Pekerjaan Jalan Di Mataru Utara Diduga Tidak Berkualitas, Ini Permintaan Camat

  • Whatsapp

Kalabahi, seputar -ntt.com – Proyek pekerjaan jalan di Desa Mataru Utara Kecamatan Mataru yang menelan anggaran Rp. 2,8 Milyar dari dana APBN diduga tidak berkualitas.

Pasalnya pekerjaan jalan ini di bulan Desember 2019 belum mencapai 1 kilometer (km), dan sekarang dilanjutkan dalam keadaan musim hujan.

Untuk itu Camat Mataru, Soni Kaimat meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Alor untuk membentuk tim teknis guna melakukan pemeriksaan proyek tersebut.

“secara teknis terkait dengan kualitas, itu bukan domain saya. Oleh karena itu secara teknis dari Pemerintah di Kabupaten melalui Dinas PU bentuk tim tekhnis untuk melakukan pemeriksaan karena kualitas itu penting,” kata Soni kepada wartawan, Selasa, 24/3/2020.

Menurut Soni, pergumulan penting masyarakat di Mataru adalah soal infrastruktur atau jalan. Untuk itu jalan yang dibangun harus memiliki standar kualitas yang baik, sebab kondisi topografi atau medan di Mataru cukup berat.

Kontraktor kerja selesai jalan. Apalagi kontraktor dari luar Alor. Tetapi apabila kualitasnya tidak baik, maka masyarakat dan pemerintah di wilayah yang susah, kapan lagi kita bisa dapat anggaran seperti itu,” ujar Kaimat.

Sebelumnya, salah seorang tim pengendali di Dinas PU Kabupaten Alor, Kris Painata yang dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya tidak pada porsi pengawasan dan tidak terlalu mengetahui tentang dokumen proyek tersebut. Sebab, PPK dan Pengawas langsung dari Kementerian dan Kontraktor dari Kupang.

“Jika tidak salah, seingat saya, masa kontrak pekerjaan Lapen ini berakhir bulan Desember 2019. Saya pernah turun kelapangan tanggal 13 Desember 2019 dan volume pekerjaan belum mencapai 1 Km dari volume 3 Km,” ungkapnya.

Saat di lapangan juga, ungkap Kris, dirinya minta agar material yang digunakan harus melalui uji laboratorium.

Berkaitan dengan hal ini, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Kabupaten Alor, Chris Djahila mengatakan, pihaknya hanya tahu bahwa ada pekerjaan dengan dana APBN di Mataru, namun secara detailnya tidak mengetahui.

“Staf saya hanya ditempatkan sebagai pengendali bukan pengawas, sehingga tidak mengetahui perkembangan pekerjaan di lapangan,” ujar Djahila.

Berkaitan dengan pekerjaan jalan lapen, salah seorang praktisi pekerjaan jalan di Alor, Onit menjelaskan, idealnya sebuah pekerjaan Lapen adalah awalnya adalah lapisan sirtu kemudian digilas padat baru lapisan agregat, selanjutnya digilas sampai rata bagus baru crame. Alat untuk menggilas menggunakan vibro.

“Material yang dipakai yakni batu pecah bersih ukuran 3/5. Jika menggunakan batu yang kotor, maka tidak rekat dengan tanah,” kata Onit.

Ia menjelaskan, setelah hampar batu 3/5 kemudian digilas, lalu larikan aspal setelah itu hampar lagi batu 2/3 kemudian gilas lagi dan larikan aspal, berikutnya split batu ujuran 1/2 langsung digilas, baru tutup dengan aspal dengan ketebalannya 2 Cm, kemudian selanjutnya baru hampar pasir.

“Jadi ketebalan ideal antara sertu dan agregat adalah setinggi 15-20 Cm., dan pekerjaan jalan sesunguhnya tidak boleh dilakukan pada musim hujan, sebab daya rekatnya tidak kuat atau nanti cepat rusak,” bebernya.

Sementara Pelaksana Lapangan proyek ini, Viktor Tulle yang pernah dikonfirmasi wartawan di Kalabahi pada pertengahan Maret 2020 mengatakan, kalau untuk hal teknis berkaitan dengan pekerjaan tersebut, dirinya akan menghadirkan tenaga teknisnya.

Namun hingga berita ini turun. Tenaga teknis proyek itu yang dijanjikan Pelakasana Lapangan untuk menjelaskan tidak ada kabar berita. (*Oma)


Kirim dari Fast Notepad

Komentar Anda?

Related posts