Singgung Ijasah Bupati, Pastor di Lembata Dipolisikan

  • Whatsapp

Lewoleba, seputar-ntt.com – Mengatasnamai seluruh umat Stasi dan Pemerintah Desa, ketua dewan Stasi St. Darius Tapolangu Martinus Milu Lolon, bersama Bonefasius Gehi, Kepala Desa Tapolangu, serta 7 orang pengurus Stasi dan Aparat Desa lainnya, mengadukan pastor tamu, Vande Raring SVD, ke Pastor Paroki Hadakewa, di Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata.

Martinus Cs, menilai khotbah pater Vande Raring saat misa di Gereja St.Darius Tapolangu, Minggu, 08 Mei 2016 sangat meresahkan umat. Keresahan yang dimaksudkan pengurus dewan stasi dan aparat desa ini oleh karena saat memberikan renungan, Raring menyinggung tentang buruknya infrastruktur ruas jalan Lewoleba- -Tapolangu – Kedang, kasus Ijazah Bupati Lembata dan proses Pilkades di desa Lewoeleng.

Tidak hanya memberitahukan kepada Pastor Paroki, melalui surat nomor 01/DST/2016, tertanggal 13 Mei 2016, tembusan surat ini disampaikan ke Camat Lebatukan dan Bupati Lembata. Namun alasan mengirim tembusan ke Camat Lebatukan dan Bupati Lembata tidak terjelaskan karena Martinus selaku ketua dewan stasi malah menghindar ketika didatangi wartawan dikediamannya di Tapolangu, Jumad (21/05/16). Martinus beralasan sedang berada di Kota Lewoleba, walau beberapa orang warga mengaku baru saja melihat Martinus di depan kios miliknya.

Sementara Kepala Desa Tapolangu, Bonefasius Gehi, saat ditemui dihari yang sama mengaku tidak tahu banyak hal karena tidak mengikuti misa hingga selesai. Bone awalnya menolak berkomentar. Menurut Dia bukan ranahnya pemerintah desa walau akhirnya sepintas menjelaskan kronologi masalah. Ia hanya mengakui tandatangannya didalam surat tersebut setelah wartawan menunjukan copyan surat itu dan terkesan mengelak mengomentari isi surat tersebut.

Bonefasius malah berulangkali meminta wartawan agar bertemu dengan Martinus selaku ketua dewan sekaligus merangkap kepala BPD Tapolangu itu. Dan tanpa alasan, Bone juga menyarankan wartawan untuk sebaiknya tidak bertemu dengan 7 orang umat dan aparat desa lainnya yang ikut menandatangani surat tersebut.

Terkait masalah ini, banyak warga Tapolangu mengaku tidak tahu persis masalah ini. Seraya memohon untuk disembunyikan identitasnya, seorang warga sempat melihat isi surat tersebut mengaku, point-point yang digambarkan dalam surat tersebut tidak utuh dan terpotong untuk menjebak.

Menurut dia, saat khotbah berlagsung Martinus selaku ketua dewan stasi malah sibuk menelpon seseorang diluar gereja sehingga menurut Dia, Martinus tidak mendengar utuh isi Khotbah tersebut.

Selain itu, banyak warga sekaligus umat stasi tapolangu yang ditemui media ini mengaku kesal dengan tindakan kepala desa dan Ketua Dewan Stasi tersebut. Sambil meminta untuk dirahasiakan identitasnya, terutama Kades dan Ketua Dewan Stasi dinilai ceroboh dan mengada-ada.

Bahkan Seorang warga malah menuding Martinus sebagai ketua dewan stasi liar mengeluarkan surat atas nama stasi dan umat karena rencananya baru mau dilantik pada Minggu, (22/05/16) menjadi ketua dewan stasi. Warga dan Umat mengaku akan berbondong-bondong melawan ketua Dewan Stasi dan Kades jika nantinya kasus ini dilaporkan ke kepolisian. (Broin Tolok)

 

Komentar Anda?

Related posts