Kupang, seputarntt.com – Untuk tahun 2013 ini, investasi yang disediakan untuk pengembangan Pelabuhan Tenau Kupang sekitar Rp 105 miliar, yang semua pelaksanaan tender sampai penunjukan dilaksanakan di kantor pusat, dan kegiatan sudah berjalan.
Hal ini diakui General Manager Pelindo III Cabang Tenau Kupang, Risun Riswanto saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/10).
Secara rinci Risun Riswanto mengungkapkan, pengembangan utama adalah fasilitas pelabuhan untuk Dermaga Multipurpose yang saat ini pencapaian fisik sudah 40 persen, dan direncanakan akan selesai pada akhir Maret 2014.
“Juga pengadaan alat untuk pelayanan sura kering, perluasan Siwe 2.500 meter persegi, pelencengan talut akibat ombak besar juga sedang dalam pelaksanaan. Terus PPSA sudah 100 persen. Serta masalah interior kantor, sudah dalam persiapan pelaksanaan,” akunya.
Menurut Risun Riswanto, semua pelaksanaan tender sampai penunjukan dilaksanakan di Kantor Pusat, sedangkan di cabang hanya bertugas mengawasi. “Alasannya, karena disini masih mengalami keterbatasan SDM yang mumpuni, tentang kualifikasi masalah proses tender,” tegas Risun Riswanto.
Lebih lanjut dikatakan, masalah kegiatan bongkar muat sekarang sudah sangat lancar, sudah diatas 70 persen, karena saat ini sudah menggunakan CC, sehingga kegiatan lebih cepat. Rata-rata 20 box/jam, sedangkan pakai kerek hanya 8 box/jam. Sehingga diperkirakan untuk bongkar muat kontainer di Tenau Kupang, Kalabahi dan Waingapu sudah mencapai 64.000 feet.
“Mudah-mudahan dengan kelancaran distribusi pelabuhan dari laut ke darat ini, akan membawa dampak positif bagi ekonomi Kupang, khususnya Daratan Timor, dan NTT pada umumnya,” harap Risun Riswanto.
Kegiatan lain yang sekarang lagi dibangun, tandas Risun Riswanto, yakni tanki minyak WVO untuk melayani kebutuhan PLN, dimana lokasinya berada di dalam pelabuhan, tepatnya disebelah tanki aspal.
Pada kesempatan tersebut, Risun Riswanto juga menjelaskan, masalah bongkar muat GC sekarang hanya pada barang-barang tertentu, sebab yang lainnya sudah menggunakan kontainer.
“Jadi katakan kalau kita bicara data sudah 85 persen itu bongkar muat sudah menggunakan kontainer. Barang-barang GC ini, barang yang tidak bisa masuk kontainer, contohnya alat PLTU itu yang beratnya mencapai 6.600 ton dari China. Bahkan dalam waktu dekat akan datang lagi alat-alat PLTU dari China juga sekitar bulan November atau Desember,” terang Risun Riswanto.
Untuk pengembangan tahap kedua PLTU, akunya, yang sekarang kapasitas 16 Mega, tapi nanti tahap kedua sesuai informasi akan dibangun dengan kapasitas lebih besar, yakni 18 Mega, yang diperuntukan bagi kebutuhan pulau Timor.
“Yang paling penting kelancaran pelabuhan ini terhadap multi effect player adalah ekonomi daerah, sehingga bisa menekan inflasi. Dan sekarang juga mulai ada peningkatan bongkar muat kontainer setiap hari atau minggunya, dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru sekarang sudah mulai, mungkin ada 6 kapal, tapi cukup lancar, tidak ada hambatan lagi didalam pelabuhan,” urai Risun Riswanto. (joe)