Pantau Ancaman Kekeringan, BPBD Kabupaten Kupang Terjunkan Tim

  • Whatsapp

Oelamasi, seputar-ntt.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang saat ini tengah menurunkan tim ke wilayah Amfoang untuk memantau ancaman bahaya kekeringan di wilayah tersebut. Setelah wilayah Amfoang, tim ini akan melanjutkan ke wilayah lain di Kabupaten Kupang.
Kepala BPBD Kabupaten Kupang, Yeremias Manoe mengatakan hal ini kepada wartawan, Kamis (3/9/2014) di Kantor Bupati Kupang di Oelamasi.

“Untuk mengantisipasi ancaman bahaya kekeringan, kita tengah menerjunkan tim ke wilayah Amfoang untuk memantau ancaman bahaya kekeringan yang sering terjadi tiap tahun,” kata Manoe.
Menurut dia, wilayah Amfoang dipilih karena hamper setiap tahun terjadi ancaman gagal panen. Karena itu, jauh-jauh hari pihaknya telah menerjunkan tim kesana guna bisa dilakukan koordinasi tindakan antisipatif.

Disingung hasil pemantuan, Manoe menjelaskan, hasil pemantauan yang diperoleh timnya akan dikoordinasikan dengan instansi teknis lainnya. Sehingga jika ada ancaman gagal panen misalnya maka instansi teknis sudah tahu tindakan yang perlu dilakukan agar warga setempat tidak terancam kelaparan.

“Nanti kita koordinasi dengan instansi teknis karena dalam DPA kita tidak ada anggaran misalnya jika terjadi ancaman kelaparan akibat gagal panen,” jelas Manoe lagi.

Ditanya bencana alam yang sering melanda wilayah Kabupaten Kupang, Manoe mengaku, bencana angin putting beliung yang paling banyak menerpa masyarakat Kabupaten Kupang. Bahkan dalam kurun waktu di tahun 2014 ini terdapat sekitar 12 rumah yang rusak akibat bencana angin putting beliung tersebut. Beruntung rumah-rumah tersebut telah mendapatkan bantuan emergency.

“Kalau bantuan harus memperbaiki secara utuh rumah yang rusak tidak ada dalam DPA kami sehingga kita lakukan koordinasi dengan instansi teknis yang dalam DPA mereka ada disebutkan anggarannya,” pungkas Manoe.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan NTT Silvia Peku Djawang sebelumnya menjelaskan, sepuluh kabupaten di NTT dilaporkan dilanda kekeringan pada musim kemarau, sehingga terancam gagal tanam dan gagal panen. “Sudah ada laporan kekeringan dari sepuluh kabupaten,” kata Silvia.

Sepuluh kabupaten yang kekeringan yakni Ende, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Kupang, Nagekeo, Flores Timur, dan Sabu Raijua.
Kabupaten terparah di Sumba Timur mengalami kekeringan hebat sehingga terancam gagal panen dan gagal tanam. Sedangkan kabupaten lainnya hanya melaporkan kekurangan air pada musim kemarau ini.
“Di Sumba Timur gagal tanam dan panen,” kata Silva.
Untuk mengantisipasi bencana kekeringan ini, kata Silvia, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan dinas pekerjaan umum (PU) terkait dengan pendistribusian air bersih dan irigasi bagi petani di daerah itu. “Tim akan turun ke sepuluh kabupaten itu untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang terjadi,” kata Silvia.

Sedangkan pemerintah provinsi juga telah menyiapkan langkah antisipasi melalui stok cadangan bantuan beras untuk intervensi rawan pangan sebanyak 80,36 ton, buffer stockpenanggulangan bencana 15 ton, cadangan pangan pemerintah 200 ton, dan cadangan pangan di setiap kabupaten/kota sebanyak 1.000 ton lebih. “Jumlah stok beras di Bulog NTT masih cukup 28.788 ton,” kata Silvia. (sho)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *