Debit Air PDAM Kota Turun 80 Persen

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Kondisi penurunan  debit air yang dikelola Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kupang sejak musim kemarau  2015, masih berdampak hingga pertengahan Januari 2016. Bahkan, kemarau panjang dan hujan dengan intensitas rendah, telah menyebabkan penurunan debit air hingga 80 persen.

Demikian disampaikan Direktur PDAM Kota Kupang Noldy Mumu kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (19/1/2016).

Ia menjelaskan, kondisi penurunan debit air terdapat di beberapa unit produksi yang dikelola PDAM Kota Kupang. Penurunannya semakin tinggi yakni mencapai 80 persen dari sebelumnya pada November 2015 yang hanya 40 persen.

Penurunan tersebut terjadi di beberapa unit produksi PDAM Kota Kupang yang tersebar di tiga zona wilayah jangkauan pelayanan PDAM  Kota Kupang, yakni zona I, II, dan zona V.

Menurut Noldy, penurunan debit air dikarenakan kondisi hujan yang terjadi di Kota Kupang intentistasnya masih rendah, sehingga banyak rongga air bawah tanah pada sumur bor belum terisi.

“Untuk menaikkan debit air, dibutuhkan intensitas hujan yang terjadi selama tiga bulan, sehingga debit air pada sumur bor bisa kembali normal. Namun, kondisi hujan yang terjadi intensitasnya belum tinggi sejak Desember 2015 hingga Januari 2016,” katanya.

Dengan kondisi debit air yang belum kembali normal, lanjutnya, maka sistem distribusi air kepada masyarakat pelanggang Kota Kupang belumm bisa membaik. Hanya saja, PDAM masih terbantu dengan pasokan air dari Bendungan Tilong yang terkonek jaringannya.

“Titik-titik yang debit airnya menurun drastis  yakni di wilayah Fontein, Alak, Penkase, Liliba, dan beberapa unit sumber produksi PDAM Kota Kupang seperti Belo dan Oelon. Walaupun hujan sudah turun beberapa hari, intensitasnya belum tinggi,” urainya

Sementara disinggung soal langkah penanganan bagai titik yang debit airnya menurun, Noldy mengaku, langkah penanganan menjadi kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kupang.

Diakuinya, walau sempat dikeluhkan oleh pelanggan, namun saat ini masyarakat sudah mulai menyadari kondisi yang terjadi. Karena, distribusi air yang terhambat ini di luar faktor teknis operasional PDAM.

Untuk itu, mengatasi situasi tersebut, sejak Januari, PDAM  Kota Kupang telah membentuk tim reaksi pengaduan. Personel tim reaksi pengaduan  terdiri dari lima orang. Setiap pengaduan secara teknis, tim langsung turun untuk menanganinya.

“Berkaitan dengan masalah penyumbatan dan kebocoran, tim ini langsung tangani. Tetapi, jika berkaiatan dengan keadaan di luar faktor teknis, mereka bisa jelaskan,” kata Noldy. (riflan hayon)

Komentar Anda?

Related posts