Kupang, seputar-ntt.com – Rangkaian Deklarasi Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi telah usai. Safari politik yang dikemas mulai dari deklarasi akbar, pertemuan terbatas hingga blusukan ke posko relawan dilakukan selama 54 hari sebelum KPUD NTT menetapkan Pasangan Calon (Paslon) Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT pada Senin, 12 Desember 2018 di Hotel Asthon Kupang. Sejak deklarasi di Lapangan Sitarda, Lasiana pada 20 Desember 2017 dan mengakhirinya di Pulau Semau, kampung Viktor Laskodat pada Minggu 11 Februari 2018, ritus dan tari megiringi langkah pasangan yang dikenal dengan sandi politik Paket Victory-Joss ini.
Saat deklarasi akbar di Lapangan Sitarda Lasiana, puluhan ribu massa memadati lapangan di batas kota Kupang waktu itu. Deklarasi tersebut adalah langkah awal Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi memperkenalkan diri dan menyampaikan mimpi dan cita-citanya kepada masyarakat NTT. Tidak seperti pasangan lain yang telah jauh hari bekerja dan menyatakan maju bertarung merebut kursi NTT satu di gedung Sasando yang megah. Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi termasuk terlambat menyatakan diri untuk ikut dalam kontestasi Pilgub NTT. Kesempatan yang begitu sempit sebelum KPUD menetapkan pasangan calon dan rambu-rambu Pilkada mulai berfungsi, Paket Victory-Joss harus berburu dengan waktu. Mereka demikian kebut meyambangi setiap jengkal wilayah kepulauan yang akrab dikenal sebagai bumi Flobamora ini.
Dari Kota Kupang di Pulau Timor, Paket Victory-Joss kemudian melangkah menuju bumi para Merapu, negeri seribu kuda, Pulau Sumba. Dengan Jet pribadi, Viktor Laiskodat tiba di Bandara Tambolaka Sumba Barat Daya pada Kamis 4 Januari 2018. Disana dia disambut tarian Woleka. Pada Jumat, 5 Januari 2018, Paket Viktory-Joss melakukan deklarasi di lapangan Galata, Tambolaka. Puluhan ribu masa menyambut Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi. Tidak hanya dengan tepuk tangan tapi juga tarian dan ritual nan sakral digelar untuk calon pemimpin di Bumi Flobamora itu. Tak kalah meriah, deklarasi di lapangan Matawai Kabupaten Sumba Timur pada Sabtu, 6 Januari 2018 juga dihadiri ribuan massa. Di pulau sandalwood itu, Victory-Joss tidak hanya menggelar deklarasi akbar dengan puluhan ribu masa, tapi juga melakukan pertemuan terbatas dengan tokoh agama, tokoh pemuda dan masyarakat, hingga nyekar ke makam pembesar di pulau yang dipenuhi padang savanna itu.
Dari Pulau Sumba, Victory-Joss kemudian kembali menyambangi sebagian Pulau Timor. Dimulai dari Gor Nekamese di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) kemudian melingkar ke Kabupaten Kupang. Di TTS Victory-Joss bertemu para tokoh masyarakat dari tiga swapraja. Sambutan masyarakat di TTS untuk Viktor dan Josef begitu luar biasa. Wilayah yang memiliki jumlah pemilih cukup besar ini memang menjadi rebutan para kandidat. Dari TTS, Victory-Joss bergeser Kbaupaten Kupang melalui wilayah Amfoang. Wilayah yang cukup sulit untuk dilalui saat musi hujan ini tidak menyurutkan semangat Victory-Joss bersama Tim, padahal hujan sedang ganas turun ke bumi. Tak pelak, Victor Laiskodat harus berbasah kuyup saat bertemu masyarakat diwilayah yang sering terisosi kala musim hujan itu.
Tujuh malam Sembilan hari dengan jarak tempuh 659 kilometer menjadi pengalaman yang tak terupakan dalam safari politik yang luar biasa bersama Calon Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi di Pulau Flores. Pulau yang diberi nama Caboda Flora atau Nusa bunga ini menoreh sejuta kisah tentang mimpi dan pengorbanan dalam ritus dan tari. Kami memulai perjalanan dari desa Compa Longgo, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat pada Jumat 26 Januari 2018 dan mengakhirinya pada 3 Februari 2018 di Kota Reinha Rosari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Sebuah perjalanan yang penuh kisah dalam balutan lelah, tawa dan canda.
