Kupang, SeputarNTT.com,- Temuan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM) NTT bahwa Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tidak aman alias berbahaya bagi kesehatan harus diwaspadai oleh masyarakat. Mengingat saat ini kegiatan belajar mengajar disekolah untuk tahun ajaran baru sudah dimulai.
Untuk itu maka BPOM harus melakukan sosialisasi secara merata ke sekolah-sekolah sehingga para siswa bisa mengerti dan berhati-hati terhadap jajanan yang ada di sekitar lokasi sekolah. Hal ini dikatakan Kepala SDI Fatufeto I Johana Rihi saat ditemui di sekolahnya Senin (22/7).
Menurutnya, selama ini, BPOM belum pernah melakukan sosialisasi PJAS di sekolah tersebut, baik kepada guru-guru juga secara khusus kepada anak sekolah sasaran PJAS. Padahal lanjutnya, sosialisasi ini sangat penting karena berkaitan dengan kesehatan anak yang tidak mengetahui secara baik mengenai kesehatan makanan yang mereka beli di luar.
“Selama ini sosialisasi dari BPOM NTT itu belum pernah ada di sekolah kami, saya tidak tahu di sekolah lain apakah sudah ada sosilaisasi atau tidak . Tapi yang saya tahu selama ini belum pernah di sekolah Kami,” jelasnya.
Sejauh ini lanjut Johana, pihak sekolah hanya mengimbau siswa agar tidak mengkonsumsi PJAS yang mengandung zat berbahaya atau dianggap berbahaya, karena berdampak pada kesehatan. Imbauan tersebut dilaksanakan saat apel pagi atau saat KBM bila dipandang perlu.
Namun, Katanya, pihaknya tidak tahu persis apa saja jenis makanan yang harus diwaspadai oleh para siswa saat jajan. Terpisah, Kepala SMPN I Kupang, Isak Koroh mengatakan, dua orang guru dan enam siswa sekolahnya pernah mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan BPOM di aula El Tari, beberapa waktu lalu.
Namun sosialisasi yang dilaksanakan secara langsung kepada anak-anak di sekolahnya belum dilakukan. Pihak BPOM hanya melakukan pengambilan sampel jajanan anak sekolah yang ada di sekolah tersebut pada Februari lalu. Untuk menghindari jajanan berbahaya dan memahami bahaya-bahayanya, pihak sekolah melakukan sosialisasi dalam bentuk penyajian materi-materi dalam mata pelajaran tertentu.
“Dalam mata pelajaran olahraga itu dijelaskan terkait makanan yang sehat dan makanan berbahaya itu langkah yang kami lakukan selama ini,” jelasnya. Sebelumnya, Kepala BPOM Provinsi NTT Ruth Laiskodat berharap semua stakeholders mengambil peran dalam upaya mengeleminir beredarnya PJAS yang tidak sehat. Karena menurut Ruth, PJAS yang tidak sehat berimplikasi negatif terhadap perkembangan fisik dan intelektual anak.(Joey)