Diduga Kontak Langsung Dengan Pasien Positif Covid-19, 46 Sampel Akan Di Swab

  • Whatsapp

Kalabahi, seputar-ntt.com – Diduga melakukan kontak langsung dengan pasien pertama di Alor yang positif terinfeksi covid-19, sekitar 46 orang diambil sampel untuk dilakukan analisa swab.

Ke 46 orang tersebut terdiri dari 41 orang tenaga kesehatan (Nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi serta 5 orang keluarga pasien.

Hal ini disampaikan juru bicara satgas gugus tugas covid-19 Kabupaten Alor, Ferdi I Lahal kepada media dalam keterangan pers di Kalabahi, Senin, 31/8/2020 siang.

“Kemarin (29/8) jam 1 siang semua sudah diambil sampelnya untuk dikirim ke Kupang. Sementara hasilnya kita tunggu beberapa hari kedepan sudah datang. Untuk itu kita berdoa semoga semuanya negatif,” kata Ferdi Lahal.

Ia menambahkan, jika hasil swab ada yang dinyatakan positif maka pihaknya akan terus melakukan penelusuran seperti yang telah dilakukan pada pasien pertama.

“Jadi langkah-langkah ini bertujuan untuk bagaimana memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Alor,” ujarnya.

Sementara tindakan lapangan yang diambil tim dan Dinas Kesehatan, lanjut mantan Camat Abal ini, lokasi di wilayah pasien berdomisili akan dilakukan penyemprotan disinfektan.

“Lokasinya di RT 04 RW 02 Kelurahan Mutiara. Selain penyemprotan, juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar sehingga ini tidak menjadi persoalan, sebab pasti ada kontak langsung pasien dengan warga sekitar. Masyarakat juga pasti tidak nyaman lagi,” sambung Ferdi yang juga menjabat Asisten I.

Kepada mereka yang sementara diambil sampelnya untuk di swab, dirinya meminta agar mengendalikan diri sebagai suatu upaya langkah pencegahan.

“Kami harap mereka tetap melakukan isolasi mandiri di rumah serta menjauhi kontak langsung dengan siapapun,” tegasnya.

Atas kejadian ini, Ferdi Lahal menyampaikan jika tanda merah ini merupakan warning bagi semua masyarakat Alor agar semakin waspada serta disiplin untuk menjalankan protokol kesehatan.

“Hal ini menjadi perhatian penting kita bersama sehingga mata rantai bisa diputuskan dan kita kembali ke zona hijau,” harapnya.

Terkait dengan pasien positif yang sementara menjalani isolasi mandiri di rumah karantina covid-19 Kabupaten Alor Kadis Kesehatan, dr. Maya mengatakan, pasien tersebut masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Kalau kita berpedoman pada penanganan covid yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI revisi kelima, status OTG itu disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah,” ucap dr. Maya.

Namun setelah dilakukan tracking ke rumah pasien, lanjut Kadis Kesehatan, ternyata rumah pasien tidak ada tempat yang layak untuk dilakukan isolasi mandiri, sehinga pihaknya mengarahkan agar dilakukan isolasi mandiri di rumah karantina Kabupaten, bekas gedung Bank NTT.

“Langkah berikutnya adalah kita melakukan penelusuran mulai dari keluarga dalam rumah dan tempat kerja untuk di swab kemudian dilaporkan ke Dinkes Provinsi. Untuk keluarga pasien yang di Kupang, mereka kooperatif juga jika dilakukan pengambilan swab,” ungkapnya.

Terkait klaster sendiri menurut dr. Maya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan, sebab dari riwayat perjalanan yang ada, pasien bisa terinfeksi di Kupang, atau perjalanan di kapal, atau tidak menutup kemungkinan bisa kena di Alor.

“Selama kita zona hijau, tidak tertutup kemungkinan, banyak OTG yang berkeliaran di daerah ini,” tandasnya singkat. (*Pepenk).

Komentar Anda?

Related posts