Sejak tiba di Pulau Flores Viktor, Laiskodat dan Josef Nae Soi bergerak tanpa henti. Hanya malam hari saja yang digunakan mereka untuk jeda dan menghalau lelah saat tidur. Berbagai elemen masyarakat mereka temui, baik dalam pertemuan terbuka maupun tertutup. Dari pertemuan formal hingga sekedar bincang-bincang bersama rakyat yang dilalui dalam perjalanan membelah pulau Flores. Semua itu dilakukan oleh Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi untuk NTT yang lebih baik. Mereka menyebarkan semangat kebangkitan NTT dengan menawarkan berbagai mimpi dan cita supaya wilayah kepulauan ini terlepas dari berbagai stigma buruk yang melekat selama ini dan menjadi warisan untuk generasi penerus.
Dalam perjalanan dengan jarak tempuh 659 kilometer tersebut, banyak ritus dan doa bagi dua putra terbaik NTT itu. Mereka berkejaran dengan waktu sebab pasangan lain yang juga ingin memimpin NTT telah jauh lebih dulu bekerja. Jika menggunakan motor, maka mereka sedang pasang gigi 4 dengan kecepatan diatas rata-rata. Walaupun demikian semangat dan daya juang mereka semakin membara, dan mampu menghalau pergi semua rasa lelah. Sambutan yang luar biasa dari masyarakat terhadap mereka seperti bahan bakar yang tak pernah habis membakar semangat mereka untuk terus mengabarkan tentang apa yang ingin mereka lakukan di NTT dan kenapa mereka harus turun gunung dari ibukota Negara.
Kedua manusia ini bukan tak punya kerja di Ibu Kota, Viktor Laiskodat sebagai Ketua Fraksi Nasdem DPR RI adalah sebuah posisi yang strategis secara politik nasional. Posisi yang demikian penting Viktor tinggalkan demi masyarakat NTT yang harkat dan martabatnya dipandang sebelah mata oleh daerah lain di Indonesia. Demikian juga dengan Josef Nae Soi. Sebagai mantan DPR RI dua periode yang duduk di komisi yang mengatur infrastruktur dan sekarang sebagai staf ahi Kemenkumham sudah dipilih untuk menjadi duta besar di Amerika Lati. Semua tawaran dan jabatan yang mentereng itu mereka tingalkan demi rasa cinta terhadap NTT. Dulu mereka pergi merantau ke Jakarta dengan tangan hampa, tapi saat ini mereka telah memiliki segalanya.
“Saya mau ketika saya meninggal dia, ada sekian banyak orang yang menangisi kepergian saya karena ada hal-hal yang baik dan tak akan dilupakan yang saya lakukan demi daerah ini yang membuat mereka bersedih hati. Saya tidak mau mati dalam sumpah serapah orang,” ungkap Viktor Laiskodat dalam berbagai kesempatan saat bertemu masyarakadi Pulau Flores.
Mengurus NTT dengan berbagai persoalan yang sudah mengurat akar, membutuhkan pemimpin yang punya hati terhadap rakyatnya dan tidak lagi berfokus pada kepentingan diri maupun kelompok. Rasa cinta itulah yang membunuh tiap lelah dan penat dalam tubuh Viktor Lakodat dan Josef nae Soi saat menyusur pulau Flores dari ujung Labuhan Bajo Hingga ujung Kota Larantuka. Bisa saja mereka jalan dengan Jet pribadi untuk menghemat waktu dan tenaga, tapi mereka tak mau kehilangan kesempatan untuk tetap bersentuhan dengan masyarakat di sepanjang trans Flores.
Mulai dari pertemuan formal hingga hanya sekedar duduk di bawah pohon rindang untuk menyapa warga, dilakukan oleh Putra Asli Semau dan putra asli Ngada ini. Tak jarang mereka harus berhenti di jalan karena ada relawan yang menahan mobil mereka hanya untuk sekedar berjabat tangan atau foto bersama. Keduanya tak sungkan pula untuk menerima setiap uluran tangan masyarakat mulai dari sirih pinang, air kelapa mua hingga moke bakar menyala. Viktor dan Josef pun selalu menyesuaikan pakaian mereka dengan masyarakat setempat. Mereka tak sungkan untuk menggunakan sarung dan sandal saat bertemu masyarakat. Walaupun serius dalam mendengar setiap keluhan masyarakat, namun tak jarang pula mereka terbahak-bahak bersama rakyat yang mereka cintai.
