Pekerjaan Hotmix Dinilai Lamban, Warga Oeleta Tutup Jalan

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Pekerjaan hotmix  di jalan raya Oeleta, Kelurahan Alak, Kota Kupang yang dinilai lambat, membuat warga setempat menutup jalan. Akibatnya, kendaraan yang biasa melintasi jalan tersebut harus berputar arah.

Ferdy Baitanu, warga setempat mengatakan, pekerjaan hotmix adalah proyek dalam tahun anggaran 2015 lalu. Namun hingga pertengahan bulan Januari 2016, pekerjaanya belum juga rampung. “Yang baru dikerjakan itu hanya urukan sehingga ketika dilewati kendaraan menimbulkan debu dan kerikil berhamburan. Itulah kenapa kami tutup jalan,” katanya.

Dia mengatakan, masyarakat yang rumahnya tetap dipinggiran jalan, setiap hari hanya menghirup debu ketika kendaraan lewat. Hal ini membuat warga merasa resah dan banyak yang terserang penyakit infeksi saluran peranfasan atas (ISPA).

“Kami minta pemerintah Kota Kupang lewat Dinas PU sebagai pemilik proyek agar segera merespon keluhan warga. Sebagai masyarakat kami sangat kecewa dengan model pekerjaan seperti ini. Kami tidak akan buka akses jalan sebelum bertemu dengan pemerntah” katanya.

Wakil Ketua I DPRD Kota Kupang, Chiristian Baitanu, menjelaskan, DPRD sudah mengingatkan Dinas PU sebelum tanggal 31 Desember 2015 untuk segera menyelesaikan pekerjaan. Namun Dinas hanya mengatakan sanggup tapi kenyataannya jauh dari harapan.

“Waktu Musrenbangkel, masyarakat sudah sampaikan dan berniat untuk menutup jalan. Saya minta kepada mereka untuk menunggu saya hubungi pihak Bina Marga. Tapi hingga jalan itu ditutup tidak ada jawaban dari Bina Marga,” tuturnya.

Ketua Komisi III, Selly Tokan  mengatakan, keterlambatan pekerjaan fisik yang ada di Kota Kupang karena ada indikasi hanya diberikan kepada kontraktor besar yang juga memiliki banyak pekerjaan.

“Kami melihat pekerjaan jalan di Kota Kupang, dimonopoli oleh perusahan besar seperti  PT UKB dan PT milik Pak Rahman. Padahal mereka ini juga ada pekerjaan di luar Kota Kupang sehingga kapan mereka selesai kerjakan diluar baru mereka lakukan pekerjaan di Kota Kupang yang dianggap hanya pekerjaan kecil-kecilan,” katanya. (riflan hayon)

Komentar Anda?

Related posts