Kalabahi, seputar-ntt.com – Akibat sisa upah tidak dibayar PT Araya Flobamora Perkasa, sub kontraktor menyegel gedung SD Inpres 05 Probur, Desa Probur Utara, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Selasa, 7/3/2023 pagi.
Menurut Mukhlis Abdul Rahim selaku sub kontraktor yang mengerjakan pekerjaan tersebut, tindakan yang diambilnya itu karena ia kesal dengan janji akan pembayaran upah yang tidak terealisasi hingga saat ini.
“Seluruh item pekerjaan telah saya selesaikan sesuai petunjuk pengerjaannya. Tidak ada yang kurang dari pekerjaan kami sebab pengawas begitu ketat. Kewajiban saya sudah dilakukan maka saya menuntut hak saya,” kata Mukhlis.
Ia pun kemudian menjelaskan, awalnya paket proyek ini dimenangkan oleh PT. Araya Flobamora Perkasa dengan nilai kontrak Rp 1.950.000.000 (satu miliar sembilan ratus lima puluh juta rupiah), dengan sumber dana dari APBN tahun 2022.
Selanjutnya, PT. Araya Flobamora Perkasa memberikan kepada Muhlis untuk dikerjakan sebagai sub kontraktor. Ia memulai pekerjaan pada tanggal 8 April 2022 hingga PHO, serah terima dengan pihak sekolah pada 12 Nopember tanpa ada masalah.
Namun dalam perjalanannya, sambung Mukhlis, proyek ini diduga dialihkan lagi kepada salah seorang kontraktor bernama Gusti Pisdon. Semua urusan proyek hingga urusan keuangan pun lalu dibawa kendali Gusti Pisdon.
Dikatakannya, setelah pekerjaan selesai dan dilakukan serahterima dengan pihak sekolah, ia lalu menagih sisa upah kerja sebesar Rp. 232.000.000 (dua ratus tiga puluh dua juta rupiah).
“Saya tagih sisa upah kerja tapi dia (Gusti Pisdon) hanya janji terus sampai saat ini belum bayar. Sementara saya juga harus membayar upah tukang dan bayar material. Semua cara sudah kami tempuh tapi tetap dia terus beralasan sehingga kami segel bangunan sekolah,” ungkap Mukhlis.
Menurut Muhlis, sebelum menyegel sekolah ini, dirinya terlebihdahulu menyampaikan ke pihak sekolah. Pihak sekolah pun mendukung langkahnya tersebut.
“Saya bolak balik Kupang bertemu Direktur PT. Araya Flobamora Perkasa tapi hasilnya sama saja. Mungkin dengan tindakan ini sisa upah saya bisa dibayar,” ujarnya.
Pantauan media, selain bangunan sekolah, Mukhlis juga menyegel mes guru. Akibatnya beberapa guru yang sudah tinggal di dalam terpaksa harus keluar.
Sementara Ketua Komite SD Inpres V Desa Probur Utara, Rasyid Malaipen saat diwawancarai mendukung tindakan penyegelan sekolah tersebut.
“Yang jelas bahwa kegiatan belajar mengajar sudah terhambat tapi kita mau bagaimana. Terpaksa kita akan cari rumah penduduk yang kosong untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kalau kita tau pada akhirnya jadi masalah begini maka kita tidak mau sekolah ini dibangun baru dan direhab. Dulu kita bersekolah hanya beralaskan tanah, beratapkan daun kelapa tapi tidak masalah, banyak menghasilkan guru, polisi tentara juga kok,” tegas Rasyid.
Atas persoalan ini juga ia menyampaikan akan segera bertemu kepala sekolah dan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Alor dan menyampaikan permasalahan ini untuk dicarikan solusi.
Ditempat terpisah, Gusti Pusdon yang dihubungi media berdalih jika pihaknya belum melunasi sisa upah kerja karena ada kekurangan item pekerjaan hasil pemeriksaan BPKP Perwakilan Provinsi NTT.
Dirinya juga meminta kepada wartawan agar persoalan penyegelan Gedung SD Inpres 05 Probur tidak ditulis.
“Jadi tidak usah tulis saja, om Wartawan dorang ada berapa orang nanti saya ator lah,” tandas Gusti Pisdon kepada Wartawan melalui panggilan WhatsApp. (Pepenk)