Viktor Laiskodat mengatakan, Tuhan Allah menciptakan pulau Flores dalam keadaan tersenyum sehingga pulau itu begitu indah dan menawan seperti gadis cantik yang menawan hati setiap insan dengan kecantikannya. Tidak Cuma indah tapi juga setiap kabupaten memiliki komodti unggulan yang bisa menghidupi setiap warganya. Keindahan dan potensi itulah yang membuat Viktor dan Josef menawarkan pengembangan pariwisata sebagai lokomotif pembangunan NTT. Viktor sendiri telah melakukan penelitian terhadap 44 objek wisata di NTT untuk tesisnya, sehingga bicara pariwisata bersama rantai nilainya sudah dipahami secara benar oleh paket Victory-Joss.
Bukan hanya Pariwisata yang dijual oleh Victory-Joss. Mereka juga telah bertekad untuk memenuhi kekurangan garam secara nasional dimana Indonesia masih mengimpor dari Austalia. NTT sebagai Provinsi kepulauan dengan garis pantai yang begitu panjang adalah potensi yang harus dimanfaatkan secara maksimal untuk pengembangan garam. “Kita memiliki panas 9 bulan dengan kondisi angin yang sangat baik untuk produksi garam. Ketika kita mampu mengambil bagian dari kebutuhan nasional, maka disitulah marwah dan harga diri kita dihitung secara nasional. Saat ini kita impor garam mencapai 4 juta matriks ton setap tahun dan jika kita mampu memenuhi sabagian dari kebutuhan itu, maka NTT akan mengalami lompatan yang luar biasa dari sisi pendapatan. Tidak hanya itu, NTT juga akan diperhitungkan dan dihargai oleh daerah lain karena turut berperan dalam memenuhi kebutuhan nasional,”ungkap Viktor.
Selama tujuh malam di Pulau Flores, Viktor dan Josef senantiasa bertandang ke sentra pendidikan seperti perguruan tinggi untuk berteme para cendekia dan generasi penerus yang sedang menimba ilmu. Mereka juga selalu menyisihkan waktu untuk menemui para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mendengar dan memohon doa. Viktor juga menyempatkan diri untuk memberi kuliah umum di Universitas Nusa Nipa (Unipa) di Maumere, bertukar pikiran dengan Rektor Universitas Flores (Unflor) di Ende, hingga berkunjung ke Seminari Hokeng di Flores Timur. Dihadapan para mahasiswa Viktor memaparkan mimpi besarnya membangun NTT. Tidak hanya berkunjung ke sentra pendidikan, Viktor mengakhiri safari politiknya di Pulau Flores dengan berdoa di berbagai tempat suci di Kota Reinha Rosari Larantuka.
Dari Pulau Flores, Victory-Joss menuju negeri seribu Moko, Kabupaten Alor. Dengan semangat Taramiti Tominuku, ribuan warga Alor menyambut Viko Laiskodat dan Josef Nae Soi. Bukan hanya deklarasi di Lapangan Mini Kalabahi, tapi Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi juga berkeliling maulai dari Moru hingga Wahing di Kepala Barung Pulau Kenari. Dari Alor Victory-Joss kembali ke Pulau Timor dan menuju Kabupaten, Malaka dan Belu sebelum menutup rangkaian deklarasi di Pulau Semau pada Minggu, 11 Febrri 2108.
Lantas apa Mimpi dan Cita-Cita Victory-Joss yangismpaikan ketika berkeliling bumi Flobamora? . “ Kita bangun NTT dalam konsep yang lebih harmonais. Gubernur bisa minum kopi dengan Bupati sambil membicarakan tentang pembangunan diberbagai wilayah di NTT. Gubernur jangan hanya datang dengan formal lalu kemudian dengan seenaknya memberi perintah” ungkap Laiskodat.
Seorang Gubernur tegas Viktor Laiskodat, sudah tidak jamannya lagi duduk berpangku kaki kemudian ketika turun ke masyarakat disambut sebagai seorang raja. “Pemimpin NTT itu harus berani turun di sawah untuk menanam dengan para petani. Jangan datang ke sawah dengan pakai pantovel. Maso lumpur taga’e. sonde pulang-pulang lagi,” kata suami dari Yulie Laiskodat ini.
