengan nada dingin tapi tegas. Membuat kami gugup, apalagi saya yang harus bicara mewakil teman-teman. Bagaimana tidak, ucapan dia di Sumba bahwa dia bukan gubernur biasa, memang membuat saya kalah hawa. “hmm bagiamana? Kalian di mana saja? Mau omong apa?. Kata yang keluar pertama dari bibir VBL membuat lidah saya kelu dan kerongkongan terasa kering. Dengan menarik nafas yang dalam sambil mengumpulkan sisa tenaga dari rasa gugup, saya lalu menyampaikan apa yang menjadi maksud dan tujuan kami. Lalu VBL bilang, kamu sudah sampaikan jadi silahkan pulang. Lalu dia tertawa lepas. Dan Plong. Hati saya langsung lega dan kami mulai larut dalam obrolan yang santai dan bermutu, sambil seskali mengenang masa-masa kampanye.

Dari sekian banyak cerita dalam diskusi kami, VBL menyinggung bahwa dirinya mendapat banyak kritikan pasca masalah di Sumba. Seperti biasa, dia selalu menghadapi setiap persoalan dengan tidak menghabiskan pikiran dan tenaga untuk menjelaskan apalagi untuk membela diri. Apa yang dilakukannya di Sumba itu adalah bagian dari langkah-langkah menggenapi setiap janji kampanye pada Pilkada lalu. Sapi wagyu yang akan dikerjakan di Sumba Timur, adalah mimpi dia untuk menghasilkan daging premium dari NTT. Dia sudah bicara berulang kali saat kampanye tentang sapi wagyu. Termasuk bicara pada setiap kampanye di Pulau Sumba. Dia juga datang ke lokasi di Kabaru untuk menggenapi apa yang pernah dia bilang bahwa di NTT, tidak ada lahan tidur. Yang ada manusia yang tidur. VBL secara jujur mengakui bahwa dia akan marah jika ada orang yang ingin menghalang-halangi pemerintah dalam membangun di setiap wilayah NTT. Dia memberi contoh, kasus Besipae pada waktu lalu begitu viral dan menjadi perhatian nasional. Bahkan Presiden Joko Widodo juga menelepon dirinya. Tapi VBL tetap kukuh pada pendirian. Besipae harus dibangun dan dia meminta semua orang untuk melihat apa yang sudah dilakukan di Besiape saat ini.

Banyak hal yang disampaikan oleh VBL dalam diskusi yang berlangsung sangat santai. Berulang kali dia tertawa lepas, apalagi mengenang saat-saat sulit waktu kampanye. Karena itu dia tidak mau main-main dalam bekerja. VBL menyampaikan kepada kami, untuk menulis setiap fakta yang terjadi dan tidak boleh memuji-muji dirinya. “kalian tidak usah-puji-puji saya, karena pujian itu milik Tuhan,” ujar VBL. Sesekali suster yang ada disampingnya menambah atau menyela pembicaraan kami. Rupanya VBL suda meminta suster untuk menjadi staf ahli gubernur NTT dan dia sudah bersurat ke Vatikan. “Kita butuh orang-orang cerdas dan gila untuk membangun NTT,” kata VBL sambil menjelaskan kepada kami bahwa Suster yang ada disampingnya sudah berkeliling dunia dan memiliki visi yang sama dengan dirinya dalam membangun NTT.

Saat ditanya bagaimana dengan agenda politik untuk 2024. VBL bilang, saat ini dia masih bekerja dan belum berpikir untuk Pilgub 2024. Dia akan melihat respon rakyat dan juga menunggu petunjuk Tuhan. Banyak hal yang bisa ditulis, tapi itu hanya diskusi kami sebagai tim media Viktory-Joss. Tiga tahun memimpin NTT, VBL tidak berubah dalam bersikap. Tetap tegas layaknya seorang pemimpin yang harus memastikan terbit dan tenggelamnya mentari. VBL menyadari bahwa Pemimpin itu harus memiliki hati seluas samudera yang tidak akan berkurang jika ditimba dan tak akan meluap jika diguyur. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts