Hary Tanoe: Seorang Pemimpin Negara Harus Punya Integritas

  • Whatsapp

Kupang, seputarntt.com – Calon Wakil Presiden Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Hary Tanoesoedibjo, mengatakan, menjadi pemimpin negara tidaklah mudah, karena harus memiliki integritas dan kompetensi.
“Dua hal itu menurut saya butuh perjuangan dan komitmen hati yang bernurani,” katanya kepada wartawan saat temu media di Kupang, Jumat.

Hary Tanoe yang akrab dipanggil HT berada di Kupang ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membuka sekaligus memberikan pembekalan caleg Partai bernomor urut 10 itu.

Dia mengatakan, dalam integritas, terdapat nilai kejujuran, ketulusan serta semangat pengabdian kepada masyarakat yang dipimpin. Dan itu membutuhkan sebuah pengorbanan tulus tanpa pamrih. Dengan kejujuran, ketulusan dan semnagat pengadian yang ada, seorang pemimpin akan menempatkan nilai kemanusiaan pada aras yang tepat, dengan tetap menjaga nilai-nilai serta norma hukum yang berlaku.

Dengan kondisi itulah, upaya penegakan hukum akan bisa berjalan dengan adil, karena upaya penegakan dilakukan dengan penuh ketulusan dan kejujuran.

Sedangkan pemimpin yang memiliki kompetensi, sangat berkaitan dengan penguasaan strategi dan kebijakan dalam upaya pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran seluruh warga negara.

“Saya sangat menguasai hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi bisnis, sehingga saya kira bisa saya gunakan untuk memajukan perekonomian masyarakat. Sedangkan Pak Wiranto sangat berkompenten di bidang birokrasi dan keamanan negara,” katanya.

Terkait pemetaan wilayah unggulan dan tidak unggulan Partai Hanura, HT mengaku belum bisa dilakukan, walaupun dari hasil survei sudah tergambar pemetaan tersebut. Dengan gambaran yang ada tersebut, lanjut dia, Partai Hanura akan terus bekerja keras, sehingga bisa mengubah dan memperbaiki peta wilayah yang telag tergambar tersebut.

“Pada wilayah yang kuat akan terus diperkuat dan di wilayah yang dianggap lemah, akan diperkuat untuk kuat,” kata HT.

Terhadap kemungkinan adanya hembusan isue etnis dan agama terhadap HT, oleh sejumlah ormas tertentu, sebagaimana yang dialami Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), HT mengaku tidak gentar.

Menurut dia, hal yang penting dilakukan untuk menampik sejumlah isue tersebut, hanya dengan menempatkan semua persoalan sosial, termasuk persoalan hukum pada tempatnya, tanpa pandang bulu. Dengan begitu, tergambar ketegas dari seorang pemipin.

“Yang salah ya salah, jangan dibenarkan. Tetapi yang benar juga harus tetap benar jangan disalahkan,” katanya.(joe)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *