Kupang, seputar-ntt.com – Sejumlah tokoh Diaspora RoteNdao di Kota Kupang menemui Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Lakalena pada Selasa, (29/7/2025). Mereka ingin meminta dukungan gubernur untuk mendukung pengembangan sorgum di NTT yang akan dimulai dari Kabupaten Rote Ndao.
“Sorgum atau yang kita kenal sebagai jagung Rote adalah pangan asli pulau Rote yang harus dikembangkan dan dikembalikan masa jayanya. Sebagai orang Rote kami memiliki tanggungjawab untuk mempertahankan dan mengembangkan sorgum sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional,” Ujar Ketua Diaspora Rote Ndao, Alfred Zakarias, di lantai II Kantor Gubernur NTT.
Alfred Zakarias mengatakan, saat ini Indonesia masih mengimpor sorgum dari luar negeri dalam jumlah yang besar. Untuk itu, pemerintah pusat telah menetapkan NTT dan NTB sebagai daerah pengembangan sorgum nasional. Untuk itu NTT harus mengambil peluang ini dalam memberi sumbangsih terhadap pemenuhan pangan nasional.
“Kita masih impor sorgum itu sebesar satu juta ton per tahun. Kalau kita kembangkan di NTT maka kita akan berkontribusi dalam pemenuhan pangan. Untuk itu kami datang bertemu dengan Pak Gubernur untuk menyampaikan kesiapan kami untuk mengembangkan sorgum yang kami mulai dari Kabupaten Rote Ndao,” ujar Alfred Zakarias.
Untuk saat ini kata Alfred Zakarias, lahan potensial yang tersedia dalam pengembangan tanaman sorgum diatas 20 ribu hektar. Untuk itu dukungan pemerintah Provinsi dan Kabupaten sangat diperlukan sehingga pengembangan sorgum ini akan berjalan baik dan bisa memberi sumbangsih bagi pendapatan asli daerah dari sektor pertanian.
“Potensi lahan kita cukup luas, tapi kita akan memulai awal dari lahan sebesar 25 hektar. Nah kita butuh dukungan alsintan serta bibit dan pupuk dari pemerintah. Lahan sudah tersedia dan itu akan dioleh oleh masyarakat lokal,” papar Alfred Zakarias.
Hal lain yang juga sisampaikan oleh Diaspora Roten Ndao saat bertemu gubernur NTT adalah bagaimana pemerintah bisa mendirikan International English Language School (IELS) yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak yang hendak kuliah di luar negeri ataupun yang mau bekerja di luar negeri.
“Untuk mendapatkan setifikat IELS, anak-anak kita harus pergi ke Bali atau luat NTT. Kita harap ini bisa ada Lembaga Pendidikan yang mana bisa mendidik dan menerbitkan sertifikat IELS bagi anak-anak kita. Itu hal lain yang kita sampaikan ke Pak gubernur dan dua hal itu di sambut baik dan Pemprov NTT siap mendukung penuh pengembangan sorgum maupun pendiran IELS di NTT,” tutup Alfred Zakarias.
Sementara Ketua Serikat Tani Nelayan Provinsi NTT, Rian Lodwick Dea mendukung penuh Diaspora Rote Ndao yang ingin mengembangkan sorgum di NTT. Rian Dea juga berharap agar sorgum bisa menjadi prime mover untuk sektor pertanian di NTT.
“Sorgum itu identitas kita sehingga bisa menjadi prime mover di sektor pertanian. Jika kita mampu berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional lewat sorgum maka itu akan berdampak bagi peningkatan PAD dan kehidupan petani kita di NTT,” ujar Rian.
Mantan aktivis PRD itu juga mengatakan, NTT sangat beruntung memiliki gubernur seperti Melki Lakalena yang begitu responsif ketika ada masukan yang bertujuan membangun masyarakat dan daerah. Dengan pengembangan lahan sorgum maka lapangan kerja juga akan terbuka bagi masyarakat sekaligus bisa berdampak positif bagi penghasilan daerah.
“Sorgum adalah bagian dari pangan kita. Pangan itu adalah sesuatu yang tidak bisa tergantikan dari kehidupan manusia, tanpa pangan manusia akan mati, dan tanpa pangan yang cukup dan bergisi maka manusia menjadi tidak cerdas,” kata Ria Dea.
Rian Dea juga menegaskan, pangan adalah harga diri masyarakat dalam sebuah daerah. Kecukupan pangan tanpa meminta-minta adalah pembuktian harga diri yang harus dimiliki oleh masyarakat di NTT. Untuk itu, pemerintah harus berusaha menjawab setiap kebutuhan masyarakat terutama yang berkaitan dengan percepatan peningkatan ekonomi, dimana pangan merupakan salah satu indikator baik atau buruknya ekonomi masyarakat.
“Kita harus mampu mengusir kemiskinan dari daerah ini dengan cara bekerja keras. Kemiskinan tidak boleh tinggal di tanah Flobamora dan sorgum adalah salah satu wayout atau jalan keluar dari kemiskinan yang mendera daerah kita,” tegas Rian Dea. (jrg)