Kupang, seputar-ntt.com – Persentasi perubahan jumlah penerbangan pada bulan Juni 2024 dibandingkan dengan Mei 2024, pada dua bandara alami peningkatan tertinggi, yakni Bandara Hasan Aroeboesman Ende dan Wunopito Lewoleba Lembata.
“Persentase peningkatan di Bandara Hasan Aroeboesman Ende mencapai 34,94 persen, dan Wunopito Lewoleba Lembata sebesar 33,33 persen,” jelas Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Banggu Kale saat jumpa pers di aula Kantor BPS NTT, Kamis (1/8/2024).
Sedangkan jika dilihat dari perubahan jumlah penerbangan, tegas Matamira Kale, Bandara dengan peningkatan jumlah penerbangan tertinggi adalah Bandara El Tari, Kupang sebanyak 84 penerbangan.
“Tapi untuk Bandara dengan penurunan jumlah penerbangan terbanyak adalah Bandara Fransiskus Xaverius Seda-Maumere, Sikka yakni hanya 21 penerbangan,” ungkap Matamira Kale.
Menurut Matamira Kale, jika dilihat dari persentase perubahan jumlah penumpang Juni 2024 dibandingkan dengan Mei 2024, dua bandara dengan peningkatan tertinggi adalah Bandara Wunopito Lewoleba, Lembata sebesar 47,80 persen, dan Bandara Frans Sales Lega Ruteng, Manggarai yakni 44,88 persen.
“Dilihat dari perubahan jumlah penumpang, maka bandara dengan peningkatan jumlah penumpang tertinggi adalah Bandara Eltari, Kupang sebanyak 10.426 orang, dan bandara dengan penurunan jumlah penumpang terbanyak adalah Bandara Fransiskus Xaverius Seda – Maumere, Sikka yakni 2.003 orang,” papar dia.
Pada kesempatan tersebut, Matamira Kale juga menyebutkan bahwa pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi NTT sebesar 0,85 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,35.
“Inflasi tertinggi terjadi di Maumere sebesar 1,90 persen dengan IHK sebesar 106,37, dan Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebesar 1,25 persen dengan IHK sebesar 104,06,” ungkap Matamira Kale.
Dijelaskan Matamira Kale, Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga, yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,56 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,79 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,17 persen.
“Disamping itu juga kelompok kesehatan sebesar 0,67 persen, kelompok transportasi sebesar 0,34 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,93 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,18 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,03 persen,” urai dia.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,18 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,70 persen. (joey)