Kupang, seputar-ntt.com – Para Penghuni lokalisasi Karang Dempel (KD) meminta waktu kepada Pemkot Kupang untuk menutup Lokasi tersebut hingga anak mereka lulus sekolah. Mereka kuatir jika KD langsung ditutup pada awal tahun 2019, pendidikan anak mereka akan bermasalah.
Permintaan ini disampaikan perwakilan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang selama ini menghuni lokalisasi KD kepada Wakil Walikota Kupang, Hermanus Man dalam acara Coffe morning di Hotel Maya, Kupang, Senin, (17/12/2018).
“Sebagai warga negara yang baik kami ikut apa yang sudah diputuskan pemerintah, tapi kami juga meminta kebijaksanaan pemerintah untuk memberi kami waktu paling tidak sampai anak-anak lulus atau naik kelas pada bulan Juni 2019,” kata Siti, penghuni Blok Sederhana mewakili teman-temannya.
Mereka juga merasa takut jika dipulangkan kepada keluarga sebab selama ini mereka merahasiakan pekerjaan mereka selama di Kupang. Mereka mengaku, terpaksa menekuni profesi sebagai Pekerja Seks Komersial untuk membayar hutang dan membiaya pendidikan anak.
Menanggapi curhat pera penghuni KD, Herman Man mengaku miris jika mereka membayar hutang dengan cara menjual diri. “Kita semua ini adalah orang beragama sehingga saya mohon jangan membayar hutang lewat jual diri. Saya miris mendengar pengakuan ibu-ibu ini,” ungkap Herman Man.
Herman Man menegaskan, penutupan lokalisasi KD sudah final dan tidak ada negosiasi lagi. Saat ini pemerintah sedang berusaha untuk mengembalikan para penghuni KD ke daerah mereka masing-masing dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dimana para PSK berasal.
“Kita akan pulangkan secara manusiawi dan menjamin kerahasiaan tentang profesi mereka selama di Kupang. Kita berusaha sebagik mungkin mengembalikan ke tempat asal masing-masing,” kata Herman Man.
Herman Man pada kesempatan tersebut mengaku, Pemkot Kupang hanya mampu memberi dana lima juta rupiah bagi setiap penghuni KD. “Kemampuan kita hanya seperti itu sebab kita juga harus urus semua tiket pesawat,” ungkap Herman. (jrg)