Urat Nadi Keuangan di NTT itu Bernama Zaka Moruk

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Sebagai anak seorang sopir, dia tidak pernah bermimpi akan berada pada posisi yang demikian penting di Provinsi NTT. Saat ini posisinya seperti urat nadi keuangan di negeri bernama Flobamora. Pria yang lahir di Laurus, Kabupaten Belu itu bahkan memulai kariernya sebagai camat di usia 23 tahun. Dia adalah Zakarias Moruk, Kepala Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT. Saat ditemui di ruang kerja pada penghujung bulan Agustus 2022 tepatnya pada Rabu, 31 Agustus Petang, dia sedang menemani Sekda NTT, Domu Warandoy. Sekalipun beban kerja cukup tinggi tapi pejabat yang akrab disapa Zaka Moruk itu selalu terlihat segar dan welcome dengan setiap tamu yang datang menemuinya.

Dia merasa bersyukur sebagai anak desa, karena biaya sekolah hingga kebutuhan hidup ditanggung oleh negara. Dia tidak mau sesumbar sebagai anak yang cerdas, tapi yang dibiayai oleh negara untuk sekolah di APDN adalah mereka yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Lahir dan besar di Kabupaten Belu hingga bertugas di Provinsi Timor-Timur telah menempa seorang Zaka Moruk menjadi pribadi yang disiplin dan mampu bekerja dalam tekanan. Mantan Camat di wilayah Kabupaten Baucau itu selalu menganggap stafnya sebagai mitra dalam bekerja tanpa harus menunjukkan posisi dalam jabatan.

“Ayah saya hanya seorang sopir. Tapi orang tua saya selalu memberi semangat untuk belajar supaya menjadi orang yang berhasil. Sebagai anak yang lahir dan besar di desa saya tidak pernah berpikir untuk ada pada posisi seperti sekarang. Bagi saya, apa yang saya punya saat ini adalah berkat doa orang tua dan tentunya anugerah Tuhan yang harus saya syukuri dalam hidup,” kata Zaka Moruk.

Zaka Moruk mengisahkan, sejak masuk ke jenjang SMA di Dili, dia sudah mendapatkan beasiswa Supersemar dari pemerintah. Waktu itu Zaka Moruk sekolah di dua SMA sekaligus. Pagi sekolah di SPG, sore hari di SMA. Saat Ebtanas hanya satu ijazah yang keluar. Dia memilih SPG waktu itu karena ingin menjadi seorang guru. Setamat SMA, Zaka Moruk mengikuti kegiatan Pramuka di Dili. Dia ditawarkan untuk masuk APDN. Kesempatan itu dia terima dan harus mengiklaskan mimpinya untuk kuliah di Universitas Satya Wacana Salatiga. Tahun 1988, Zaka Moruk tamat APDN di Kupang dan Kembali mengabdi di Timor Timur.

Ada kisah menarik saat Zaka Moruk ditugaskan menjadi camat di Kabupaten Baucau, Timor Timur. Bagimana tidak, dia sendiri yang membawa surat keputusan menjadi camat yang diberikan oleh Gubernur Timor Leste, Mario Viegas Carasscalao waktu itu. Dia baru tahu kalau dia ditugaskan sebagai camat setelah membuka amplop setelah diperintahkan oleh Bupati Baucau kala itu. Saat mengurus KTP, Zaka Moruk diusir oleh Sekcam karena belum tahu bahwa itu adalah Camat yang akan menjadi pimpinannya. Saat pelantikan camat, Sekcam menjadi malu. Dia minta pindah tugas karena merasa bersalah telah menganggap sebelah mata dan mengusir camat yang masih berusia 23 tahun itu.

“Waktu itu camat diangkat oleh Gubernur. Saya disuruh bawa surat untuk antar ke Bupati Baucau. Saya pergi bawa surat itu. Nah sampai di sana Pak Bupati Baucau menyuruh saya untuk membuka amplop itu. Saya tidak mau, sampai tiga kali dia minta baru saya buka. Ternyata isinya adalah SK pengangkatan saya sebagai camat. Saya tidak pertcaya karena saat itu saya baru 23 tahun. Di kecamatan yang saya pimpin ada 18 Desa. Ada pegawai 83 orang tapi yang bisa berbahasa indonesia hanya dua orang, yakni Sekcam dan bendahara karena mereka dari guru. Waktu saya urus KTP sebelum pelantikan saya diusir oleh Sekcam saya. Dia pikir saya orang Bima. Saat pelantikan dia kaget karena ternyata yang dia usir itu adalah camat,” kenang Zaka Moruk sambil tertawa.

Saat menjadi Camat, Zaka Moruk sudah terbiasa melebur dengan rakyatnya. Jika dia berkunjung ke rumah warga, dia tidak sungkan untuk langsung masuk ke dalam dapur. Dia tidak mau menjaga jarak dengan masyarakat. Saat itu kata Zaka Moruk, posisi sebagai camat sangat di hormati dan dihargai oleh masyarakat. “Jadi kalau saya datang ke warga saya langsung tanya masak apa lalu langsung masuk ke dapur. Mereka sangat perasaan kalau camat sudah langsung masuk dapur,” kenang ayah dua anak itu.

