Ini Kata Pelaku Pariwisata di Rote Ndao Soal Festival Mulut Seribu

  • Whatsapp

 

Nembrala, seputar-ntt.com – Pelaku Pariwisata di Kabupaten Rote Ndao menyambut baik kegiatan Festival Mulut Seribu yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Rote Ndao. Diharapkan kegiatan ini bisa memberi manfaat jangka panjang bagi kemajuan pariwisata maupun berdampak baik bagi perekonomian masyarakat di Kabupaten terselatan di Indonesia ini.

“Untuk saat ini belum ada efek langsung bagi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kita berharap kedepan nanti akan memberi manfaat yang positif bagi kemajuan pariwisata di Rote Ndao,” ungkap Pemilik Anugerah Resort, Erasmus Frans di Nembrala, Jumat, (15/10/2019).

Mus Frans sapaan akrab Erasmus mengatakan, ada beberapa kemungkinan kenapa belum ada peningkatan tamu dalam kegiatan festival mulut seribu. Yang pertama, nilai objek yang dipromosikan belum terlalu dikenal. Hal lain adalah waktu promosi yang tidak lama padahal untuk melakukan perjalanan wisata membutuhkan perencanaan yang matang.

“Hal yang ketiga dan sangat penting adalah siapa yang menggelar kegiatan festival itu. Sebab jika hanya pemerintah yang adakan tanpa melibatkan pihak ketiga maka akan sulit untuk terselenggara dengan baik. Tidak akan hit kegiatan itu jika hanya pemerintan yang lakukan,” ungkap Mus yang juga Anggota DPRD  Kabupaten Rote Ndao dari partai Hanura tersebut.

Dia berharap kegiatan festival ini bisa terjadwal dengan baik dan pada waktu yang sama sehingga para wisatawan bisa merencanakan perjalanan mereka. “Dampak dari kegiatan ini kita lihat nanti tahun depan sehingga kita harap jadwalnya harus tetap. Secara lembaga, Kami dari DPRD tetap mendorong supaya kegiatan ini bisa berjalan dengan baik. Ini Program yang baik dari Pak Gubernur dimana ada sharing dana dengan Kabupaten untuk gelar kegiatan seperti ini,” papar Mus Frans yang sudah dua periode menjadi Anggota Dewan.

Mus Frans mencontohkan, pada tahun 2000, Bupati Kupang, Ibrahim Agustinus Medah juga menyelenggarakan festival selancar di Nembrala. “Tahun 2000 Pak Medah menggelar festival selancar. Setelah 5 tahun kemudian baru dampaknya mulai terasa. Nah harapan kita dengan adanya Festival mulut seribu bisa mengangkat daerah Landu Leko menjadi daerah wisata baru. Dan kita harap masyarakat disana akan memiliki tourism minded atau wawasan pariwisata,”pungkas Mus Frans. (joey)

Komentar Anda?

Related posts