Diperlakukan Tak Adil Saat Debat Calon Bupati, Jurnalis Boikot Pemberitaan KPU TTS

  • Whatsapp

So’e, seputar-ntt.com – Para jurnalis yang tergabung dalam Forum Wartawan (Forwan) TTS dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) kabupaten TTS menyatakan sepakat untuk memboikot seluruh pemberitaan yang berkaitan dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Timor Tengah Selatan. Langkah ini diambil setelah insiden pada debat perdana Pilkada yang berlangsung di Gor Nekmese pada 25 Oktober 2024, di mana media lokal merasa diabaikan.

Sekretaris Forum Wartawan Kabupaten TTS, Paulus Papa Resi, SH, mengungkapkan kekecewaannya terhadap perlakuan KPU. Hanya dua media cetak yang diundang, keduanya tidak memiliki reporter yang berbasis di TTS. “Kami sangat kecewa. Seharusnya semua media diperlakukan sama. KPU seharusnya menghargai hak kami sebagai media lokal yang aktif di daerah ini,” tegasnya.

Paul menjelaskan bahwa meskipun media lokal berkomitmen untuk meliput acara penting, mereka tidak mendapatkan undangan. Di sisi lain, dua media cetak yang tidak memiliki keterwakilan di daerah ini justru mendapatkan akses penuh. “Hal ini sangat disayangkan. Kami bertanya-tanya, mengapa KPU tidak melibatkan kami?” cetusnya.

Lebih lanjut, Paul menyoroti perlakuan tidak adil terhadap wartawan lokal yang sudah hadir dan diarahkan untuk meliput tetapi kemudian diminta untuk pindah ke lokasi lain. “Kami sudah datang dan bersiap untuk meliput, tetapi perlakuan ini jelas tidak adil,” tambahnya.

“Kami sudah bersepakat untuk memboikot seluruh pemberitaan yang berkaitan dengan KPU TTS,” tutup Paul.

Ketua SMSI Kabupaten TTS, Lefinus Asbanu, S.Pd, juga menyatakan keprihatinan yang sama, menegaskan pentingnya perlakuan yang adil terhadap semua media. “Kami datang untuk meliput dan memastikan semua informasi disampaikan dengan tepat. Tidak seharusnya ada perbedaan perlakuan,” ujarnya.

Lenzo, salah satu anggota SMSI, menambahkan dukungannya terhadap keputusan boikot. “Kami semua bersepakat untuk memboikot pemberitaan yang berkaitan dengan KPU Kabupaten TTS,” katanya.

Kekhawatiran ini menunjukkan pentingnya inklusi media lokal dalam kegiatan-kegiatan pemilu. Media lokal, yang memiliki pemahaman lebih mendalam tentang konteks dan dinamika daerah, sangat dibutuhkan dalam acara-acara seperti debat publik.

Hingga berita ini diturunkan, pihak KPU Kabupaten Timor Tengah Selatan belum dapat dihubungi untuk memberikan tanggapan atau klarifikasi terkait situasi ini. (*)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *