Kalabahi, seputar-ntt.com – Menanggapi pertanyaan masa aksi yang tergabung dalam Aliansi Nurani Obyektif (ANO) terkait cap bupati dan sejumlah amplop berisi uang bertuliskan nama-nama sekolah hasil penggeledahan Kejari di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Alor beberapa waktu lalu, Kasi Intel Kejari, De Indra, SH mengatakan akan ada episode baru lagi.
“Tapi teman-teman sabar karena personil kami terbatas sehingga kami fokus dulu ke kasus DAK ini,” kata Kasi Intel di halaman kantor setempat, Rabu, 15/12/2021 pagi.
Soal cap bupati, De Indra menyampaikan kalau cap nya sementara ada di Kejaksaan dan sementara didalami.
“Kalau seandainya dibilang ada cap disana berarti ada banyak cap disana. Percuma ada cap tapi kita tidak dalami, terus keterangannya seperti apa,” tegasnya.
Berbicara soal cap, lanjut Kasi Intel, memang benar cap bupati seharusnya berada di sekretariat daerah, tidak boleh dimana-mana kecuali hasil persetujuan pemberi stempel itu.
“Untuk itu kami akan memanggil teman-teman di sekretariat daerah untuk menjelaskan fungsinya untuk apa dan teman-teman di dinas pendidikan gunakan cap tersebut untuk apa,” ungkap Indra.
Dirinya juga menyebut, barang hasil penggeledahan beberapa waktu lalu masih diamankan dan belum dilakukan penyitaan, sebab jika penyitaan maka harus jelas untuk kegiatan apa.
Untuk barang bukti amplop berisi uang oleh beberapa sekolah, De Indra menjelaskan, pihaknya pun masih menahan barang bukti tersebut dan sementara mendalaminya.
“Barang bukti ini kami masih teliti apakah masih berkaitan dengan perkara yang sementara kami tangani ataukah ada perkara baru lagi. Kami akan memanggil nama sekolah dan nama orang yang tertera di amplop tersebut. Jadi Kasus DAK dan uang dari kepala sekolah itu berbeda,” bebernya.
Kasi Intel menjelaskan, tentu semua bisa paham dan tau arti ketika pejabat negara atau pemerintahan menerima uang seperti itu.
“Tapi kalau teman-teman bilang itu gratifikasi kayaknya teman-teman sudah pintar semua. Tapi proses ini tidak serta merta kita bilang begitu. Praduga tak bersalah tetap kita kedepankan. Dengan alat-alat bukti seperti itu teman-teman juga sudah bisa berpikir arah penyidikan kami kemana, kesiapa. Kalaupun memang nanti tidak sesuai dengan pengertian teman-teman maka bisa demo lagi kesini,” tandas Kasi Intel, De Indra, SH. (*Pepenk)