Mabuk Miras, Penyebab Tertinggi Lakalantas

  • Whatsapp

Kupang, seputarnnt.com–Kejadian kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di Provinsi NTT, lebih banyak disebabkan pengendara mabok setelah mengkonsumsi minuman keras (miras).

Hal ini diakui Wakil Direktur Lantas Polda NTT, AKBP Rio Indra Lesmana dalam arahannya pada acara Penyerahan Santunan Kecelakaan di Kantor PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Kupang.

“Dalam satu bulan ini, ada dua anggota Polri dan satu PNS Polri yang meninggal akibat ditabrak pengendara mabuk miras,” jelas Rio Lesmana.

Menurutnya, ini tidak bisa dihilangkan begitu saja, walaupun NTT tidak sama seperti kota-kota besar lainnya, tapi totalitas kecelakaan cukup besar, karena mabuk dan tidak mengenakan helm bagi pengendara motor.

“Meskipun kami sudah dibantu oleh Jasa Raharja untuk pemeriksaan alkohol, tapi kejadian ini berada diluar tugas dan pemeriksaan kita lebih banyak lagi. Contoh saat baru bertugas, ketika di Tenau ada seorang bapak beserta istri dan anak bayinya ditabrak pengendara mabuk yang melarikan diri, lalu masuk ke jurang dan hilang,” ujar Rio Lesmana merasa prihatin.

Untuk itu pihaknya menghimbau, agar permasalah mabuk-mabukan miras tidak baik untuk kesehatan, dan harus dihilangkan. Bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Satuan  Brimob NTT, AKBP Yopie Indra Prasetya Sepang menuturkan, sejak dirinya menjabat selama 10 Bulan, tidak ada anggota atau masyarakat yang bisa menjelaskan sisi positif mengkonsumsi miras.

Untuk itu, tegas Yopie Prasetya, secara pribadi dan kedinasan akan menindak tegas anggota yang kedapatan sedang mabuk, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa anggota dari Kompi Daerah yang ditarik ke Kupang dan diperiksa karena miras.

“Memang itu budaya, tapi bukan untuk minum sampai mabuk. Saya terapkan ke anggota, ketahuan minum saja, saya periksa, tidak perlu sampai mabuk baru diperiksa,” ujar Yopie Prasetya.

Dijelaskan Yopie Prasetyo, jalan raya di Kota Kupang belum ramai, namun tingkat kecelakaan sangat tinggi, hal ini diakibatkan masyarakat banyak yang seenaknya kebut-kebutan.

“Belum lagi pengendaraan belum cukup usia. Dari struktur tubuh saja, fleksibilats didalam membawa kendaraan belum mahir, jam terbangnya belum tinggi sehingga tidak boleh bawa kendaraan di jalan raya,” tambah Yopie Prasetya.

Yopie Prasetya berharap, untuk antisipasi kecelakaan lalu lintas, hal-hal seperti ini perlu ditingkatkan lagi, sehingga angka kecelakaan lalu lintas berkurang.

“Begitu juga saat dilokasi pesta atau syukuran, jika ada yang minum-minum, maka saat akan pulang ke rumahnya, jangan dibiarkan membawa kendaraan sendiri, lebih baik digonceng saja, dan antar pulang, agar tidak ada masalah dalam perjalannya,” ujarnya. (ira)

Komentar Anda?

Related posts