Selain itu, Viktor Laiskodat juga berjanji akan membangun pemerintahan yang bersih dan jauh dari praktek korupsi. Membangun NTT membutuhkan orang yang jujur dan tidak rakus sehingga impian masyarakat untuk hidup layak lewat berbagai pembangunan bisa tercapai. Banyak orang pintar di NTT kata Viktor, tapi karena tidak mampu menahan diri dari godaan untuk memperkaya diri dengan cara-cara yang tidak terhormat dan elegan.
“Kalo rakus dan mata tatutup maka maka jalan tabrak masuk jurang. Kenapa kita tetap menderita karena hati pemimpinnya tertutup. Banyak orang pintar di daerah ini tapi tidak mampu menahan diri dari godaan materi. Jika Tuhan berkenan dan masyarakat NTT memberi kepercayaan maka di jaman saya ketika lihat bupati yang pakai jam tangan mahal, saya akan copot dan jual untuk masyarakat. Kenapa begitu karna kita masih susah. Karena rakyat masih susah. Bulan-bulan begini, sudah tidak ada makanan lagi,” kata Viktor
Dia juga berjanji akan membangun petani yang hebat yang tidak kesultan benih yang baik serta di dukung oleh pupuk yang memadai. Dengan demikian maka para petani bisa memproduksi hasil pertaninan yang cukup dan bisa dijual. Dengan demikian para petani bisa meyisihkan sebagian penghasilnnya untuk dijadikan tabungan hari tua. “PNS kalau pensiun ada Tabungan pensiun, petani juga harus ada tabungan hari tua,” harap Viktor.
Untuk itu, lanjut Viktor Laiskodat, jika Tuhan berkenan dan masyarakat memberikan kepercayaan, dirinya tidak mau ada kelangkaan pupuk maupun benih. “ Di jaman saya distributor tidak boleh main-main. Kita bangun daerah ini harus punya disiplin dan harus cinta daerah ini. Cintailah masyarakat sebagaimana seorang ibu mencintai dan menyangi anak-nakanya. Pemerintah harus hadir sebagai ibu disaat rakyat tertimpa kelaparan dan bencara, itulah arti dari cinta pada rakyat yang sesungguhnya,” pungkas Viktor.
Ketua Fraksi Nasdem DPR RI ini juga berjanji akan membangun teknologi informasi hingga ke desa-desa. Dengan demikian masyarakat bisa mengakses informasi secara luas. Sesuai data yang ada kata Viktor baru 29 persen masyarakat yang bisa mengakses informasi secara bebas tanpa kesulitan. Masyarakat yang maju dan sejahtra adalah masyarakat yang dapat mengakses informasi secara baik tanpa kendala. “Data statistic mengatakan bahwa baru 29 persen masyarakat NTT yang bisa mengakses informasi secara mudah, artinya ada 79 persen masyarakat yang ada di berbagai pelosok yang belum bisa mengakses informasi,” papar Viktor.
Tidak hanya itu, Viktor bersama Josef juga bertekad untuk memberikan air bersih bagi masyarakat hingga desa-desa. Air bersih tersebut harus layak dan bisa dikonsumsi secara langsung. Dengan teknologi-teknologi yang ada saat ini, memberikan kemudahan dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. “Dari tiga rbu lebih desa di NTT, saya berjanji dalam lima tahun separuh dari jumlah itu sudah bisa menikmati air bersih yang sehat dan langsung di komsumsi. Kta oleh ai darilaut, lansung bisa di minum, begitu juga dengan air dari sumur dan danau harus bisa langsung diminum,” katanya.
Sementara Josef Nae Soi dalam orasinya mengatakan, dirinya bersama Viktor Laiskodat datang ke NTT untuk meberikan JALA kepada masyarakat. Jala yang dimaksud adalah kependekan dari Jalan, Listrik dan Air. Tiga persoalan tersebut msih menjadi pergumulan masyarakat NTT hingga saat ini sehingga kehadiran Paket Victory-Joss adalah untuk menjawab setiap pergumulan tersebut. “JIka berbagai persoalan tersebut mampu dijawab maka NTT akan aman dan sejahtera,” tutup Jose Nae Soi. (joey rihi ga)