NTP April 2025, Provinsi NTT Alami Penurunan hingga 0,92 Persen

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan April 2025 alami penurunan hingga 0,92 persen, disebabkan indeks yang diterima petani bergerak lebih lambat.

Hal ini diungkapkan Kepala BPS NTT, Matamira Bangngu Kale pada kegiatan jumpa pers, di aula kantor BPS NTT, Jumat (2/5/2025).

“Kondisi ini menunjukan bahwa harga komoditas pertanian di NTT menurun, sedangkan harga komoditas konsumsi rumah tangga, biaya produksi dan penambahan barang/modal mengalami peningkatan,” papar Matamira.

Dikatakan Matamira, komponen indeks bayar konsumsi rumah tangga, meningkat sebesar 0,21 persen dan biaya produksi dan penambahan barang modal meningkat 0,03 persen.

“Melihat subsektor NTP April 2025 , menunjukkan adanya penurunan pada sebagian besar subsektor pertanian. Dengan penurunan tersebut terjadi di subsektor tanaman pangan penurunan -1,17 persen, perkebunan rakyat -0,92 persen, peternakan -0,56 persen dan perikanan turun -0,51persen,” paparnya.

Dikatakan Matamira, berbeda dengan subsektor lainnya subsektor holtikultura justru mengalami kenaikan NTP yaitu meningkat 0,78% dibanding bulan Maret 2025.

“Secara umum, meskipun NTP subsektor perikanan ternyata menurun -0,51 persen, dilihat lebih rinci berdasarkan kelompok subnya, maka kelompok budi daya ikan naik 1,36 persen, sedangkan kelompok penangkapan ikan turun -1,19 persen,” aku Matamira.

Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP), jelas Matamira, merupakan indikator turunan dari NTP, di mana NTUP ini merupakan perbandingan antara indeks terima, terhadap biaya produksi dan penambahan barang modal.

“NTUP ini dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi dari petani, karena yang dibandingkan hanya produksi pertanian dengan biaya produksinya,” tambah Matamira.

Dikatakan Matamira, pada April 2025 NTUP mengalami penurunan -0,76 persen, hal ini searah dengan penurunan nilai NTP. Penurunan NTUP hampir di semua subsektor pertanian, kecuali hortikultura naik 0,92 persen.

“NTUP sektor tanaman pangan turun -1.07 persen, tanaman perkebunan rakyat turun -0,73 persen, untuk peternakan turun -0,13 persen dan perikanan turun -0,45 persen,” rincinya.

Lebih lanjut dikatakan, salah satu indikator turunan dari NTP ini adalah indeks harga konsumsi rumah tangga petani pedesaan, jadi indeks harga konsumsi rumah tangga petani pada saat April 2025 ini mengalami inflasi 0,21 persen.

“inflasi ini utamanya terjadi pada sub kelompok makanan minuman dan tembakau,” kata Matamira lagi.

Diakuinya, komoditas yang memberikan andil inflasi cukup signifikan, pada kenaikan indeks konsumsi rumah tangga pada April 2025, diantaranya bawang merah beras cabe rawit bawang putih dan ikan kembung. (joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *