Rehab Bendungan Haliwen Optimis Selesai Tepat Waktu

  • Whatsapp

 

Atambua, seputar-ntt.com – Progres Pekerjaan proyek Rehabilitasi Embung Haliwen di Desa Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu kini sudah mencapai 37 persen. Pekerjaan yang dananya bersumber dari DOIS PHASE II tersebut diharapkan akan selesai tepat waktu.

“Sampai dengan saat ini kita sudah di 37 persen dan kita optimis pekerjaan akan selesai sesuai kontrak kerja yang ada. Malah kita berusaha untuk lebih cepat dari target waktu yang ada,” Ungkap Kepala Proyek PT Syarif Karya, Yohanes P. Bere saat diwawancarai di lokasi proyek, Selasa, (15/10/2019).

Proyek dengan nilai 4,4 miliar itu ungkap Yance, sapaan akrab Yohanes, pada awal pekerjaan memang sempat mengalami kendala dimana pipa distribusi air dari bendungan tersumbat. Namun setelah mendapat bantuan PPK lewat PAT maka kesulitan tesebut sudah bisa tertangani.

“Jadi kami diberi bantuan kompersor untuk memompa lumpur yang membuat pipa distribusi tersumbat. Sampai saat ini pekerjaan sudah berjalan lancar dan progres kerja kita masih sesuai dengan skedul. Kita optimis pekerjaan ini akan selesai sebelum tanggal 31 Januari 2020 sesuai kontrak,” kata Yance.

Yance memaparkan bahwa bendungan Haliwen memiliki daya tampung 18 ribu kubik. Air dari bendungan dimanfaatkan untuk pengairan sawah dengan luas 300 hektar yang berada di Desa Umaklaran dan sekitarnya. Dia berharap setelah pekerjaan selesai dan air di bendungan sudah terisi saat musim hujan nanti maka bisa bermanfaat bagi para petani yang tahun ini tidak bisa menanam karna pipa distribusi tersumbat.

“Untuk air baku itu 10 liter per detik. Tapi untuk saat ini air baku belum dioptimalkan. Kita berharap kepada masyarakat agar bisa menjaga bendungan ini dengan baik. Karna pipa yang tersumbat itu juga terjadi karna kelalaian masyarakat. Dimana saat air turun mereka menangkap ikan dan pipa distribusi itu mereka sumbat. Kita harap kejadian yang sama tidak terulang lagi,” pinta Yance.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani Serane, Desa Umaklaran, Gabriel Ati Bili mengaku bahwa pada tahun 2019 ini dirinya hanya busa menanam padi satu kali saja sejak distribusi air dari bendungan tersendat. Oleh sebab itu dia sangat bersyukur bahwa persoalan itu sudah diselesaikan dan air sudah kembali mengalir melalui saluran irigasi menuju sawah.

“Sebagai petani kami merasa senang karna persoalan air sudah selesai dimana pipa yang tersumbat itu sudah dikerjakan dan air sudah kembali mengalir. Biasanya kami tanam dua kali dalam setahun tapi tahun 2019 ini kami hanya tanam satu kali saja. Sekarang kami sudah bahagia karna kami tidak pusing lagi dengan air. Kalau air sudah lancar maka kami tidak takut lagi akan kebutuhan beras,” pungkas Gabriel.(joey)

Komentar Anda?

Related posts