Kalabahi, seputar-ntt.com – Sebanyak 23 orang Calon Guru Penggerak (CGP) Kabupaten Alor mengikuti Panen Hasil Belajar Lokakarya 7 pada Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 9 yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan, Sabtu, 27/4/2024 pagi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, Ferdi I Lahal dalam sambutannya mengatakan, hingga angkatan 9 ini, sebanyak 152 orang yang telah tergabung dalam guru penggerak di Kabupaten Alor yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan.
“Angkatan 4 ada 19 orang, angkatan 7 sebanyak 30 orang, angkatan 8 ada 16 orang. Sementara angkatan 10 ada 64 orang yang sementara berproses,” beber Lahal.
Secara keseluruhan di 22 Kabupaten/Kota di NTT, kata Kadis, Alor juga sudah mulai mengalami peningkatan berkat kerjasama dengan komunitas guru penggerak maupun tenaga praktik.
“Komunikasi bersama kepala sekolah dan guru terus kami bangun. Kita juga harus terus bekerja keras lagi agar jumlah guru penggerak di daerah ini terus bertambah,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Staf Balai Penggerak Provinsi Ondat Tokan menyampaikan, program guru penggerak di desain untuk mempersiapkan guru terbaik agar menjadi pemimpin pembelajaran.
“Harapannya selain pemimpin unggul, juga dapat menjaga mutu pendidikan dimana pembinaan murid selalu menjadi orientasi utama,” ucap Ondat.
Dikatakannya, dalam pengelolaan program pendidikan guru penggerak angkatan 9, terdapat dua model yaitu CGP reguler di 21 Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta 1171 orang dan 87 orang fasilitator dan pengajar praktek sebanyak 229 orang.
“CGP daerah khusus di Kabupaten Sumba Tengah dengan jumlah peserta hingga saat ini 23 orang CGP dengan fasilitator 3 orang,” kata Tokan.
Lanjutnya, salah satu rangkaian kegiatan PPGP adalah hasil pelajaran yang bertujuan, CGP dapat menjelaskan proses yang dialami, dan praktek lain yang didapatkannya.
“Berikutnya CGP dapat menjelaskan syarat untuk pengembangan program daring, serta membagikan hasil pembelajaran selama 6 bulan terhadap diri dan rekannya,” terangnya.
Mewakili PJ Bupati Alor, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Imanuel laukamang dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen bersama dalam menggapai kualitas pendidikan di Kabupaten Alor.
“Tugas kita masih banyak, maka mari kita memacu semua guru agar dapat mendidik anak untuk belajar lebih baik sehingga mereka dapat memberikan yang terbaik buat orang tua, sekolah dan daerah,” harapnya.
Mewakili pemerintah, dirinya juga tidak lupa menyampaikan apresiasi bagi semua stakeholder yang ikut berkontribusi dalam mensukseskan pendidikan khususnya dalam mencetak guru penggerak ini.
Ditempat terpisah, salah satu Pengajar Praktik (PP) Marshel Antonius Beri mengatakan, selama 6 bulan, CGP mempelajari 3 modul yakni pembelajaran daring bersama fasilitator, during bersama PP serta lokakarya.
“Untuk lokakarya sendiri kita telah lakukan 7 kali dengan 6 kali pendampingan. Hari ini adalah puncaknya dengan panen hasil yakni para CGP ini menampilkan aksi nyata terbaik yang dilakukannya di sekolah,” kata Guru dari SMP Negeri Habolat ini.
Ia berharap, PPGP selama 6 bulan ini juga menjadi momentum pembaharuan nilai dan makna, bukan hanya pada program itu sendiri tapi juga prilaku, sikap anak, prilaku dan karakter anak di sekolah.
“Di program ini, guru penggerak dilatih dengan tugas dan peran masing-masing. Ada peran untuk mengelola pembelajaran menjadi pemimpin pembelajaran, membuat menejemen sekolah, menggerakkan komunitas, dan mereka mampu untuk menjadikan siswa sebagai pemimpin pembelajaran,” sambungnya.
Marshel juga menjelaskan, ada juga tantangan yang dihadapinya dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar praktik.
“Ada teman yang dalam mengikuti program ini berasal dari tempat, wilayah yang jauh dari kota dan susah jaringan sehingga akses untuk mendapatkan informasi baru itu sedikit sulit,” kata Beri. Sebagai motivasi, ia juga menyampaikan, janganlah melihat kekurangan itu sebagai sebuah kelemahan tetapi lihat apa yang kita punya sebagai aset yang perlu dikembangkan.
“Terhadap program ini memang tidak semuanya mendukung karena berbagai pertimbangan, tetapi sebagai guru penggerak harus tetap semangat sehingga bisa menjadi role model bagi teman-teman lain di sekolah,” imbuhnya.
Sementara Jeremias Karbuy, salah satu Calon Guru Penggerak menyampaikan, banyak suka duka yang dialaminya selama 6 bulanengikuti PPGP ini.
“Sukanya itu banyak ilmu, masukan yang saya peroleh dari para kepsek, guru senior, pengajar praktik. Selain itu dampak baik dari program ini adalah, saya dapat berbagi ilmu yang saya peroleh dengan teman-teman di sekolah. Ada kepuasan tersendiri ketika kita saling berbagi pemahaman,” kata guru SMP Negeri Fami ini.
Untuk dukanya kata Karbut, kondisi lokasi sekolahnya yang sulit dengan jaringan sehingga kadang harus ke kota.
“Dengan demikian maka tugas pokok di sekolah akan terbengkalai. Namun saya punya strategi soal ini, selalu ada koordinasi dengan teman guru yang satu mata pelajaran agar mengisi kelas dengan bahan yang sudah saya siapkan. Nanti sudah ada waktu saya masuk, dilakukan evaluasi. Jadi kita harus melawan keterbatasan itu,” tutup Jeremias. (Pepenk)