Dari Timor-Timur, Zaka Moruk sempat transit menjadi pegawai di Kabupaten Kupang pasca jajak pendapat yang hasilnya, Timor Leste merdeka. Dari Kabupaten Kupang, Zaka Moruk pindah ke BAPEDA Provinsi NTT pada tahun 2000. Disitulah titik awal Pria asal negeri matahari terbit itu meniti karier sebagai PNS di lingkup Pemprov NTT. Tahun 2013, Zaka Moruk dilantik menjadi Kepala Biro Umum Setda Provinsi NTT. Lima tahun dia menjadi pejabat yang mengurus semua hal di lingkup Setda Provinsi NTT. Tahun 2018, Zaka Moruk dilantik menjadi Kepala Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT hingga saat ini.

Sebagai Kepala Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT, Zaka Moruk harus mengurus keuangan hingga semua wilayah Kabupaten/Kota yang ada di NTT. Sebagai Kepala Badan keuangan kata Zaka Moruk, dirinya tidak bisa menjalankan fungsi sebagai Organisasi Perangkat Daerah atau OPD. Tapi dirinya menjalan kuasa gubernur sebagai bendahara umum daerah sehingga sekertaris dinas yang lebih berperan dalam menjalan tugas sebagai OPD.

“Jadi kita memiliki tugas untuk mengevaluasi semua APBD Kabupaten/Kota yang ada di NTT. Baik itu anggaran murni maupun anggaran perubahan. Jadi dalam setahun itu kami rapat 66 kali dalam mengevaluasi  keuangan di Kabupaten/Kota. Nah itu saya menjalankan tugas gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah. Kami juga memiliki tugas mendampingi laporan keuangan kabupaten/kota supaya bisa mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK. Waktu saya masuk disini baru lima kabupaten yang dapat WTP. Saat ini sudah 21 Kabupaten/Kota yang mendapatkan WTP, kecuali kabupaten Kupang yang masih WDP atau Wajar Dengan Pengecualian. Kami sudah komitmen supaya Kabupaten Kupang juga akan dapat WTP. Pak Gubernur bilang orang yang paling hebat di NTT sini adalah kepala Badan keuangan karena dia mampu membelajakan sekian miliar setiap tahun” papar Zaka Moruk sambil tersenyum.

Sebagai urat nadi keuangan di Provinsi NTT, Zaka Moruk adalah orang yang paling tahu anatomi dan struktur keuangan daerah di NTT. Untungnya kata Zaka Moruk, semua sistem keuangan sudah terintegrasi dan semua transasksi keuangan sudah online. Sehingga bendahara tidak lagi bersentuhan dengan uang tunai. Tugas dan tanggungjawab yang berat itu tidak lantas membuat Zaka Moruk tidak memiliki impian lain. Sebagai manusia politik, dia ingin menjadi pemimpin di wilayah tempat dia berasal. Menjadi Bupati di Kabupaten Belu adalah impiannya. Sebagai mantan Penjabat Bupati di Belu dua kali, Zaka Moruk ingin bertarung di Pilkada tahun 2024 nanti.

“Dua kali saya menjadi penjabat Bupati Belu. Secara pribadi saya memiliki keinginan untuk bertarung di Pilkada 2024. Belu butuh pemimpin yang memiliki pengalaman birokrasi dan sebagai seorang birokrat saya punya pengalaman bagimana membangun kemitraan dengan semua elemen. Cita-cita saya yakni bagimana Belu sebagai pintu batas NKRI menjadi pemicu bangkitnya ekonomi perbatasan,” kata Zaka Moruk.

Satu hal yang membuat Zaka Moruk bangga menjadi seorang anak adalah saat orang tuanya meninggal, dia sedang menjadi Penjabat Bupati Belu. Sang ayah yang dia banggakan pergi dengan penghormatan yang tinggi sebab anaknya sedang memakai lambang garuda sebagai penjabat bupati di Belu. “Waktu bapa meninggal saya sedang menjalankan tugas sebagai penjabat bupati Belu. Ada puluhan krans bunga yang berjejer. Jadi saya bangga, sekalipun bapa hanya seorang petani, hanya seorang sopir tapi dia meninggal dengan sangat terhormat lantaran anaknya sedang menjadi penjabat Bupati,” kenang Zaka Moruk.

Sebagai manusia karir, Zaka Moruk telah menempati berbagai jenjang dan jabatan dalam hidupnya. Sebagai ayah, dia telah berhasil mendidik putra dan putrinya. Satu sudah menjadi ASN di Kemendagri setelah lulus dari IPDN dan putrinya sudah selesai kuliah menjadi seorang dokter. Namun sebagai manusia politik, Zaka moruk masih menympan harapan. Apakah rai belu akan menerimanya sebagai pemimpin di negeri itu, semua masih misteri. Bagi Zaka Moruk, setiap tujuan baik pasti akan menemukan jalannya sendiri. Yang pasti, Seorang pemimpin yang cerdas adalah yang memiliki mimpi dan cita-cita tentang sebuah masa depan yang cemerlang. Tidak hanya untuk rakyatnya tapi juga bagi takdirnya sebagai manusia. (Joey Rihi Ga)

Komentar Anda?

Related posts