Kefamenanu, seputar-ntt.com – Dukungan Bank NTT untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat terus menuai sukses. Dan keberhasilan itu benar-benar nyata dialami masyarakat desa binaan Bank NTT. Sebut saja masyarakat di Desa Napan Kecamatan Bikomi Utara Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ditengarai, Tim Juri Desa Binaan Bank NTT dan dan Festival PAD tahun 2022, saat berkunjung ke Desa Napan. Tim yang dikomandani STENLY Boymau itu dibuat terkagum-kagum setelah melihat aneka produk yang dihasilkan oleh tangan-tangan trampil warga desa.
Adalah Antonis Anton mengakui keberpihakan Bank NTT terhadap usaha masyarakat dalam meningkatkan ekonomi di kesejahteraan hidup warga Desa Napan.
“Dari perkampungan dan desa yang dulunya kumuh, kini sudah berubah. Dari usaha kecil-kecilan tapi berkat dukungan Bank NTT, usaha masyarakat kini terus meningkat,” kata dia.
Kita ketahui bersama, sambung dia, sebagai desa di border area (perbatasan negara, red) antara Indonesia dengan Timor Leste, Desa Napan terkesan jauh dari perhatian pemerintah.
Namun belakangan ini setelah terbangunnya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) ditambah lagi dengan sentuhan program Desa Binaan dari Bank NTT, beber Anton, dari kolaborasi ini telah berhasil menghantar masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.
Hasil dari kolaborasi antara Pemerintah Desa Napan dengan Bank NTT, sambung dia, salah satunya adalah membentuk sejumlah kelompok tenun ikat yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Napan. Ada juga usaha kuliner dari produk olahan bahan makanan dan minuman khas.
“Kami punya tenunan yang coraknya beaneka ragam. Semuanyaa hasil karya ibu-ibu di Napan. Ini semua produk dijual di pusat penjualan yang terletak di halaman rumah ini,” kata Anton.
Dia juga bersyukur karena usaha masyarakat kian maju. Keuntungannya bernilai jutaan rupiah.
“Dari usaha ini, banyak menghidupi rumah-rumah tangga disini. Anak-anak kami pun bisa kuliah,” ucap Anton sembari menyampaikan kalau usai menerima tim juri di rumahnya, keesokab harinya dia harus segera ke Kupang menghadiri wisuda anaknya.
“Anak saya bisa menamatkan kuliahnya dari usaha ini,”tegasnya dengan wajah sumringah.
Menjawab bentuk dukungan Bank NTT, kta Anton, pihak bank memfasilitasi kelompok ini dimana setiap transaksinya menggunakan kanal yang disiapkan oleh Bank NTT.
Bank NTT Beri Apresiasi
Mewakili Bank NTT, Stenly Boymau saat itu memberi apresiasi atas berbagaai terobosan yang sudah dilakukan oleh pemerintah Desa Napan dan IKM Suka Maju pimpinan Antonius Anton yang kini kian berkembang maju.
“Jika pada Agustus kemarin, kami mendapat ceritra bahwa desa ini masih belum begitu bergeliat kelompok usahanya. Tapi dalam waktu dua bulan, perubahannya sangat drastis. Hampir 100 persen. Tempat usahanya sudah bersih, sehat, penataan produk yang dijual pun sudah bagus, belum lagi setiap produk memiliki packaging yang menarik,” ucap konsultan Bank NTT ini.
Tapi dibalik puja-pujinya, Stenly mengingatkan agar terus meningkatkan kualitas penjualan. Jadi jangan hanya peningkatan jumlah produk lalu abaikan kualitas produk.
Baginya, sebaik apapun kualitas produk yang dijual, jika dimasukkan dalam wadah yang kurang menarik, maka akan berpengaruh pada daya beli konsumen. Apalagi, Bank NTT sudah memfasilitasi pelaku usaha dengan mendesain wadah yang bagus, menarik, serta membantu dari sisi perijinan, labelisasi, maupun sertifikasi oleh lembaga yang bertanggungjawab.
“Labelisasi serta sertifikasi ini menjadi garansi tentang kualitas produk yang kita jual. Orang lain menganggap ini sepele, namun sebenarnya penting,”tegasnya lagi.
Dia menyarankan agar IKM Suka Maju terus meningkatkan produktifitasnya. Semakin memperluas jangkauan pemasarannya, serta menjalin komunikasi dengan PLBN Napan agar produk mereka pun masuk area PLBN.
Menurut Stenly, Napan sebagai etalase Bangsa Indonesia yang harus optimal dimanfaatkan. Produk-produk tenunan yang dihasilkan harus didesain agar ramah dengan kondisi milenial saat ini.
Misalnya asesoris seperti anting, gelang, serta aneka produk lainnya harus berbahan dasar tenun. Sehingga tenun tidak saja dijual selembar utuh.
“Ada percahan kain tenun dibuatkan asesoris dalam aneka bentuk. Nah tentu ini menarik dan akan mendatangkan keuntungan yang lebih,”pungkasnya. (*)