OJK NTT Sebut Literasi Pasar Modal Masih Rendah di Masyarakat

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com–Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Robert HP Sianipar mengakui bahwa Sektor Keuangan yang paling rendah tingkat pemahaman atau literasinya adalah Pasar Modal, tercermin juga dijaringan kantornya.

Pengakuan Robert tersebut disampaikan pada acara Sante-Sante Baomong Deng Media (Sasando Dia) di Ruang Nembrala KPw BI Provinsi NTT, Selasa (9/7/2019).

“Selain jaringan kantornya, juga tercermin dari angka penggunaan produk di masyarakat, terhadap produk-produk Pasar Modal seperti saham, reksadana dan lainnya. Jadi karena rendahnya pemahaman, maka transaksinya belum terlalu banyak,” jelas Robert.

Dikatakan Robert, Pasar Modal di Provinsi NTT ada empat galeri investasi, yang bekerjasama dengan Perguruan Tinggi yang ada dan 15 Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) pada umumnya ada di bank-bank.

“Selain mereka menawarkan produk jasa perbankan, mereka juga punya kegiatan menjual Efek Reksa Dana. Jadi yang berminat investasi di Pasar Modal Reksa Dana, dapat memperoleh atau membeli disitu,” tandas Robert.

Lebih lanjut Robert mengatakan, gambaran Kinerja Perbankan Desember 2018 untuk Asset sudah mencapai Rp 34,9 Triliun dan gambaran nasional sudah Rp 8.053 Triliun.

“Kalau lihat pertumbuhan secara nasional memang masih searah, sedikit dibawah nasional,” tambahnya.

Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) lanjutnya, pada post bank ada tiga jenis yakni Giro, Tabungan dan Deposito. Dari ketiganya tersebut pada Desember 2018 memcapai Rp 25,6 Triliun, nasional sudah 5.630 Triliun, peningkatan 8,3 Persen.

“Jadi diatas pertumbuhan DPK nasional. Sehingga bida menopang kredit, karena tumvuh 13,41 Persen, sedangkan secara nasional tumvuh hanya 11,85 Persen,” ujar Robert. (joey)

Komentar Anda?

Related posts