Panwas Flotim dan Bawaslu NTT Nyaris Adu Jotos

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Pertemuan antara Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Kabupate Flores Timur (Flotim) dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di sekretariat Bawaslu NTT, Jumat (22/8) nyaris adu jotos setelah kedua pihak beda pendapat terhadap masalah yang disampaikan Panwascam Flotim.

Ada lima masalah yang disampaikan Panwascam se- Kabupaten Flotim, yakni tunggakan pembayaran listrik, rekening air, rekening telepon, belanja bahan, dan belanja rapat. Lima masalah ini yang belum dibayar selama enam bulan pada tahun anggaran 2013 lalu, yakni Juli sampai Desember.

Sekretaris Bawaslu NTT, Ignas Jani menjelaskan, pihaknya telah melakukan pembayaran ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Flotim untuk lima masalah yang disampaikan. Rinciannya, rekening listrik sebesar Rp17 juta, rekening telepon Rp22, 8 juta, rekening air Rp17, 1 juta, dan belanja rapat sebesar Rp79, 8 juta. Juga termasuk belanja paket yang pembayarannya dalam bentuk paket sebesar Rp114 juta.

“Semua pengiriman uang untuk lima item itu, melalui transfer bank dan ada bukti transfer pun sudah ada,” ujar Ignas.

Menurutnya, persoalan yang terjadi adalah sudah ada kegiatan yang dilakukan di tingkat kecamatan tapi pihaknya belum mendapat permintaan pembayaran. Selain itu, ada pengiriman uang tapi dimanfaatkan untuk membayar kegiatan lain yang tidak ada permintaan pembayaran. Untuk sejumlah dana yang telah diberikan, harus segera dibuat pelaporan. Karena semua dana yang digunakan, akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Tidak ada fiktif dalam surat pernyataan tanggung jawab belanja (SPTB) yang dimintakan karena semua uang sudah dikirim ke kabupaten,” papar Ignas.

Penjelasan Ignas ini yang berdampak pada beda pendapat dan sempat adu jotos. Ini bermula dari tanggapan Ketua Panwaslu Flotim, Rofinus Kopong. Menurutnya, kedatangan mereka di Bawaslu karena uang operasional belum dikirim ke Flotim. Akibatnya, lima item yang telah disampaikan belum terbayar hingga saat ini. Bahkan permintaan untuk membuat SPTB merupakan fiktif.

Pernyataan yang disampaikan Rofinus ini ditanggapi balik oleh Ignas Jani. Keduanya beradu mulut dengan mempertahankan masing- masing pendapat. Dalam situasi seperti itu, seorang pegawai Bawaslu memukul lemari yang berada di bagian belakang meja pimpinan rapat yang tidak terima atas pernyataan yang disampaikan salah satu peserta rapat dari Flotim. Aksi adu jotos itu sempat dilerai oleh anggota Bawaslu NTT, Damra Saleh Pepageka dan sejumlah staf Bawaslu, karena pihak Panwaslu Flotim sudah naik pitam dengan suara tinggi.

Koordinator Panwascam se- kabupaten Flotim, Yohanes Bura Luli mengatakan, sebanyak 16 dari 19 panwascam datang ke Bawaslu menyampaikan permasalahan yang dihadapi. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mencari titik temu, karena Panwascam sudah mengeluarkan uang pribadi membiayai sejumlah kegiatan tapi belum diganti. Ironisnya lagi, diminta untuk membuat SPTB, tapi dananya tidak ada.

“Kami sudah tanyakan ke sekretariat Panwaslu Flotim, dan disampaikan bahwa belum mendapat uang sehingga belum bayar apa yang telah kami sampaikan,” papar Yohanes.(joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *