Siapkan PAW bagi Keluhan Warga, Janji Kampanye Chris-Serena yang Tumbuh di 100 Kerja

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Sebelum memimpin Kota Kupang, pasangan Christian Widodo – Serena Francis telah mendengar begitu banyak keluhan warga atas persoalan yang mereka hadapi. Untuk itu, mereka berjanji, jika nanti diberi kepercayaan, mereka akan menyiapkan waktu dan memberi diri untuk mendengar secara langsung setiap keluhan warga Kota Kupang. Mereka percaya, apa yang disampaikan dari hati tanpa sekat akan memberi ruang yang luas dalam menentukan nasib kedepan.

Menindaklanjuti apa yang menjadi mimpi dan juga janji mereka saat kampanye, maka pasangan yang punya tagline CSAN itu meluncurkan program Pojok Aduan Warga (PAW). Setiap warga boleh datang menyampaikan setiap keluhan dan kesulitan yang mereka hadapi kepada pemimpin mereka di Kota ini. Program Pojok Aduan Warga ini telah diluncurkan Wali Kota Kupang, Christian Widodo pada Rabu, (11/6/2025) dengan menerima warga dari Kelurahan kelapa Lima Kupang.

Christian Widodo memiliki keyakinan jika mendengar secara langsung apa yang disampaikan warga dari hati maka akan bisa meningkatkan pelayanan publik di Kota Kupang. Dia yakin bahwa jika rakyat mempercayai pemimpin maka apapun program yang dijalankan untuk kepentingan rakyat, akan mendapatkan dukungan dan doa dari warga.

Program Pojok Aduan Warga ini juga kata Christian Widodo merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan membangun kepercayaan masyarakat. “Dengan program ini, kami harap masyarakat dapat merasa lebih dekat dengan pemerintah kota dan memiliki akses yang lebih mudah untuk menyampaikan aspirasi. Dialog ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kota Kupang untuk menjalankan pemerintahan yang terbuka dan responsif terhadap keluhan dan kebutuhan masyarakat,” kata Chris Widodo.

Pantauan media dalam acara peluncuran program Pojok Aduan Warga itu, Masyarakat menyampaikan keluhan mereka dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan, beberapa warga menyampaikan langsung persoalan yang mereka hadapi di lingkungan masing-masing. Ketua RT 22, Yunias Massie, berkeluh kesah soal lampu jalan yang mati dan belum mendapat perhatian dari kelurahan. Wali Kota langsung meminta RT segera mengirimkan titik lokasi lampu yang mati beserta dokumentasi foto kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melalui Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan. Dan nantinya, akan disiapkan satu nomor kontak resmi dari OPD terkait sebagai penanggung jawab menanganI keluhan.

Ketua RT 23, Yanto, menyampaikan dua hal. Pertama, keterlambatan pekerjaan saluran resapan di depan SD yang sebelumnya dijanjikan mulai bulan Mei. Walikota menjawab; proyek tersebut sudah tayang di LPSE dan dalam proses penentuan pemenang, dengan desain yang lebih baik berupa saluran drainase terbuka.

Kedua, mengusulkan kembali pembangunan Puskesmas tambahan karena lokasi Puskesmas Kelapa Lima saat ini terlalu jauh. Usulan mencakup tiga titik alternatif di RT 21, 23, dan 25. Walikota pun langsung menugaskan OPD teknis untuk memberikan kejelasan maksimal dalam waktu satu minggu ke depan agar bisa diusulkan dalam perencanaan tahun 2026.

Elias, warga RT 22 di sekitar Taman Nostalgia (Tamnos), mengusulkan penambahan penerangan dan peningkatan keamanan di area taman yang gelap dan rawan gangguan. Wali Kota berkata, penerangan taman akan ditingkatkan dengan lampu hias di pohon-pohon, serta akan ada penempatan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) secara bergiliran (tiga shift) setelah renovasi kantor jaga selesai.

Sementara Ketua RT 25, Bernard Kolimon, mengangkat masalah penanganan sampah di RT 22 dan RT 23 yang belum optimal karena keterbatasan armada. Dia juga mengusulkan agar kontainer sampah diletakkan di dekat pos Satpol PP untuk memudahkan pengawasan. Walikota menyetujui penempatan dua kontainer besar untuk RT 22 dan RT 23 di kawasan Tamnos, dengan jadwal buang sampah dari pukul 18.00-05.00 WITA dan jadwal angkut antara pukul 05.00-09.00 WITA setiap hari. Jadi RT diminta untuk mensosialisasikan hal ini kepada warga.

Merry Wabang, kader Posyandu Permata Ibu Tujuh di belakang Gereja Kota Baru, menyampaikan bahwa dana operasional untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) belum cair selama enam bulan. Juga ada kader posyandu yang bertugas menggantung ember Wolbachia di RT 22 dan RT 23 belum menerima honor. Walikota menjawab; pencairan dana PMT triwulan I (Januari-Maret) sudah mulai dilakukan per 11 Juni 2025 dan akan segera disusul pencairan triwulan II. Walikota juga berkomitmen menaikkan insentif kader dari Rp150.000 menjadi Rp200.000 per kegiatan, serta akan menambah nilai bantuan pada APBD 2026.

Merespons semua keluhan warga itu, Walikota dr Chris menegaskan, aspirasi warga bukan hanya didengar, tetapi akan langsung ditindaklanjuti oleh perangkat daerah teknis. Ia juga mengapresiasi warga yang menyampaikan keluhan dengan cara yang tertib dan konstruktif.

 

“Saya senang karena warga Kota Kupang kini makin cerdas dan dewasa dalam menyampaikan aspirasi. Tidak perlu marah-marah, cukup datang dan bicara, kami siap mendengar dan bertindak,” tegasnya.

 

Menurut dr Christ, dalam situasi efisiensi anggaran, Pemkot tetap memprioritaskan alokasi untuk pelayanan langsung ke masyarakat. Termasuk keputusan untuk tidak membeli mobil dinas baru dan memotong anggaran perjalanan dinas, agar dana bisa dialihkan ke kebutuhan vital seperti honor kader, kebersihan, dan pelayanan dasar lainnya.

“Dialog seperti ini akan dilaksanakan secara rutin setiap minggu, dan kita akan siapkan nomor hotline khusus untuk menerima keluhan warga secara langsung dan terdokumentasi,” katanya.

Usai dialog, Walikota mengajak seluruh peserta untuk menikmati santap sore bersama dengan pangan lokal sebagai bentuk kebersamaan dan pemberdayaan komunitas lokal. (*jrg)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *