Pemerintah Kecamatan Abal Gelar Pelatihan Pembuatan Aksesoris Tenun Ikat

  • Whatsapp
Share Button

Kalabahi, seputar-ntt.com – Sebagai upaya mempersiapkan secara matang produk dan juga peningkatan sumber daya manusianya, Pemerintah Kecamatan Alor Barat Laut (Abal) menggelar kegiatan pelatihan pembuatan aksesoris tenun ikat di Kang Aimoli Resort, 16-20 Juni 2023.

Siska, selaku instruktur pelatihan aksesoris tenun kepada media mengatakan, dalam pelatihan ini ia diminta mengajarkan bagaimana mengolah tenun ikat Alor menjadi sesuatu yang tidak biasa, bukan hanya sekedar sarung, kain panjang dan lainnya.

“Saya dari Sidoarjo dimana Sidoarjo merupakan salah satu pusat kerajinan tas. Untuk itu saya ingin menularkan kemampuan saya dalam membuat tas ke warga Alor khususnya warga Abal,” kita Siska.

Menurutnya, dalam kegiatan ini Camat Abal menginginkan sesuatu yang lebih dimana tas yang dihasilkan bukan hanya berbahan utama kain tenun, tetapi ada kombinasi dengan kulit.

“Sebagai latihan awal kami menggunakan kulit sintetis. Nanti setelah para pesertanya sudah mahir dalam menjahit barulah mereka bisa mengkombinasikan tenun dengan kulit asli,” ungkapnya.

Ia juga merasa optimis kain tenun Alor yang sudah begitu terkenal bisa diangkat lebih menjadi produk-produk yang mempunyai nilai jual tinggi, memiliki daya saing, bahkan berpotensi untuk di expor keluar NTT dan mancanegara.

“Pasar mancanegara sangat menyukai produk yang etnik, memiliki ciri khas daerah. Tenun Alor sendiri sangat otentik, memiliki ciri khas, apalagi kain tenun Desa Ternate yang menggunakan pewarna alami. Dunia internasional khususnya pangsa pasar luar negeri sangat menyukai sesuatu yang alami,” ujar Siska.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Alor, Rasid Miran mengapresiasi langkah yang diambil Pemerintah Kecamatan Abal dan Ketua Tim Penggerak PKK.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat penenun. Selama ini hasil tenun hanya digunakan untuk pembuatan baju dan sarung yang volume dan rotasi penjualannya cukup lama untuk satu tenunan,” ucap Rasid.

Dengan adanya dirivasi produk ini, sambung Kadis Perindustrian, volume pembelian sarung akan ikut meningkat.

“Ikutannya adalah pendapatan masyarakat naik. Dari hasil tenun ini juga akan memunculkan pelaku-pelaku usaha baru seperti penjahit maupun pelaku pengelola kain tenun itu sendiri,” tandasnya.

Sementara salah satu peserta pelatihan, Baktiar Luma mengatakan jika ia merasa sangat beruntung mengikuti pelatihan ini.

“Secara ekonomis, produk kain tenun untuk tas, dompet dan lainnya lebih menguntungkan dari harga satu buah kain. Maka setelah pulang dari pelatihan ini kami akan rubah produknya, ada yang bisa dalam bentuk bahan baju, ada juga yang bisa dipergunakan untuk pembuatan aksesoris,” kata Luma.

Dikatakannya, dengan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini, ia bertekad agar produk yang dihasilkan lebih bagus dan berkualitas sehingga bisa dipasarkan keluar daerah. (Pepenk)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts