Orang Timor Sejati itu Bernama Jonathan Nubatonis

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Usianya telah senja, tapi dia tidak mau berkalang tanah tanpa menoreh sejarah. Dia sadar, jika ingin dikenang, maka ada yang harus ditinggalkan sekalipun itu tahta yang memiliki daya pikat sekalipun. Sejatinya sebagai manusia, dia akan kembali menemukan jalan ke mana dia akan pergi dan dari mana dia berasal. Ini kisah pembuka tentang seorang bernama Jonatahan Nubatonis. Orang Timor sejati yang tidak mau meninggalkan sesama sukunya berjalan sendiri di medan laga. Dia sadar, seorang panglima yang lupa pada pasukan akan terkapar di medan laga.

Jonathan Nubatonis tentu memiliki kisah yang berbeda dalam setiap cerita orang. Tentu tergantung dari sudut mana dia melihat kisahnya atau dari arah mana dia membaca perjalanan seorang Jonathan Nubatonis. Tulisan ini akan menilik dia dari sudut pandang kesetiaan pada suku, pada adat dan budaya serta pada sumpah terhadap alam dan leluhur. Untuk itu dia tak gentar saat memilih pergi. Meninggalkan semua yang telah dia tanam, lalu dirawat hingga menghasilkan buah.

Itulah kisahnya merawat Partai Persatuan Indonesia atau Perindo di bumi Flobamora. Dia memilih pergi meninggalkan partai yang telah dibangun dengan darah dan air mata hanya demi satu tujuan , tak mau meninggalkan seorang putra terbaik yang lahir dari rahim pulau Timor untuk berjalan sendiri di medan laga kontestasi Pilgub NTT. Sebagai orang tua yang lahir dan besar dalam adat Timor, Jonathan Nubatonis sadar bahwa berpolitik cukup seperlunya tapi persaudaraan akan berjalan selamanya hingga tiba diujung takdir.

Kontestasi Pilgub NTT telah membawa seorang Jonathan Nubatonis pada satu pilihan yang harus dia putuskan. Tegas tanpa ragu. Lalu tanpa bimbang dan sesal, dia lebih memilih mendukung Simon Petrus Kamlasi menjadi Gubernur NTT dibanding mendukung apa yang telah diputuskan partai. Dia seperti berlomba dengan waktu di sisa usia yang telah lanjut. Dia ingin memberi sesuatu yang terbaik dalam dirinya. Untuk sukunya, untuk pulaunya dan kebanggannya sebagai orang Timor. Mungkin dia terlalu primordial, namun dalam politik tidak ada yang berdosa selagi jalannya menuju kemenangan.

Dia sadar bahwa Orang Timor harus bersatu jika ingin meraih tampuk kepemimpinan di NTT. Sebagai suku terbesar nomer dua di NTT, Orang Timor belum pernah menjadi gubernur. 79 tahun sudah mereka hanya menjadi penonton setia, siapa yang bertahta manis di kursi NTT 1. Padahal Ibu kota provinsi ada bertengger manis di Pulau Timor. Berbagai stigma negatif dilekatkan pada suku yang dia cintai. Berganti orang dengan janji manis saat perhelatan politik telah membuatnya sadar bahwa sudah saatnya berdiri pada barisan orang sendiri.

Semangat persatuan itu harus berkobar dalam setiap hati Atoin Meto dan Oan Timor. Dia percaya jika persatuan itu bisa diwujudkan maka masa depan politik orang Timor akan cemerlang. Tak apa orang melihatnya sebagai politik primordial. Tak masalah orang menilainya negatif, tapi Jonathan Nubatonis telah bersedia menjadi lilin. Membakar dan menghabiskan dirinya untuk menerangi langkah orang lain yang terjebak dalam kegelapan yang bernama politik.

Dihadapan awak media, pada Senin, 14 Oktober 2024, Jonatahan Nubatonis menjawab tanpa gentar setiap pernyataan terkait langkah politik yang dia ambil. Sambil duduk dengan kokohnya di sofa warna coklat di gedung DPW Perindo NTT, Jonathan Nubatonis yang mengenakan kemeje berwarna merah, memaparkan alasannya kenapa harus sampai pada jalan politik saat ini. Sebagai Ketua DPW Perindo hatinya tak tenang harus melihat anak sukunya berjalan sendiri. Disisi lain, dia adalah ketua Persehatian Orang Timor atau POT yang harus berdiri tegak untuk mendukung dan membela setiap kepentingan orang Timor.

