Takut Terlambat, Softcoppy Kurikulum 2013 Telah Dikirim ke Sekolah

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Mengantisipasi terlambatnya pendistribusian buku kurikulum 2013 pegangan guru dan siswa, pemerintah telah mengirim softcoppy dalam bentuk compaq disc (CD) ke sekolah- sekolah penyelenggara pendidikan.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Piter Sinun Manuk kepada wartawan di Kupang, Selasa (19/8/2014).

Piter menjelaskan, walau masih terdapat kekurangan, tapi Kurikulum 2013 tetap diterapkan. Bahkan sejak awal tahun pelajaran 2014/2015 pada Juli lalu, kurikulum ini secara serentak sudah dilaksanakan di semua sekolah.

Tentang hampir semua sekolah belum mendapat buku pegangan guru dan siswa, Piter sampaikan, pemerintah telah mengambil langkah antisipasi, salah satunya dengan mengirim CD yang berisi tentang kurikulum yang menjadi pegangan guru dan siswa. Sekolah- sekolah sudah terima CD kurikulum 2013 dimaksud.

“Namun sekolah punya pemahaman yang beragam soal CD yang telah diterima itu. Ada yang menggandakan untuk diberikan kepada guru dan siswa, tapi ada sekolah yang tidak mau gandakan dengan alasan tidak ada uang untuk penggandaan,” kata Piter.

Pada kesempatan itu mantan Kepala Dinas Sosial NTT ini menyampaikan, terkait keluhan soal fasilitator kurikulum 2013 tingkat kabupaten/kota yang belum paham secara detail tentang kurikulum, diharapkan para guru dapat memahaminya. Walau demikian, para guru dan fasilitator terus mempelajari buku- buku yang telah diterima. Kalaupun buku belum diterima, bisa memanfaatkan isi CD yang telah ada di sekolah masing- masing.

Gubernur Frans Lebu Raya mengungkapkan, walaupun buku kurikulum belum diterima, tapi soalisasi tentang penerapan kurikulum ini sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Tidak ada petunjuk teknis (Juknis) untuk menggandakan buku kurikulum karena pihak percetakan terlambat mencetak dan mendistribusikannya.

“Memang pada saat- saat awal penerapan kurikulum 2013 seperti ini, terdapat kendala. Tapi akan dilakukan penyesuaian dalam perjalanan,” ujar Lebu Raya.

Lebu Raya menambahkan, untuk pendidikan guru agar jenjang pendidikan guru minimal strata satu (S-1), secara bertahap sedang diatasi. Bahkan sedang dilakukan kerja sama dengan perguruan tinggi negeri di NTT, yakni Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Diharapkan, dengan adanya kerja sama ini, pada saatnya tidak ada lagi masalah soal pendidikan guru.(joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *