Dalam perhelatan Pilpres 14 Februari 2024, Paslon Prabowo Gibran unggul atas paslon lainnya dengan 58% hasil quick count. Dan bisa dipastikan menang satu putaran. Seperti yang kita tahu bersama, Paslon ini mengusung tagline Keberlanjutan dan penyempurnaan. Ini artinya seluruh program pemerintahan Jokowi akan dilanjutkan dan disempurnakan.
Kemenangan Paslon No. 02 ini membuat saya fokus pada program andalan yang selalu digaungkan Prabowo dalam setiap kampanye, yakni Program “MAKAN SIANG GRATIS SETIAP HARI, BAGI SELURUH ANAK MULAI BALITA SAMPAI TINGKAT SMA” dengan rancangan anggaran sebesar 400 T. Yang jadi pertanyaan bagaimana dengan anak putus sekolah karena miskin?
Program ini memacu saya untuk berhitung dengan melihat data jumlah penduduk indonesia dan Jumlah Anak Indonesia usia 0 – 17 tahun serta data jumlah sekolah negeri di Indonesia. Berdasarakan data yang diperoleh dari beberapa sumber, dapat saya paparkan sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk 279,04 juta jiwa ( World Population Review, per 4 Maret 2024).
2. berdasarkan Buku Profil Anak Indonesia 2023 yang dirilis KemenPPPA, jumlah anak Indonesia (usia 0-17 tahun) mencapai 29,15 % atau diperkirakan sebanyak 79.486.424 jiwa, yakni sepertiga dari total penduduk Indonesia di 21 Jul 2023. Angka ini belum termasuk angka ibu Hamil 0 – 9 bulan di Indonesia. Menurut data BPS tahun 2023, terdapat lebih dari 50 juta Murid sekolah Negeri SD S/d SMA, belum termasuk siswa paud dan Taman kanak-kanak. Artinya kisaran angka jumlah tidak jauh berbeda dengan jumlah anak usia 0-17 diatas.
3. Jumlah sekolah SD – SMA menurut data BPS tahun 2023, sebanyak 419.218 sekolah
Jika program ini dalam rangka pemenuhan Gizi anak Indonesia, serta menurunkan angka stunting, berarti yang kita pahami adalah makanan sehat (4 sehat 5 sempurna). Kata prabowo dalam paparan programnya bahwa Harga makan gratis dianggap rata-rata sama dengan Rp 15.000/anak, dan susu sekitar 3.000 s/d 5.000 per anak.” Sehingga per porsi per anak per hari sebesar Rp 20.000
Dari data diatas, maka kalau kita hitung untuk mendapatkan anggaran ideal bagi program ini adalah sbb: Harga makanan plus susu Rp 20.000 dikali 365 hari ( 1 tahun) maka di peroleh angka Rp 7.300.000. Hasil dari angka tersebut dikali jumlah anak usia 0-17 tahun sesuai data diatas sebanyak 79.400.000 jiwa, diperoleh anggaran Rp 579 T. Selisih dari rancangan anggaran Rp 400 T adalah sebesar Rp 179 T. Sudah bisa dibayangkan bahwa perlu adanya tambahan dana untuk mengakomodir jumlah sesuai perhitungan diatas. Terlebih dari itu, yang jadi pertanyaan dari mana anggaran sebesar 400 T (rancangan anggaran sesuai kampanye) atau 579 T (perhitungan menurut data jumlah anak Indonesia penerima program ini)?.
Berdasarkan pertanyaan diatas, saya coba untuk memberi analisa berdasarkan beberapa kemungkinan sumber dana untuk mendanai program andalan Paslon 02 Prabowo – Gibran.
I. Menambah Hutang Negara
CNBC Indonesia : Diinformasikan Pemerintah akan kembali berutang pada tahun 2024, sebesar 600 Triliun. Menurut kementrian keuangan bahwa penarikan hutang sebesar 600 triliun ini dilakukan untuk menutupi defisit APBN 2024, sebesar 2,9% dan tentunya persentase lebih besar untuk kegiatan prioritas seperti pembiayaan kegiatan yang produktif dan memberikan nilai tambah yang mendukung transformasi ekonomi. Kemenkeu meyakini bahwa jumlah utang tersebut masih dalam taraf aman apabila merujuk pada rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Rasio utang ke PDB per November masih di bawah 40%, sementara batas aman dipatok 60% dalam UU keuangan negara.
Dari informasi diatas, maka bisa saja program makan siang gratis didanai dari hutang tersebut. Namun kalau berdasarkan rencana peruntukannya, maka akan terjadi mis perencanaan dari rencana awal, yakni untuk pembiayaan kegiatan prioritas yang produktif dan memberi nilai tambah yang menudukung tranformasi ekonomi. Yang kita tahu bahwa program makan siang gratis sifatnya konsumtif dan tidak prduktif, walau menurut perencanaan program ini akan melibatkan pelaku ekonomi kuliner, namun dapat dipastikan penyedia makanan bagi sekolah – sekolah yang ditunjuk akan mengkalkulasi berdasarkan angka per porsi makanan seperti prediksi diatas yakni Rp 15.000. berapa keuntungan yang diperoleh pelaku usaha jika harga per porsi Rp 15.000, kemungkinan mereka akan mengambil keuntungan Rp 2.000 s/d Rp 3.000 per porsi. Itu pun jika tidak ada manipulasi yang dimainkan oleh pemerintah atau pihak sekolah yang memberikan proyek kepada pelaku usaha, maka pasti porsi akan semakin tidak sesuai standart, intinya program makan siang gratis berjalan. Ini baru dari sisi makanan sehat, lalu bagaimana dengan bahan penyempurna yakni susu? Tentunya akan diserahkan kepada corporate-corporate yang dipegang oleh tim pemenangan.
