Kalabahi, seputar-ntt.com – Karena tidak ada akses jalan dari Kampung Peitoko menuju Kecamatan Pureman, jenazah seorang ibu muda dibawa menggunakan perahu ketinting.
Jenazah yang diketahui bernama Sintike Lapuimakuni – Mopia (34), meninggal di RSUD pada tanggal 19 Juli 2020 karena menderita penyakit lambung dan paru-paru.
Jenazah Almarhumah pun diangkut dengan mobil Ambulance RSUD Kalabahi ke Peitoko, Kecamatan Pureman, Kabupaten Alor pukul 11.00 Wita dan tiba di Peitoko sekitar pukul 16.00 Wita. Jarak tempuh yang dilalui sepanjang 60 Km, melewati infrastruktur jalan yang rusak parah (belum ada aspal).
Tiba di Peitoka, peti jenazah lalu diusung masyarakat menuju pelabuhan penyeberangan Maumana Peitoka – Pureman diiringi isak tangis keluarga Almarhumah.
Jenazah lalu dinaikan ke Perahu Ketinting milik nelayan setempat untuk diantar menuju rumah kediaman Sintike, Kampung Pureman. Cuaca saat itu cukup bersahabat, laut yang sebelumnya bergelombang, pada hari itu terbilang teduh.
Perahu ketinting yang mengantar jenazah ibu tiga anak ini pun bertolak menuju Pureman sekitar pukul 16.30 Wita dengan jarak tempuh 8 Km.
Tiba di rumah duka, jenazah Almarhumah Sintike kemudian dimakamkan pada hari Senin (21/7/2020) oleh Pdt. Dearly Kamusi – Wonlele, S.Th.
Pureman, Batas Wilayah NKRI – RDTL dan Kampungnya Dua Bupati Alor.
Kecamatan Pureman merupakan Wilayah administratif yang berbatasan laut langsung antara NKRI dengan Negara Tetangga Republic Democratic Timor Leste (RDTL).
Jarak antara kampung Pureman menuju Maubara Timor Leste hanya 39,3 kilometer. Sementara jarak Pureman – Kota Kupang, 252 km dan Pureman – Jakarta, 2.014 km. (Sumber: google earth).
Pureman juga merupakan kampung asal dua Bupati Alor yakni Bupati Drs. Amon Djobo (Periode 2014-2024) dan Bupati Drs. Jacobus Djobo (Periode 1972-1984).
Kini masyarakat Pureman masih setia menanti janji Politik Bupati Amon Djobo untuk membangun infrastruktur jalan di wilayah batas Negara Indonesia itu. (*)