Kalabahi, seputar-ntt.com – Proyek pembangunan spam di Kelurahan Adang Kecamatan Alor Barat Laut yang dikerjakan CV Yasanto Mulia telah rampung dikerjakan.
Ironisnya, hasil proyek bernilai sekitar 1,3 miliar dari dana DAK tahun 2022 tersebut tidak dirasakan secara baik, masyarakat setempat tetap saja kesulitan air.
Hasil penelusuran media dilapangan, terdapat beberapa item pekerjaan yang diduga tidak sesuai dengan juknis.
Ditemukan sebagian pipa tidak terkubur di lahan (kebun) warga, bahkan sebagian hanya ditutup dengan bebatuan. Akibatnya, sebagian pipa rusak dan putus karena terlalap api saat pembakaran lahan oleh warga.
Kondisi yang sama juga didapati pada pipa yang sedikit berada di lereng yang rawan kebakaran hutan, dipastikan pipa tersebut tidak dikubur. Selain itu, ditemukan hampir sebagian besar keran air telah rusak.
Beberapa warga yang ditemui media mengatakan, hasil pembangunan SPAM ini tidak berdampak pada pemenuhan kebutuhan air masyarakat. Lebih anehnya lagi, rumah yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari bak penampung ini pun sangat kesulitan air.
Menurut Semu, salah seorang warga kepada media, Selasa, 28/11/2023 pagi menyampaikan pembangunan SPAM oleh CV Yosanto Mulia ini diduga asal jadi.
“Pandangan saya, awal pemasangan pipa itu sudah salah walaupun debit air besar. Ukuran pipa yang digunakan untuk mengaliri air kedalam bak penampung itu kecil, dibanding dua pipa ukuran besar yang digunakan untuk pendistribusian air ke masyarakat,” ujarnya.
Akibatnya, sambung Semu, antara air yang masuk kedalam bak lebih sedikit dari dan yang keluar. Ini mengakibatkan bak penampung cepat habis.
“Sekarang sudah pakai sistem bagi jalur tetapi itu juga tidak bisa membantu. Kita yang wilayahnya dekat dengan bak induk saja tetap krisis air apalagi yang di wilayah pantai (kompleks pasar kokar), itu lebih susah lagi,” tambah Semu.
Ia mengungkapkan, setiap dua hari air jalan, tapi itu pun hanya berkisar satu jam dengan debit air yang sangat-sangat kecil sekali.
“Karena begitu kami kembali mengandalkan air sumur. Hanya saja akhir-akhir ini air sumur juga kering jadi memang kami kesulitan air sekarang,” katanya.
Semu juga menyampaikan kekecewaannya sebab pembangunan SPAM dengan uang miliaran rupiah dari perintah ini tidak ada nilai manfaatnya.
“Awalnya kita merasa bersyukur karena dengan SPAM ini masyarakat bisa menikmati air yang layak, namun dengan kondisi seperti ini sama dengan buang-buang anggaran,” tandasnya.
Ditempat terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sofyan Abdullah yang dihubungi media terkait pembangunan SPAM ini belum dapat ditemui. (Pepenk)