Sabu Raijua Produksi Garam Beryodium Dengan Teknologi Geomembran

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Kabupaten Sabu Raijua mulai mengembangkan teknologi geomembran untuk memproduksi garam beriodium guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Nusa Tenggara Timur.

“Kami sudah kembangkan–teknologi geomembran–sejak Oktober 2013, dan hasil produksinya sudah diantarpulau ke Ende, Sumba serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sabu Raijua sendiri,” kata Kepala Produksi Garam Nataga, Nimrot Damanuna, Sabtu, (14/6/2014) di Seba.

Ia menambahkan kebutuhan garam iodium yang diberi merek “Nataga” itu cukup tinggi, sehingga para penambak terkadang harus mengurangi jatah untuk masing-masing wilayah pemasaran agar wilayah lainnya juga kebagian.

“Usaha tambak garam sekarang sudah sangat menjanjikan dan hasil produksinya sangat diminati oleh para konsumen. Terkadang, kami hampir kesulitan untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” ujarnya.

Usaha tambak garam oleh 19 orang petani di atas lahan seluas sekitar satu hektare itu sempat memproduksi sekitar 900 ton pada Agustus 2013. Namun, hasil produksi saat ini pada kisaran 10-15 ton dengan durasi panen antara 8-9 hari.

Nimrod mengakui pihaknya agak sedikit mengalami kesulitan saat melakukan pengepakan, karena peralatan mesin penguat kemasan masih sangat kurang dan bahan baku kemasan (bungkusan) masih dipesan dari Surabaya.

Garam “Nataga” produksi para petani penambak di Sabu Raijua itu dijual dengan harga Rp750/bungkus dengan berat bersih 350 ml. Sedang, setiap kemasan yang berisi 20 bungkus garam dijual dengan harga Rp45.000.

Ia menambahkan garam “Nataga” produksi kelompok tani Sabu Raijua itu, telah memiliki kelaikan konsumsi setelah mendapat dengan izin produksi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

Bupati Sabu Raijua Marthen Luther Dira Tome pada kesempatan yang sama mengatakan pemerintahannya akan terus memperluas usaha penambakan garam bagi petani setempat sampai 20 hektare.

Ia mengaku sudah mendapatkan tawaran untuk memasok garam ke sejumlah pabrik es di Pulau Jawa, namun belum bisa dipenuhi karena produksinya masih terbatas.

“Dengan adanya perluasan penambakan tersebut, saya optimistis permintaan sejumlah pabrik es di Pulau Jawa itu dapat dipenuhi untuk mengurangi permintaan garam dari Australia,” ujarnya.

Geomembran adalah bahan yang berfungsi sebagai tahan air, terbuat terbuat dari bahan tahan air, tahan terhadap korosi, minyak, asam dan panas tinggi.

Teknologi tersebut yang tengah dimanfaatkan oleh petani tambak garam di Kabupaten Sabu Raijua untuk meningkatkan produksi garam beriodium untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah ini, serta kebutuhan pabrik es di dalam negeri yang selama ini mendatangkan garam dari Australia. (joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 comments