Wamendagri Kagum pada Inovasi Kota Kasih: Ramah, Beres dan Pasti

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com — Di bawah langit yang memayungi Kota Kasih sore itu, langkah Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, terhenti sejenak di depan Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Kupang. Wajahnya menampakkan takjub yang tulus, seolah menemukan denyut pelayanan publik yang hidup, bukan sekadar administrasi kaku, melainkan pelayanan yang berjiwa.

“Yang saya rasakan di sini adalah keramahtamahan,” ujarnya dengan senyum yang menular. “Mungkin karena Pak Walinya juga ramah, jadi semua tertular keramahan itu. Dan itu—itu yang paling penting.”

Ucapan sederhana, namun menggema dalam ruang yang penuh semangat perubahan. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo dan Wakil Wali Kota Serena C. Francis, wajah pelayanan publik di Kota Kupang kini tak lagi dingin dan birokratis. Ada sentuhan kemanusiaan di balik setiap meja pelayanan. Ada senyum di balik setiap formulir.

Di MPP Kupang, inovasi bukan hanya slogan. Di sana, lahir sebuah tagline yang kini menjadi semangat bersama: Besti, Beres dan Pasti. Bukan sekadar permainan kata, tetapi perwujudan niat: agar setiap urusan masyarakat diselesaikan dengan tuntas dan tanpa ragu.

Dalam ruang yang tertata rapi itu, Wamendagri juga menemukan satu sudut istimewa pojok curhat warga. Sebuah ruang kecil, sederhana, namun menyimpan makna besar. Di sanalah masyarakat bisa berbagi cerita, keresahan, dan harapan.

“Warga perlu didengarkan,” kata Bima Arya lembut. “Inilah esensi pelayanan publik bukan sekadar memudahkan, tapi juga membahagiakan.”

Tak hanya di MPP, inovasi juga bergulir di rumah sakit kebanggaan warga, RSUD S.K. Lerik.

Pemerintah Kota Kupang menyiapkan Dana Pengamanan Kesehatan Layanan Kegawatdaruratan sebesar Rp 3 miliar, diperuntukkan bagi mereka yang tengah berjuang antara hidup dan mati namun terhenti oleh persoalan biaya atau dokumen kependudukan.

“Inilah bentuk nyata kepedulian,” ungkap Bima Arya kagum. “Program ini bukan hanya bagus, tapi menyentuh esensi kemanusiaan.”

Ia menambahkan, bila Pemkot Kupang mampu mempertahankan standar pelayanan seperti ini, bukan mustahil pemerintah pusat akan memberikan dana insentif tambahan sebagai penghargaan.

Sementara itu, Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menjelaskan bahwa program dana kegawatdaruratan tersebut tertuang dalam Peraturan Wali Kota Kupang Nomor 18 Tahun 2025.

“Ini bukan hanya angka, tapi tekad kami memastikan tak ada warga yang kehilangan nyawa hanya karena terhambat urusan administrasi,” tutur Christian dengan nada tegas namun teduh.

Keberhasilan pelayanan publik Kota Kupang juga tak lepas dari sinergi lintas pihak. Salah satunya, kerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undana Kupang, yang menugaskan dua mahasiswa di setiap kelurahan untuk membantu pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi pelaku UMKM. Hasilnya, target capaian izin usaha pun melesat melebihi ekspektasi.

Di ujung kunjungan, Wamendagri berdiri sejenak di teras MPP. Pandangannya menyapu kota yang sore itu diterpa lembut cahaya jingga.

Kupang, yang dulu dikenal dengan panas dan anginnya, kini mulai dikenal dengan semangat inovasinya.

Sebuah kota yang perlahan menulis kisah baru—tentang pelayanan yang bukan hanya cepat, tapi juga penuh kasih.

Di tanah berdebu dan berangin ini, Pemerintah Kota Kupang menanam benih pelayanan yang berjiwa.

Dan barangkali, suatu hari nanti, ketika rakyat berbicara tentang pelayanan publik yang manusiawi, mereka akan mengingat bahwa jejak perubahan itu pernah dimulai dari Kota Kasih.(*adv)

Komentar Anda?

Related posts