Sejumlah Kasus Penyakit Menular di Alor Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

  • Whatsapp

Kalabahi, seputar-ntt.com – Sejumlah kasus penyakit menular di Kabupaten Alor akhir-akhir ini kian meningkat secara signifikan.

Untuk mencegah penularan yang terus meluas, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Farida Ariyani meminta seluruh masyarakat untuk tetap waspada.

Salah satu penyakit yang selalu menjadi perhatian bersama setiap musim penghujan adalah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menurutnya, data yang terhimpun hingga 20 Januari 2025 sudah tercatat 40 kasus, tersebar dihampir semua puskesmas yang ada di Alor.

“Terbanyak di Puskesmas Moru (15 kasus) dan Kenarilang (12 kasus). Sementara di Puskesmas Kokar (5 kasus) dan Apui (2 kasus),” kata Farida saat ditemui diruang kerjanya, Rabu, 22/1/2025 pagi.

Dijelaskannya, cara paling efektif dalam mengurangi resiko DBD adalah menjaga lingkungan yang bersih dengan melakukan gerakan 5M.

“Gerakan ini memerlukan keterlibatan semua masyarakat sehingga Pemda telah mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh OPD, BUMN, BUMD, Camat, Lurah/Kepala Desa, Masjid/ Gereja untuk bersama melakukan pemberatasan sarang nyamuk,” ujarnya.

Ariyani menyampaikan, selain DBD, lonjakan kasus malaria juga meningkat menjadi 23 kasus di tengah target penting pemerintah dalam mengeliminasinya.

“Kasusnya tersebar di Apui, Mebung, Kabir, Probur dan Lawahing. Jadi sekali lagi, untuk mengendalikan nyamuk ini perlu peran dan keterlibatan kita semua,” sambung Kadis Kesehatan.

Selain DBD dan Malaria, Farida juga menyampaikan, kasus yang menonjol di Kabupaten Alor diantaranya TBC, HIV, serta penyakit kusta.

“Untuk pasien TB sendiri ada 417 orang pada periode Januari sampai Desember 2024. Sementara penyakit kusta sudah mulai naik lagi. Data terakhir per 17 September 2024 sebanyak 87 kasus,” bebernya.

Ia menjelaskan, inkubasi penyakit kusta sendiri terjadi 10 atau 15 tahun lalu, dan paling cepat 5 tahun yang lalu. Artinya, kuman ada di sekeliling sehingga penyakit yang dibilang orang tidak ada lagi tapi masih muncul.

“Paling banyak kasus di Pantar Barat, Pantar Tengah dan juga Alor Barat Laut. Umur rata-rata mereka yang terjangkit sekitar 20-an hingga 30-an tahun,” kata alumnus SMA Negeri 1 Kalabahi ini.

Diakhir penyampaiannya, dr. Farida Ariyani mengatakan, persoalan kesehatan memang sangat kompleks dan masih banyak ditengah keterbatasan tenaga medis.

“Yang kita bicarakan ini baru penyakit menular. Belum penyakit tidak menular, stunting dan lainnya sehingga butuh kerja extra di lapangan,” tutupnya. (Pepenk).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *