Tak Punya Modal, Wartawan di Kupang Nekat Ikut Bursa Balon Wakil Walikota

Kupang, seputar-ntt – Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk maju dalam bursa pemilihan kepala daerah, seseorang harus menyiapkan finansial yang cukup. Hal ini untuk memperlancar gebrakan politik yang akan dilalui. Hal ini rupanya tidak berlaku bagi Yohanis Rihi Ga, seorang wartawan di Kota Kupang yang ikut mendaftar di partai Nasdem sebagai bakal calon wakil walikota kupang.

Ketika ditanya apa modal yang dimiliki sehingga memberanikan diri maju dalam perhelatan politik lima tahunan ini, dia mengaku tak memiki harta namun hanya tekad dan niat untuk melakukan perubahan di kota Kupang.

“Hanya modal nekat, karna kalau ditanya soal harta saya tak punya. Mungkin saya Balon yang paling miskin. Tapi saya punya niat yang tulus serta tekad yang bulat untuk membuat perubahan di kota ini,” kata wartawan yang dikenal dengan nama Joey Rihi Ga ini, usai mendaftar pada Jumat, (18/3/2016).

Sebagai seorang wartawan kata Joey, dirinya sudah bosan menulis persoalan yang sama setiap tahunnya yang tidak pernah diubah oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Untuk itu, dengan dukungan para kuli tinta dirinya memantapkan hati untuk maju.

“Ini bukan sedang mengadu nasib. Ini murni karna merasa terpanggil karna melihat berbagai fenomena pembangunan di kota. Seorang pemimpin harus memiliki tiga sense yakni sense of crisis, sense of urgent dan sense of respolsibiliti. Jika seorang pemimpin tiga memiliki ketiga hal ini maka dia tidak tahu apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya,” pungkas Joey.

Dia mengatakan, Kota Kupang saat ini sedang berkembang pesat, namun ada beberapa persoalan yang belum menjadi perhatian pemerintah. “Seorang wakil harus mampu memberi advise kepada Walikota jika ada hal-hal yang harus dibenahi sebab yang dinilai oleh masyarakat adalah walikota dan wakilnya, jika gagal berarti dua-duanya gagal,” ujarnya.

Beberapa persoalan urgen yang tidak bisa dijawab oleh pemerintah saat ini adalah persoalan air bersih, persoalan pengangguran dan lapangan kerja, persoalan listrik dan infrakstruktur. Ini beberapa contoh saja yang menjadi keluhan masyarakat,” ungkapnya

Dia tidak pungkiri bahwa pemerintah saat ini juga telah melakukan berbagai pembangunan, namun ada pula hal-hal yang seharusnya menjadi kebutuhan urgen masyarakat tidak menjadi perhatian. “Seorang pemimpin harus mampu menjelaskan secara baik jika ada program yang tidak berhasil. Seorang pemimpin tidak boleh mengakhiri masa jabatan hanya dengan setumpuk kesuksesan tapi dibarengi dengan segudang dosa,” tutupnya. (riflan hayon)

Komentar Anda?

Related posts