Kalabahi, seputar-ntt.com – Masih dalam suasa Idul Fitri 1443 H, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kalabahi menggelar acara halalbihalal yang diikuti seluruh pegawai, para purnabakti, penyuluh agama Islam maupun Kristen bersama para tokoh agama di Kabupaten Alor.
Kegiatan ini diawali dengan pembacaan laporan pelaksanaan kegiatan oleh Ketua Panitia, Abdulmanan Samah selaku Kasi Adm Kamtib juga majelis taklim Masjid At-Taubah Lapas Kelas IIB Kalabahi.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kalabahi, Wawan Irawan dalam sambutannya menyampaikan, halalbihalal merupakan momentum yang baik bagi keluarga besar Lapas untuk saling memaafkan satu sama lain.
“Mari kita jalin hubungan, komunikasi dan silaturahmi kita dengan baik. Dengan begitu maka rasa persaudaraan dan persatuan pasti akan tercipta,” ucapnya.
Untuk itu Kalapas kembali berharap, di hari yang fitrah ini semua bisa kembali menjadi pribadi yang bersih dalam menjalani kehidupan-kehidupan mendatang.
“Mari kita seimbangkan hubungan manusia dengan sang pencipta dan hubungan antar sesama manusia agar tercipta suatu keseimbangan hidup yang sempurna, sehingga terjadi keharmonisan kehidupan, kedamaian, kenyamanan dan ketahanan hidup dan kita hidup mendapatkan barokah, umur yang panjang serta dijauhkan dari hal-hal yang tercela,” tandas Wawan.
Diakahir sambutannya, Wawan Irawan juga menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada panitia penyelenggara kegiatan dan seluruh pegawai serta warga binaan karena telah mendukung serta berpartisipasi untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Halal Bi Halal.
“Ucapan terimakasih saya haturkan juga bagi penyuluh Agama Islam dan Agama Kristen karena telah membantu kami melaksanakan pembinaan rohani bagi seluruh warga binaan Lapas Kelas IIB Kalabahi,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ustadz Nurdin Abdullah dalam ceramahnya mengatakan halalbihalal yang dilaksanakan hari ini adalah untuk mengevaluasi full puasa kita kemarin.
“Puasa itu pengendalian diri, artinya siapa pun yang hidup ini tanpa ada pengendalian diri maka akan membawa kita pada hal-hal yang tidak baik,” jelas Nurdin.
Disamping itu ia juga menyampaikan, setiap orang tentunya menginginkan agar setelah berpuasa sebulan dapat menjadi orang-orang yang bertaqwa.
“Taqwa bukan pengakuan diri, tetapi taqwa diukur dengan berbagai indikator. Paling tidak ada 5 indikator utama orang yang bertaqwa dan semuanya ini ada pada kita. Diantara 5 indikator itu, salah satu yang harus dimiliki oleh orang bertaqwa itu adalah memaafkan kesalahan orang lain karena dalam kehidupan pasti selalu ada perbedaan dan kesalahpahaman. Oleh karena itu, untuk menjadinorang yang bertaqwa maka pada momentum ini mati kita saling memaafkan antar sesama,” tandas Nurdin Abdullah. (*)