Begini Alasan Penunjukan Desa Fanating Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Kecamatan Telmut

  • Whatsapp

Kalabahi, seputar-ntt.com – Usai ditunjuk sebagai tuan rumah pada perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kecamatan Teluk Mutiara, Kepala Desa (Kades) Fanating, Yermias A Karbeka mengatakan, ceritra sejarah dan warisan leluhur tentang toleransi harus terus dipertahankan oleh kita semua.

“Kami bersyukur dan berterimakasih walaupun muslim diwilayah saya hanya beberapa saja tetapi dikasi kepercayaan untuk menyelenggarakan MTQ,” tegas Kades usai rapat bersama di Aula Kantor Kecamatan, Senin, 2/2/2022 pagi.

Kendati demikian, Yermias mengungkapkan seluruh masyarakat baik itu jemaat gereja, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda siap untuk mensukseskan kegiatan tersebut.

“Setelah ini saya akan mengagendakan rapat bersama seluruh aparat desa dan masyarakat untuk rapat persiapan dan pemantapan. Kalau tidak ada halangan, mungkin kami akan menunjuk Ibu Pendeta untuk menjadi ketua panitia MTQ,” ujarnya.

Kades lalu menyampaikan, sebelum penunjukan Desa Fanating jadi tuan rumah lewat rapat bersama, mereka juga sudah memintanya terlebih dahulu karena berangkat dari ceritra masa lampau.

“Saya mohon dikoreksi kalau saya salah. Menurut ceritra, waktu itu Bapak Hasan Kida membuka gereja diseberang lautan atas perintah Raja dari Dulolong. Gereja tersebut kemudian diberi nama Beawatang, dan Bapak Hasan Kida pun langsung jadi Koster. Setiap minggu beliau bunyikan lonceng gereja, kemudian hari jumad beliau shalat jumad di Bokabesi,” ungkap Karbeka singkat.

Ditempat terpisah, Camat Telmut, Mohammad Ridwan Nampira mengatakan, alasan penunjukan Fanating jadi tuan rumah MTQ ini adalah untuk melanjutkan cerita sejarah toleransi yang sudah diwariskan para leluhur.

“Tugas kita sebagai anak cucu adalah menjaga, merawat dan melestarikannya. Kami pun bersepakat, seluruh panitia itu dari saudara-saudara yang non muslim. Setelah ini juga kita rapat bersama di Fanating dan semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan MTQ itu kita bicara bersama di Gereja,” tutup Rid Nampira. (*Pepenk)

Komentar Anda?

Related posts