Rektor Warmadewa Ajak Anak NTT Kuliah di Bali

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Rektor Universitas Warmadewa, Prof. dr. Dewa Putu Widjana mengajak anak NTT untuk melanjutkan pendidikan di Bali. Hal ini disampaikan Putu Widjana disela-sela kegiatan dialog Kebnagsaan yang digelar oleh Universitas Warmadewa bersama awak media di Taman Dedari Sikumana Kupang, Jumat, (17/8/2018). Kehiatan ini digelar dalam rangka merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-73.

“Kehadiran kami disini tentunya ingin mengajak anak-anak NTT untuk bergabung bersama kami di Universitas Warmadewa. Tahun 2018 Warmadewa sudah berada pada rangking 63 dari sekian banyak universitas di tanah air,” ungkap Dewa Putu Widjana.

Putu Widjana mengungkapkan setiap tahun ada ratusan anak NTT yang kuliah di Warmadewa. Hal ini menunjukkan bahwa institus pendidikan yang dipimpinnya tersebut adalah tempat yang nyaman bagi anak-anak NTT dalam melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi.

“Siswa kita di Warmadewa itu berasal dari 34 Provinsi yang ada si Indonesia. Siswa dari luar bali yang paling banyak kuliah di Warmadewa adalah anak-anak dari NTT. Misi kami ke NTT juga adalah bagimana kami melebarkan sayap di bumi Flobamora dan bagaimana warga NTT mengetahui lebih jauh tentang Warmadewa,” pungkas Dewa Putu Widjana.

Sementra Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, saat mrmbawakan materi dalam  Dialog Kebangsaan mengatakan persatuan dan kesatuan bangsa saat ini mulai tergerus dengan deras akibat berbagai problem yang dihadapi oleh anak bangsa. Problem tersebut adalah kesenjangan sosial, politik identitas, radikalisme, disharmonisasi sosial, konflik bernuansa SARA dan sejumlah persoalan lain yang mengarah pada terancamnya persatuan dan kesatuan bangsa.

“Isu besar keberagaman dalam kebangsaan menjadi tantangan dalam suasana globalisasi saat ini. Isu pengembangan nilai-nilai demokrasi untuk mewujudkan keadilan sosial termasuk isu besar yang belum tuntas. Disisi lain hasil survei mengenai indeks kerentanan radikalisme mengalami peningkatan yang tentunya mengkuatirkan kita sebagai anak bangsa,” ungkap Wisnumurti.

Untuk mencegah terjadinya perpecahan diantara anak bangsa kata Wisnumurti, maka harus ada kesadaran bahwa Indonesia berdiri diatas perbedaan. Untuk itu maka membangun toleransi diantara anak bangsa sangat penting dilakukan sehingga tidak saling mencurigai karena adanya perbedaan. Semboyan bangsa Indonesia yakni Bhineka Tunggal Ika harus terus diajarkan kepada setiap generasi sehingga rasa saling menghargai sudah menjadi tatanan hidup sejak kecil.

“Masing-masing memiliki credo, saling menghargai dan menghormati satu sama lain harus terus diajarkan kepada setiap generasi sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila tidak tergerus oleh arus globalisasi. Ini adalah tugas berat kita sebagai anak bangsa tanpa harus saling menuding satu dengan yang lain,” pungkas Wisnumurti.( joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts