Kupang, seputar-ntt.com – Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat (JPM) merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat nirlaba yang berbasis di Kupang yang melaksanakan program cegah stunting yaitu GASING NEKMESE (Generasi Bebas Stunting melalui Nutrisi Edukasi Keluarga Menuju Sehat) di kabupaten Sumba Barat Daya. Program ini didanai oleh Danone Indonesia bekerja sama dengan Yayasan JPM. Program ini diinisiasi oleh Danone Indonesia dan bertujuan untuk penanganan dan pencegahan stunting di Nusa Tenggara Timur khususnya di kabupaten Kupang dan kabupaten Sumba Barat Daya dengan menargetkan pada peningkatan kesehatan dan kapasitas masyarakat dengan pendekatan edukasi nutrisi dan PHBS.
Danone Indonesia memiliki visi yaitu One Planet One Health yang meyakini kesehatan manusia dan kesehatan bumi saling terkait. Danone berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak memberikan edukasi kepada masyarakat secara berkelanjutan mengenai pola makan yang lebih baik sebagai investasi kesehatan anak di masa depan, termasuk menghindari kondisi stunting.
Program-program keberlanjutan Danone Indonesia telah dilakukan di banyak daerah di Indonesia termasuk di propinsi NTT seperti Kabupaten Kupang, kabupaten TTS dan saat ini akan memulai program di kabupaten Sumba Barat Daya untuk mendukung pemerintah propinsi NTT khususnya pemerintah kabupaten Sumba Barat Daya dalam upaya percepatan perbaikan gizi dan penurunan angka stunting. Di kabupaten Kupang, lewat program Gasing Nekmese, Danone Indonesia bekerja sama dengan Yayasan JPM telah ikut berkontribusi menurunkan angka stunting di 20 desa dari tahun 2020 – 2023.
Yohanis Pakereng, Direktur Yayasan JPM bersama team JPM dalam audiensi dengan Wakil Bupati Sumba Barat Daya pada tanggal 3 Oktober 2023, menyampaikan bahwa dalam tahap awal, program ini akan dimulai di 2 desa yang masuk dalam lokus stunting yaitu desa Rama Dana dan desa Karuni di kecamatan Loura dan akan berlangsung dari bulan Oktober – Desember 2023. Selanjutnya akan dilakukan assessment ke desa – desa yang lain yang masuk dalam lokus stunting untuk diintervensi dalam tahun 2024. Dalam pelaksanaan program, Yayasan JPM akan berkolaborasi dengan pihak OPD terkait seperti DP3AP2KB, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Puskesmas dan pemerintah desa. Sasaran utama penerima manfaat adalah keluarga yang memiliki anak stunting, ibu hamil, kelompok remaja dan kader posyandu. Kegiatan yang akan dilakukan berupa: edukasi ibu balita di posyandu dengan pemberian PMT Penyuluhan, pembentukan Tim Monitoring Stunting Desa, pengembangan kebun gizi keluarga, budidaya ikan lele, sesi edukasi kepada kelompok remaja, sesi edukasi kepada ibu hamil, kunjungan rumah, pelatihan cegah stunting kepada kader posyandu dan Kampanye PHBS serta pembentukan Tim Monitoring Stunting Desa.
Dalam pertemuan dengan Wakil Bupati Sumba Barat, beliau menekankan perlunya menghidupkan kembali sumber pangan lokal pada tingkat keluarga di mana merujuk pada masa yang lampau sangat tercukupi kebutuhan pangan yang beragam di tingkat keluarga terbukti dengan tidak adannya kasus-kasus kekurangan gizi pada tingkat keluarga di masa yang lampau. Di samping itu, perlu adanya kesadaran dan kerja keras dari semua pihak untuk ikut menurunkan angka stunting. Bantuan – bantuan yang diberikan hendaknya memberdayakan masyarakat menuju kepada kemandirian.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil penimbangan di bulan Februari 2023 angka stunting di kabupaten SBD sebesar 24% namun dari hasil penimbangan bulan Agustus 2023, angka stunting mengalami kenaikan menjadi 32% yang merupakan angka stunting tertinggi di propinsi NTT.(*)