Merah Putih di Serambi Jalan Jelang Hari Merdeka

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI yang ke 69 tahun ini, jalanan di Kota Kupang mulai diwarnai oleh merah putih. Beraneka model yang memikat hati, mulai dari Umbul-umbul beraneka warna, Spanduk serta bendera dari ukuran kecil hingga jumbo. Pemandangan seperti ini selalu terlihat setiap tahun di Kota Kupang. Bagi mereka pengrajin pernak-pernik merah putih, moment menjelang hari kemerdekaan adalah saat yang tepat mengais rupiah. Semakin bagus model bendera dan umbul-umbulnya maka semakin besar pula harga yang dipatok.

“Harganya tergantung dari tingkat kesulitan dalam pembuatan. Selain itu juga tergantung bahan dan ukurannya,”Kata Mustafa, seorang penjual pernak-pernik Merah Putih di Jalan El Tari Kupang, kepada Seputar NTT, Senin (4/8/2014).

Mustafa adalah satu dari sekian penjual bendera hias yang berasal dari Kabupaten Garut. Penelusuran koran ini, ternyata semua pernak-pernik merah putih ini didatangkan dari Pulau Jawa dan jika ada warga local yang menjaganya, itu hanya sekedar membantu untuk mendapatkan rupiah. Orang lokal belum bisa menjadi tuan dinegerinya sendiri.

Bahan baku untuk pembuatan pernak-pernik merah putih ada di Kupang, dan para penjahit disini juga lumayan banyak, tapi tidak pernah mencoba untuk mengais rupiah dari moment kemerdekaan Indeonesia. Kita mungkin belum mampu memerdekakan diri dari sifat konsumtif yang buruk padahal NTT masih terkategori miskin.

Penghasilan dari hasil jualan merah putih musiman seperti ini cukup lumayan. Mereka yang datang membawa pernak-pernik ini dari Pulau Jawa menggunakan Pesawat yang nota bene harga tiketnya melambung.

“Jualan di Kupang lumayan hasilnya jika dibandingkan dengan daerah lain. Saya juga baru kali ini menjual di Kupang karna mendengar infromasi dari teman yang sudah biasa jualan disini setiap bulan Agustus,”ungkap Mustafa.

Kehadiran pernaik-pernik untuk menghiasi wajah kota saat hari kemerdekaan menjadi buruan masyarakat Kota Kupang, Mulai dari Pemerintahan, Perusahaan hingga masyarakat kecil. Untuk sehari saja, hasil penjualan mencapai jutaan rupiah. Satu bendera yang ada gambar burung garuda dengan panjang 9 meter misalnya, dihargai dengan Rp. 350.000 hingga Rp.400.00. ada juga yang lebih mahal dari itu, tapi adapula yang murah, tergantung selera dan uang di dompet.

Jangan heran jika di kantor-kantor pemerintah, berkibar berbagai aneka umbul-umbul atau Bendera mereah putih yang bagus. Itu bukan buatan tangan anak Flobamora, tapi hasil kiriman dari luar NTT. Padahal banyak kelompok usaha kecil menengah yang bertebaran di Kupang, tapi belum mempu menangkap peluang yang ada. “Saya ada minta orang-orang di Kupang untuk menjaga, dan mereka saya bayar,”kata Mustafa.(Joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *