Mimpi Kennenbudi di Ujung Rahim Pulau Timor

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Sore yang sejuk dibawah rindang pohon pinus Caffe Rumah Pohon pada Rabu, (21/9/2022) seakan membawa saya pada situasi 30-an tahun silam di Kota Kupang. Masa di mana saya masih belia dan beberapa orang yang sedang duduk di hadapan saya sudah remaja dan mereka sedang berkisah tentang Kupang masa lampau. Ada Gabriel Kennenbudi, anak asli Kuanino yang kuliah rekayasa presisi dan otomatisasi di Fachhochschule Munchen, Jerman. Ada Hadi Djawas, anak Fontein yang hoby meluncur dengan sepatu roda dari rumah sakit umum hingga depan kantor Bupati Kupang. Ada Boy Clemens, musisi dan penyanyi yang punya mimpi menggairahkan musik di Kota Kupang. Yang terakhir adalah Lori Parera, anak jalan Kemuning yang juga ponakan kandung Bung Kanis Pari, pendiri PKMKRI.

Dalam tulisan ini, saya hanya ingin menulis tentang mimpi seorang Gebriel Kennenbudi. Direktur PT Kawasan Industri Bolok (KIB). Kuliah dan bekerja di Jerman selama 17 tahun tidak membuat Awi, sapaan akrab Gabriel Kennenbudi melupakan tempat asal dan kampung halamannya. Kerinduannya terhadap Kota Kupang mengalahkan indahnya musim semi dan musim gugur di negeri Jerman. Dia kembali ke Kupang hanya karena dia adalah laki-laki dalam keluarga. Dia menyadari bahwa seperti ada aturan yang tidak tertulis jika seorang anak laki-laki harus pulang untuk mengurus dan merawat orang tuanya. Walau demikian, kenangannya di Jerman selalu tersimpan rapi dalam kalbu.

Pulang ke tanah air, Gabriel Kennenbudi membawa pengalamannya bekerja selama di Jerman. Disana dia pernah bekerja di Siemens, TUV Bayern-Sachsen dan 7th level. Dia mengakui pada jaman itu, mahasiswa asing tidak mudah mendapatkan izin kerja di Jerman. Kerena itu dia sering bekerja separuh waktu. Tempat kerjanya yang terakhir di 7th level adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang membuat game computer. Disana dia turut bekerja membuat game G-nome, Ace Ventura dan beberapa game lainnya. “Waktu mau pergi kuliah di Jerman, banyak orang yang merasa pesimis. bahkan ada yang bilang begini, lihat itu janda punya anak mau pi kuliah di luar negeri, nanti sonde lama sa. Kata-kata itu seperti memicu saya untuk bisa kuliah dan bekerja untuk bisa membuktikan diri bahwa kita juga bisa,” ujar Awi, sapaan akrab Gabriel Kennenbudi.

Dipercaya sebagai Direktur Utama PT Kawasan Industri Bolok membuat Awi harus berburu dengan waktu. Dia memiliki mimpi yang besar untuk kemajuan NTT lewat perusahaan yang dia pimpin. Dia tidak mau, semangat NTT Bangkit menuju Sejahtera hanya sekedar slogan semata. Dia ingin mengeksekusinya menjadi kenyatan. Dia meyakini, Kawasan Industri Bolok akan mampu menghasilkan uang jika dikelola dengan baik sesuai tujuan dan peruntukkannya. Untuk itu dia kebut dalam bekerja. Dia bangun kantor yang megah untuk memberi rasa percaya bagi investor yang ingin berinvestasi di Kawasan Industri Bolok. Maklum, selama ini PT KIB hanya mengontrak rumah warga untuk kantor.

Gabriel Kennenbudi ingin membangun semua sarana dan prasarana yang bisa memenuhi kebutuhan investor serta para pekerja dalam kawasan tersebut. Dia memiliki desain agar Kawasan Industri Bolok harus memiliki berbagai fasilitas seperti sekolah, pertokoan, pasar, tempat penginapan atau apartemen, tempat olahraga, tempat rekreasi, fasilitas kesehatan, pasar hingga fasilitas umum lainnya. Sebagai orang yang lama hidup di luar negeri, dia ingin mewujudkan mimpi itu di tempat dia dilahirkan. Di ujung barat rahim Pulau Timor. “Jadi kawasan itu harus menjadi sebuah kota mandiri dimana semua kebutuhan, sudah ada disana,”ujarnya.

Selain itu, Kawasan Industi Bolok kata Gabriel Kennenbudi harus menjadi pusat produksi dan distribusi produk unggulan lokal baik yang ada di NTT. Berbagai hasil dari bidang kelautan dan perikanan, pertanian dan perkebunan, peternakan, dan kerajinan rakyat semuanya harus dikemas dan keluar lewat Kawasan Industri Bolok. Kawasan Industri Bolok kata Gabriel harus menjadi Trigger atau pemicu untuk peningkatan ekonomi rakyat lewat berbagai produk unggulan yang ada di NTT “Ini memang bukan hal gampang, tapi jika kita mampu berkolaborasi dengan semua pihak maka apa yang menjadi harapan dan mimpi kita akan terwujud. Untuk itu dukungan dari Gubernur, para bupati dan Wali Kota sangat kita harapkan,” ujarnya.

Salah satu mimpi Gabriel Kennenbudi adalah memiliki sirkuit balapan motor di Kawasan Industri Bolok. Kawasan yang luas dan memiliki pesona sunset itu diharapkan bisa memenuhi impian warga Kota Kupang dan NTT pada umumnya untuk memiliki sirkuit sendiri. “Kita memiliki potensi anak muda yang luar biasa serta memiliki hobi dan kecintaan terhadap balapan motor. Tapi kita tidak memiliki sirkuit sendiri. Kita tidak bisa pungkiri bahwa banyak anak-anak kita dari NTT bermain dari daerah lain. Salah satu faktornya adalah kita tidak punya sarana yang memadai seperti sirkuit yang memenuhi kriteria dalam balapan. Nah, saya ingin membangun sirkuit itu di Kawasan Industri Bolok,” kata Awi.

Selain membangun sirkuit balapan motor, dia juga memiliki impian agar di Kota Kupang ada tempat konser yang memadai, baik itu indoor maupun outdoor. Kota Kupang saat ini kata dia, sedang berlari dengan cepatnya dalam pembangunan. Demikian juga dengan gaya hidup dan kebutuhan masyarakatnya yang juga berubah seturut perkembangan jaman. Kota Kupang saat ini sudah jauh beda dengan masa lampau. Untuk itu, berbagai fasilitas yang menjadi kebutuhan publik harus disiapkan dengan baik. “Untuk tempat konser misalnya, kita bisa bekerjasama dengan pihak lain untuk kita bangun, jika memang ada tempat yang kita lihat bisa bangun tempat konser. NTT ini memiliki potensi musik yang luar biasa dan dimana mereka bisa mengadakan konser, kita siapkan tempatnya dengan baik,” harapnya.

Gabriel Kennenbudi mengatakan, dia selalu mempertahankan ketepatan waktu dan cara kerja sistematis di Jerman. Dia mengakui bahwa hal itu mungkin sulit di Indonesia, tapi dia berusaha untuk bekerja sesuai standar dan pengalamannya selama di Jerman. Di sana kata Gabriel, kerja tim selalu menyenangkan dan lancar serta penuh tanggungjawab. Hal itu menghasilkan kerja yang bermutu tinggi. Budaya dan displin di Jerman dia terapkan kepada anak-anaknya. Sebagai anak yang lahir dan besar di Kuanino, Gabriel Kennenbudi sudah siap jiwa raga untuk membangun Kota Kupang dan NTT sesuai dengan tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya. Dia meyakini bahwa setiap niat baik, akan menemukan jalannya sendiri, seberapapun beratnya sebuah rintangan yang menghadang. Apapun mimpinya, pertaruhan Gabriel Kennenbudi ada di ujung barat pulau Timor. Namanya Kawasan Industri Bolok. Selamat bekerja Awi. Derjenige, der den Himmel erschaffen hat, wird sich um dich kümmern. Gott Segne. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts