Kupang, seputar-ntt.com – Puluhan karyawan koperasi simpan pinjam (KSP) Tanaoba Lais Manekat (TLM) pada Kamis, (14/1/2016), melakukan aksi demo untuk menuntut kesejahteraan dan keadilan dari pihak manajemen. Para karyawan melakukan aksi saat jam kerja sehingga menjadi tontonan warga sekitar maupun karyawan BPR TLM.
Sebelum masuk berdialog didalam kantor para karyawan membagikan tuntutan mereka yang telah diketik diatas tiga lembar kertas dan ditandatangai oleh 18 karuawan dan karyawati KSP TLM. Awak media yang hendak masuk untuk meliput dilarang masuk oleh pihak sekuriti koprasi milik GMIT tersebut.
“Kami menuntut suapaya pihak manajemen menaikkan gaji sebesar 5 persen dari gaji kotor yang diterima karyawan selama ini. Rata-rata gaji karyawan adalah dua juta rupiah. Tuntutan kami ini sesuai dengan surat dewan manager yang dikeluarkan pada tahun 2014,” kata Goerge Markus yang juga Kepala Cabang Kupang A1 KSP TLM.
Selain itu para karyawan juga menuntut agar pihak manajemen memberikan pernghargaan terhadap karyawan yang melakukan kerja diluar jam kantor beruapa uang lebur. Selain itu harus ada bonus bagi karyawan yang kinerja baik atau mencapai target.
“Hal ini sebagai motivasi kerja agar semakin baik dalam melayani dengan kasih, sebab terkesan staf hanya diperalat dan dipaksa mencapai target dan bagi mereka yang tidak mencapai target langsung diberhentikan,” tambanya.
Para karyawan juga menuntuk agar hak cuti yang selama ini ditiadakan oleh pihak manajemen, supaya diaktifkan kembali. Dewan manager harus merevisi kebijakan program SeSaMa, agar visi lembaga menjafi lembaga yang terpercaya, profesiobal, dan tangguh.
Pengurus juga dituntut harus meninjau kembali keputusan rangkap jabatan posisi Dewan Manager KSP TLM dan jabatan Direktur Yayasan TLM, yang berdampak pada tidak berhasilnya mengembangkan KSU TLM secara maksimal.
“Contohnya, pencapaian SHU 2014 tidak naik, tetapi turun bila dibanding tahun 2013. Staf juga mendapat ancaman tidak dibayarkan THR tahun 2015 dengan alasan tidak ada cadangan THR,” ungkapnya.
Dia juga memaparkan, selama kepemimpinan KSU tidak pernah mendapat keuntungan karena sistem keuangan tidak di laporkan secara transparan, jika di bandingkan dengan BPR TLM dan koperasi talenta yang sudah semakin maju dari segi kesehatan lembaga, maupun kesejahteraan pegawai.
“Masih banyak persoalan yang akan di sampaikan terperincin untuk menjadi bahan evaluasi badan pengurus, pengawas dan pembina, karena apa yang didengar di luar tentang TLM GMIT berbeda 180 derajat ketika sudah masuk dan berada di dalam,” ungkapnya. (joe)