Guru Mogok Mengajar, Siswa SMK St. Elisabeth Lela Gelar Aksi Damai

  • Whatsapp

Maumere, Seputar-NTT.com – Aksi mogok kerja dan mengajar yang dilakukan selama ini oleh para guru dan pegawai di SMK St. Elisabeth Lela menuntut para siswa/i untuk melakukan aksi unjuk rasa secara damai. Aksi ini terjadi pada, Kamis (19/1/2017) siang.

Para siswa secara bersama-sama berjalan menuju kantor Yayasan St. Lukas Keuskupan Maumere untuk menyampaikan aspirasi mereka. Para siswa diterima oleh ketua Yayasan, Gabriel Basa dan pengawas Yayasan Agripinus Yoseph. Hadir pula anggota komite sekolah dan Anggota DPRD Kabupaten Sikka Fraksi PAN, Charles Luasa.

Perwakilan siswa meminta pihak Yayasan agar segera mengaktifkan kembali kegiatan belajar mengajar lantaran banyak guru yang sudah berhenti mengajar sejak bulan april 2016 lalu.

Demikian juga perwakilan dari para guru, Yanti menyatakan bahwa para guru dan pegawai merasa kecewa dengan pihak Yayasan karena tidak pernah berupaya untuk bertemu dan menjelaskan persoalan tersebut, bahkan ada perwakilan dari para guru yang berusaha untuk bertemu dengan Yayasan pun selalu ada berbagai macam alasan.

“Kami merasa semacam disepelekan dan dari pihak Yayasan juga terkesan masa bodoh maka para guru harus melakukan Aksi mogok dan siswa pun harus unjukrasa untuk membuka mata Yayasan,” tutur Yanti.

Atas permintaan itu, pihak Yayasan yang diwakili  langsung oleh ketua Yayasan mengatakan akan segera mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan di SMK St. Elisabeth Lela.

“Kami berjanji akan membahas persoalan ini secepatnya di tingkat yayasan sehingga selambat-lambatnya pada hari senin depan kegiatan belajar mengajar sudah bisa berjalan dengan normal,” papar Gabriel.

Usai bertemu dengan para siswa, pengurus Yayasan langsung menuju ke Sekolah SMK St. Elisabeth untuk melakukan pertemuan dengan para guru dan pegawai yang melakukan  aksi mogok kerja tersebut.

Sementara itu, Charles Luasa menegaskan bahwa persoalan ini harus segera diselesaikan mengingat anak-anak yang datang ke sini dituntut untuk membayar kewajibannya . untuk itu mereka harus mendapatkan hak untuk menerima pengajaran dari guru.

“Masalah ini harus segera tuntas, jika tidak kami akan laporkan hal ini ke Dinas PPO supaya dana BOS tidak usah dialokasikan ke sekolah ini. Jangan buat begini sehingga anak-anak yang dikorbankan,” imbuh Charles.

“Kita akan segera melakukan RUA di tingkat yayasan sehingga persoalan ini bisa terselesaikan. Kalau begini yang rugi adalahanak-anak ini,” sambung Gabriel.

Agripinus Yoseph juga sangat menyesalkan kejadian dan persoalan yang dialami di SMK.St. Elisabeth Lela. Menurutnya sudah seharusnya pihak sekolah menanganinya dengan memanggil para guru dan pegawai yang mogok untuk masuk kembali bekerja.

“Sesegera mungkin Kepala Sekolah harus membuat rapat sekolah sehingga masalah ini bisa selelsai kalau tidak maka semakin lama anak-anak tidak mendapat pengajaran,” ujar Agripinus.

Menanggapi permintaan dari perwakilan Yayasan, kepala sekolah SMK St. Elisabeth Lela, Drs. Servatius Hyasintusmengatakan bahwa kegiatan KBM selama ini masih tetap berjalan walau beberapa orang guru dan pegawai melakukan mogok kerja.

“Kegiatan KBM di sini tetap berjalan namun yang datang mengajar hanya 4 org guru yg berstatus sebagai PNS yang diperbantukan di sini.Sedangkan sekitar 10 orang guru yang berstatus guru honor dan kontrak benar sejak hari Senin tgl 16 Januari 2017 hingga saat ini tidak masuk sekolah,” terang Servatius.

Pantauan seputar-ntt.com, aksi unjuk rasa damai dan pertemuan tersebut diamankan oleh Anggota Polsek Lela yang dipimpina Kapolsek Lela,Iptu Emanuel Kasasar. Aksi ini berjalandengan aman hingga masing-masing orang membubarkan diri pukul 12.30 Wita.(chs)

Komentar Anda?

Related posts