Kupang, seputar-ntt.com – Pilkada Sabu Raijua sudah bergulir. Tahapan demi tahapan telah dilalui. Ada tiga pasangan bakal calon yang akan berlaga menjadi Ratu Kolo Moto di bumi titipan hawu Miha ini. Salah satu pasangan calon yang ikut berlaga adalah Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, Takem Irianto Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba atau Paket TRP-Hegi. Rakyat Sabu Raijua sebagai pemegang kedaulatan telah membuka pintu perseorangan untuk pasangan TRP-Hegi. Pintu independen yang terbuka melalui pengumpulan KTP adalah tanda bahwa rakyat telah menggunakan kedaulatan yang mereka miliki pada tempat yang sebenarnya. Lantas apa kata para pemegang mandat itu terhadap Paket TRP-Hegi?
Yonathan Lay Riwu, salah satu pendukung yang turut memberikan KTP untuk pasangan TRP-Hegi secara tegas mengatakan bahwa apa yang dia lakukan adalah wujud dari sebuah kesadaran dalam menentukan seorang pemimpin. “Ini adalah pilihan hati tanpa ada intervensi. Negara dan konstitusi memberi ruang bagi kita sebagai rakyat untuk mengusung sendiri calon pemimpin dalam hajatan Pilkada. Oleh karena itu maka saya bersama keluarga tidak ragu-ragu mendukung dan memberikan KTP bagi pasangan ini. Kami yakin, pemimpin yang lahir dari persetujuan rakyat tanpa diwakili oleh partai politik adalah murni sebuah kesempatan untuk kami menentukan nasib dan calon pemimpin kami. Pemimpin yang lahir dari rakyat diharapkan mampu melihat secara jelas apa yang menjadi harapan rakyat itu sendiri,” kata Nathan Lay Riwu di Seba, (5/9/2020).
Warga Desa Nadawawi, Kecamatan Sabu Barat ini lebih lanjut mengatakan, ada begitu banyak harapan yang mereka taruh di pundak Paket TRP-Hegi. Terutama soal mimpi membangun Sabu yang lebih bermartabat. Dia mengatakan, waktu lalu ada pemimpin di Sabu Raijua yang begitu dekat dengan masyarakat dan memiliki semangat yang luar biasa untuk menjawab setiap kesulitan rakyat. “Karena itu kami berharap Paket TRP – Hegi bisa menghidupkan kembali mimpi yang sudah terkubur. Mimpi tentang Sabu Raijua yang lebih baik. Ada banyak janji yang tidak tuntas, ada banyak pembangunan yang juga tidak dilanjutkan. Nah semua itu kami taruh di pundak TRP – Hegi untuk melanjutkan itu semua. Kita mau Garam di Sabu kembali seperti tahun 2016, Pabrik Rumput Laut beroperasi lagi, begitu juga dengan Pabrik AMDK Oasa harus dilanjutkan. Pabrik Garam Yodium dan lain-lain yang telah menjadi sumber pendapatan bagi daerah ini. Kami titip semua harapan ini pada bapak Takem dan Bapak Hegi,” pungkas Nathan Lay Riwu.
Hal senada disampaikan oleh Warga warga Kelurahan Limaggu Kecamatan Sabu Timur, Leonard Mira. Menurutnya, semangat untuk ikut bergabung dengan koalisi rakyat dalam mengusung Paket TRP – Hegi tidak lebih dari untuk melanjutkan mimpi yang tidak tuntas. Sebagai Warga Kelurahan Limaggu dimana Pabrik Rumput Laut dan Pabrik AMDK Oasa berada merasa kecewa karena kedua pabrik tersebut kini tidak beroperasi. Pabrik rumput laut yang sebelumnya beroperasi seperti biasa kini sudah terhenti. Masyarakat yang sudah senang dengan berdirinya dua pabrik sekaligus terpaksa harus menelan ludah lantaran apa yang telah dibangun dengan uang miliaran rupiah tersebut hanya dibiarkan menjadi mubasir. Para pekerja pabrik yang sempat menggantungkan hidup dari Pabrik Rumput laut terpaksa harus kembali menjadi petani rumput laut seperti semula. Kekecewaan itulah yang membuat dirinya bersama keluarga mendukung secara langsung calon bupati lewat KTP.
“Dulu waktu bapak MDT masih ada, kami sangat senang karena Pabrik sudah beroperasi dengan baik, Air Minum sudah sempat berproduksi. Sebagai buruh pelabuhan di Biu kami juga bangga bisa angkut garam yang begitu banyak kedalam kapal ketika Tol Laut datang ke Sabu. Semua itu tiba-tiba terhenti sejalan dengan persoalan yang dihadapi oleh bapak MDT. Kami pikir ini bisa dilanjutkan, tetap harapan kami terlalu tinggi dan berakhir dengan kecewa. Nah kami berharap Paket TRP – Hegi bisa melanjutkan ini semua. Kami sempat baca di Koran bahwa TRP – Hegi akan kembali menghidupkan pabrik yang ada serta mau mengelola tambak garam secara maksimal untuk peningkatan PAD Sabu Raijua. Nah dari situ kami tidak ragu untuk bersama-sama dengan saudara lain dari berbagai pelosok di Sabu raijua untuk mengumpulkan KTP supaya pasangan ini bisa berlaga di Pilkada Sabu Raijua,” ungkap Midun, sapaan akrab, Leonard Mira.
Mantan Kepala Desa Lederaga, Kecamatan Hawu Mehara, Djadi Raga mengatakan dari pengalaman beberapa Pilkada di tanah air, banyak kader partai yang akhirnya menggunakan kendaraan politik partai lain lantaran partai politiknya mencalonkan kader lain. Hal ini menjadi semakin menarik ketika dibolehkannya mencalonkan diri malalui jalur independen. Bagi yang memang memiliki basis masa, tentu lebih merasa nyaman karena dapat langsung mengukur kekuatan dukungan suara langsung dari para pendukungnya di saat mencari dukungan dalam memenuhi syarat pendaftaran ke KPU.
“Hanya pemimpin yang lahir dari tangan rakyat saja yang akan memulai pembangunan dengan memikirkan perut rakyatnya. Pemimpin yang baik tidak akan berhenti berpikir jika rakyatnya tidak cukup pangan dan itu kami sudah baca dalam visi dan misi Paket TRP-Hegi. Kami menganggap Pasangan TRP dan Hegi adalah pemimpin yang lahir dari rakyat maka mereka sangat pantas untuk mendapatkan dukungan penuh dari rakyat,” katanya.
Ketua Tim Pemenangan Paket TRP – Hegi, Hendrik Bunga mengatakan, hakikinya kedaulatan rakyat dalam hajatan politik adalah bebas memilih siapa calon pemimpinnya secara independen tanpa ada intervensi dari pihak manapun termasuk partai politik. Alasan inilah yang membuat Paket TRP -Hegi memilih jalur perseorangan atau independen, yakni mengembalikan kedaulatan yang seutuhnya kepada rakyat dalam menentukan calon pemimpin di Sabu Raijua.
“Buruknya kinerja partai politik dalam melahirkan pemimpin-pemimpin yang cakap baik di tingkat daerah maupun pusat menyebabkan citra partai politik di mata rakyat semakin merosot. Rakyat tidak lagi percaya bahwa partai poitik mampu memberikan solusi atas krisis kepemimpinan yang terjadi. Partai politik gagal melahirkan pemimpin-peminpin yang mampu membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat,” kata Mantan Ketua Pemenangan Paket Mandiri Jilid 2 ini.
Hendrik Bunga mengatakan, sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah, maka calon independen harus mendapatkan dukungan dalam bentuk Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari masyarakat. “Kami ingin mengembalikan kedaulatan yang utuh ke tangan rakyat sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk memilih sendiri secara bebas tanpa intervensi siapa calon pemimpinnya. Terkumpulnya KTP dan memenuhi persyaratan pencalonan adalah wujud nyata bahwa masyarakat menghendaki Paket TRP – Hegi memimpin Sabu Raijua kedepan,” kata Hendrik Bunga.
Paket TRP – Hegi kata Hendrik Bunga telah membentuk Tim relawan dari tingkat Kabupaten, Kecamatan Hingga Desa dan Dusun. Salah satu tugas dari tim adalah mengumpulkan aspirasi dan dukungan dari masyarakat dalam bentuk KTP. “Rasa kecintaan kami terhadap Paket TRP – Hegi sehingga kami tidak pernah merasa lelah bekerja baik untuk mengumpulkan KTP maupun membangun konsolidasi dengan masyarakat,” tutup Hendrik Bunga. (joey rihi ga