Yang menjadi pertanyaan jika rencana hutang selain untuk menambal defisit APBN 2024 sebesar 2,9% dari 600 Triliun atau sebesar 17,4 Triliun, apakah sisa 582,6 triliun seluruhnya untuk program makan siang gratis ?. Jika benar, maka dipastikan hutang non produktif pemerintah era prabowo akan betambah lagi. Berdasarkan prediksi sumber pendanaan program makan siang gratis, bila ditinjau dari tagline Keberlanjutan dan penyempurnaan, maka benar Prabowo – Gibran akan melanjutan dan menyempurnakan kerja Jokowi dengan menambah hutang Negara.
II. Pangkas Anggaran Program yang akan dilanjutkan
Menurut Pemberitaan beberapa media, untuk mendanai Program Makan Siang Gratis akan mengorbankan beberapa pos anggaran program era Pemerintahan Jokowi yang juga akan dilanjutkan oleh Prabowo – Gibran.
Program yang menjadi salah satu opsi yang akan dikorbankan untuk mensukseskan program makan siang gratis adalah program DANA BOS. Opsi ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto.
Dana BOS atau Dana Bantuan Operasional Sekolah merupakan program dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Program ini bertujuan untuk mendanai belanja operasional sekolah tingkat SD s/d SMP. Dana BOS ini terdiri dari 3 jenis yakni :
1. Dana BOS Reguler
Dana ini dialokasikan untuk membiayai belanja operasional sekolah seperti alat multimedia pembelajaran, pemeliharaan sarana prasarana sekolah serta penerimaan siswa baru.
2. Dana BOS Kinerja
Dialokasikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dinilai berkinerja baik dalam melaksanakan proses pendidikan.
3. Dana BOS Afirmasi
Dialokasikan untuk mendukung operasional rutin bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang berada di daerah tertinggal, terluar dan terdepan.
Berdasarkan informasi yang beredar, Dana BOS yang menjadi sasaran untuk dipangkas adalah Dana BOS jenis ketiga atau Afirmasi. Nilai Dana Bos ini adalah sebesar 57,54 Triliun. Maka bila dana ini dipangkas pun belum dapat memenuhi rancangan anggaran program makan siang gratis. Namun yang jelas bila benar anggaran program Dana BOS ini dialihkan, dapat diapastikan banyak guru dan peserta didik yang menjadi korban, mereka tidak akan mendapatkan system pembelajaran yang baik, dikeranakan proses pendidikan dan operasional sekolah tidak akan berjalan baik apalagi bagi sekolah-sekolah yang berada di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Lalu, apakah tagline keberlanjutan dan penyempurnaan hanya sebatas promo ala marketing?
Substansi dari Program makan siang gratis adalah memberi Gizi yang baik bagi anak. Yang sebenarnya dapat dilakukan, bila pemerintah dapat meningkatkan ekonomi rakyat serta bantuan sosial yang tepat sasaran dan tepat prosedur. Sehingga program makan siang gratis sebenarnya dapat dibuat dalam bentuk program keluarga sejahtera yang didalamnya setiap anak dalam usia pertumbuhan diberi makanan yang sehat, bukan hanya siang hari, tetapi juga saat pagi dan malam hari.
Analisa diatas mengantar saya pada opini sebagai berikut:
1. Makan siang gratis hnya akan membuat rakyat dimanjakan setahun. Dan kalau tidak ada masalah ekonomi, bisa dilanjutkan tahun berikutnya sampai habis masa periode kepemimpinan. Setelah itu rakyat terpola dengan kebiasaan menunggu program yang sama dari pemimpin baru. Waktu produktif terbuang percuma.
2. Hanya makan siang saja tidak menjamin stunting dan gizi buruk teratasi, karna asupan gizi bagi anak harus dari anak dalam kandungan bukan hanya asupan gizi di siang hari.
3. Kalaupun program tersebut dijalankan, bagaimana proses tepat guna dan sasarannya? Apa dijamin nilai per porsi sampai ke anak itu Rp 20.000 ?
4. Rakyat miskin di indonesia sudah cukup dengan mendapatkan bantuan sosial yg ada, tinggal diteruskan. Yang harus dijamin sekarang adalah peningkatan SDM dengan bantuan kepastian mengenyam penididkan. Agar 5 sampai 10 tahun ke depan anak-anak indonesia dapat memiliki keahlian dan ketrampilan yang akan membuat tenaga mereka dibutuhkan di dunia pekerjaan. Sehingga kemudian hari mampu menghidupi keluarga dan masa depan mereka.
5. Makan siang gratis setiap hari bagi anak sekolah, artinya tidak mengenal hari libur, karena jika tidak, gizi anak akan berkurang di hari libur.
6. Yang dibutuhkan masyarakat miskin adalah kepastian lapangan kerja.
Dalam membuat program pembangunan apalagi yang berhubungan dengan manusia dalam konteks mengentaskan kemiskinan, stunting dan Gizi buruk adalah perlu diperhatikan masalah substantifnya atau akarnya. Sehingga program yang dibuat mampu menjawab kebutuhan hari ini, besok, tahun depan bahkan 20 tahun yang akan datang. (Muzeis)