Proses politik di partai menjelang Pilkada Gubernur dan Wakil gubernur NTT, awalnya berjalan normal. Ada tiga orang yang mendaftar sebagai calon di DPW Perindo NTT. Mereka adalah Simon Petrus Kamlasi yang mendaftar sebagai bakal calon gubernur dan Adrianus Garu yang mendaftar sebagai calon wakil gubernur. Satu orang lagi yang mendaftar yakni Orias Petrus Moedak sebagai bakal calon gubernur. Semuanya berproses hingga diusulkan ke DPP untuk mendapatkan keputusan. Rupanya mekanisme yang dilakukan tidak selaras dengan keputusan yang dikeluarkan DPP. Mereka yang menjadi petinggi partai lebih memilih mendukung calon lain yang tidak mendaftar lewat Perindo NTT.

Hati Jonatahan Nubatonis mulai tawar. Dia akan berhadapan dengan sesama anak suku dalam memperebutkan kursi NTT 1. Hati kecilnya memberontak. Darah Timornya bergejolak. Dia harus mengambil keputusan sebelum perang semakin besar. Dan dia memilih untuk meningalkan Perindo sekalian mengucapkan sayonara pada calon yang didukung Perindo pada Pilgub NTT.

“Yang mendaftar di Perindo NTT yaitu pasangan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu, kemudian Orias Moedak tapi tidak mengikuti sesi wawancara. Kami juga berpikir bahwa itu kewenangan DPP. Kami ikuti proses itu sejak penetapan sampai pendaftaran di KPU NTT. Saat deklarasi pun kami mengirim utusan untuk ikut karena bertepatan dengan Musyawarah Wilayah. Di satu sisi, saya Pimpinan Parpol yang harus tegak lurus dengan keputusan partai, di sisi lain saya juga pimpinan ormas yang terjadi melalui ritual adat dengan pemotongan hewan dan dihadiri 15 ribu orang,” ungkap Jonathan.

Jonathan mengungkapkan bahwa secara adat, dirinya tidak bisa berbohong. Apalagi seluruh tokoh yang tergabung di dalam POT mendukung Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT nomor urut 3. Belum lagi, Keluarga Besar Manggarai telah mendeklarasikan diri mendukung Paket SIAGA. Sehingga menurut Jonathan, Calon Gubernur yang berasal dari Tanah Timor yakni Simon Kamlasi membuatnya tidak tenang. “Ini yang membuat saya harus jujur. Kalau sebagai Pimpinan Parpol saya bisa bicara, tapi kalau urusannya dengan ritual adat, arwah dan alam, saya tidak bisa bicara banyak,” ungkap Jonathan.

Dengan pertimbangan inilah, maka Jonathan memilih mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPW Perindo NTT, agar tidak menciderai partai dalam perhelatan poltik Pilgub NTT 2024 ini. Dia menjelaskan, SK pemberhentian dirinya sebagai Ketua DPW Perindo NTT telah dikeluarkan DPP Perindo pada tanggal 3 Oktober 2024 dan diterima oleh dirinya pada tanggal 9 Oktotober 2024. “Setelah saya terima SK dari DPP Perindo maka hari ini saya melakukan serah terima,” tandasnya.

Jonathan mengungkapkan bahwa apabila sejak awal Partai Perindo mendukung Paket SIAGA, maka dirinya tidak mungkin mengundurkan diri karena organisasi POT juga telah mendukung Paket SIAGA. “Jalan satu-satunya maka saya harus mundur dari partai yang sudah saya pimpin selama 10 tahun dengan jumlah anggota DPRD sebanyak 46 dan terbanyak di Indonesia,” ungkapnya.

Setelah mundur dari jabatan Ketua DPW Perindo NTT, tambah Jonathan, dirinya akan segera menggelar deklarasi dukungan dari Persehatian Orang Timor (POT) kepada Paket SIAGA. Deklarasi rencannya akan berlangsung di Kupang dengan menghadirkan massa kurang lebih 10 ribu orang. “Persiapan sudah kami lakukan, selanjutnya masih menunggu waktu dari Pak Simon Petrus Kamlasi dan Pak Adrianus Garu untuk bisa hadir,” jelas Jonathan.

Jonathan Nubatonis mengatakan bahwa sejauh ini POT telah bekerja keras untuk memenangkan Paket SIAGA. Dirinya juga sangat optimis kalau potensi kemenangan dalam Pilgub NTT 2024 ini ada pada Paket SIAGA. “Saya sangat optimis Paket SIAGA akan menang,” pungkasnya. (joey rihi ga).

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *