Mencari Ratu Kolo Moto di Negeri Hawu Miha

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 tinggal menghitung purnama. Delapan purnama lagi akan tiba di bulan November dimana hajatan kontestasi lima tahunan untuk memilih kepala daerah akan berlangsung. Gong Pilkada belum ditabuh secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun kontestan dan partai politik sudah mengambil ancang-ancang. Bahkan sudah ada yang membuka jurus pembuka. Lantas siapa yang akan berhasil maju hingga gelanggang. Semuanya masih misteri. Dari 22 Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur, mari kita meneropong Kabupaten Sabu Raijua. Daerah otonom yang ditetapkan pada tanggal 26 November 2008 lewat Undang-Undang nomor 52 tahun 2008.

Sabu Raijua, Kabupaten kecil yang memiliki 3 pulau yakni Sabu, Raijua dan Dana. Ada satu pulau mistis yang diakui keberadaannya oleh masyarakat Sabu Raijua yakni Pulau Kelara. Pulau itu ada tapi tiada. Tiada tapi ada. Keturunan asal Pulau kelara ada di Sabu Raijua, namun keberadaan Pulau itu adalah mistis tak terlihat. Untuk Pilkada tahun 2024 di Sabu Raijua, sejumlah nama sudah mulai bermunculan. Baik nama pemain lama, hingga pemain baru di gelanggang Pilkada. Orang Sabu Raijua akan memilih siapa Ratu Kolo Moto yang akan memimpin negeri warisan Hawu Miha itu. Dari sejumlah nama yang muncul, ada nama Nikodemus Rihi Heke, Simon Dira Tome, Krisman Riwu Kore hingga Yohanis Uly Kale. Jika melihat nama-nama yang ada maka akan terjadi perang bintang di angkasa Rai Hawu. Semua nama ini memiliki akar yang berbeda dan pendukung yang setia. Untuk lebih mengenal mereka, mari kita membaca mereka dengan teropong politik.

Nikodemus Rihi Heke. Dia adalah bupati aktif saat ini setelah memenangkan Pilkada pada tahun 2020 silam. Dari semua calon yang ada, maka Rihi Heke patut dianggap sebagai lawan yang paling kuat. Pasalnya, selain masih menjadi bupati aktif yang punya kekuasaan dan memegang rentang kendali pemerintahan, Nikodemus Rihi Heke telah malang melintang di dunia Politik Sabu Raijua. Dia adalah Wakil Bupati defenitif pertama di Sabu Raijua setelah berhasil menang Pilkada pada tahun 2010 bersama Marthen Luther Dira Tome. Mereka berdua Kembali berduet di Pilkada tahun 2015 dan berhasil memenangkan Pilkada kedua. Namun pada Bulan November 2016, Marthen Dira Tome terkena masalah hukum sehingga Nikodemus Rihi Heke melanjutkan kepemimpinan yang masih tersisa 4 tahun lebih itu. Dengan demikian Nikodemus Rihi Heke telah memimpin Sabu Raijua kurang lebih 15 tahun. Daya cengkramnya telah kuat dan akarnya telah dalam memasuki perut bumi.

Sebagai Bupati, Nikodemus Rihi Heke bukan pemimpin yang populer. Dia jauh dari hingar bingar pemberitaan. Dia bahkan dinilai sebagai pemimpin yang gagal karena tidak mampu melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Marthen Dira Tome sebagai Bupati. Sebut saja Pabrik Air Mineral Oasa yang tidak jalan hingga saat ini. Padahal sudah diresmikan dan sudah lolos uji operasional. Pabrik rumput laut yang juga mati suri. Pabrik garam Nataga yang tidak lagi beroperasi hingga banyaknya tambak garam yang rusak karena tidak dilanjutkan. Nikodemus Rihi Heke tentu punya alasan untuk semua itu. Rihi Heke lalu diuji pada Pilkada 2020. Maju tanpa Marthen Dira Tome. Banyak yang sangsi. Tapi akhirnya Nikodemus Rihi Heke mampu menjadi pemenang setelah KPU melakukan Pemilu ulang dengan mencoret Orient Riwu Kore yang memenangkan Pilkada. Pilkada ulang mempertemukan Nikodemus Rihi Heke dan Takem Radja Pono. Di belakang Takem ada Marthen Dira Tome. Tapi Nikodemus Rihi Heke mampu mematahkan dominasi geopolitik Seba atau Sabu barat yang memiliki pemilih terbanyak di Sabu Raijua. Lantas apakah di tahun 2024, Rihi Heke akan Berjaya lagi? Kita tunggu, sebab polemik tunjangan para guru yang terjadi di Sabu Raijua bisa menjadi penghalang bagi Nikodemus Rihi Heke.

Simon Dira Tome. Simon Dira Tome adalah politisi Golkar yang sudah mau 3 periode menjadi Anggota DPRD Kabupaten Sabu Raijua. Sejak Kabupaten itu terbentuk, Simon Dira Tome adalah salah satu anggota dewan pertama di Sabu Raijua. Saat ini Simon Dira Tome menjadi Wakil Ketua I DPRD Sabu Raijua. Pada Periode 2024-2029 kepemimpinan DPRD Sabu Raijua, hampir dipastikan Palu Ketua Dewan akan dipegang oleh Golkar sebagai Pemenang Pileg di Sabu Raijua. Sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Sabu Raijua, maka tentu Simon Dira Tome akan memegang palu Ketua Dewan. Jabatan Ketua Dewan tentu menggiurkan, namun menjadi Bupati pasti lebih menggoda. Pasalnya, Partai Golkar sudah memutuskan satu-satunya Calon Bupati dari Partai Golkar di Pilkada Sabu Raijua adalah Simon Dira Tome. Banyak yang meragukan apakah Simon akan maju untuk merebut kursi Bupati yang belum pasti lalu meninggalkan Palu Ketua Dewan yang sudah ada di tangan.

Menindaklanjuti perintah partai, Simon Dira Tome tidak tinggal diam. Dia sudah mengumpulkan tim lalu memaparkan apa mimpinya tentang Sabu Raijua kedepan. Kalau dalam tataran konsep, Simon tentu tidak kalah dengan sang kakak. Dia punya latar pendidikan dan pengalaman politik yang akan membantunya untuk membedah setiap persoalan dan kebutuhan masyarakat di Sabu Raijua. Tentu sebagai adik dari Marthen Dira Tome, Simon akan dibanding-bandingkan. Simon memang bukan Marthen. Mereka beda. Dari gaya bicara, gestur tubuh hingga sentuhan kasih saat bertemu masyarakat. Jika Marthen suka berargumen, Simon cenbderung lebih banyak diam. Untuk memenangkan Pilkada Sabu Raijua, tentu Simon sangat mengharapkan Marthen. Bagi Simon, Marthen adalah senjata Bajra yang akan mampu menjatuhkan lawan di medan laga. Kemenangan Simon akan tergantung seberapa besar dan tingginya kepercayaan masyarakat pada marthen Dira Tome. Tapi tetap harus waspada, sebab Simon bukan Marthen.

Krisman Riwu Kore. Krisman Riwu Kore adalah penyambung asa bagi masyarakat yang hatinya terluka saat kemenangan Orient Riwu Kore dibatalkan Mahkamah Konstitusi. Orient yang telah memenangkan Pilkada Sabu Raijua diketahui memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat. Bagi Masyarakat Sabu Raijua, Orient adalah darah daging orang Sabu. Keturunan Hawu Miha yang berhasil di rantau orang lalu ingin kembali mengabdi  di kampung halaman. Pertarungan saat Pilkada benar-benar sengit. Simpul-simpul kekerabatan bahkan pecah dan berdarah. Kemenangan Orient Riwu Kore, tentu tak lepas dari peran Jefri Riwu Kore yang kala itu masih menjabat Wali Kota Kupang. Orient boleh tidak jadi bupati Sabu Raijua, tapi dia pernah ,memenangkan Pilkada di wilayah itu. Dia memenangkan suara dan hati rakyat. Kehadiran Krisman Riwu Kore di kancah politik Sabu Raijua diharapkan bisa mengobati luka hati masyarakat yang kemarin memilih Orient. Jika sakit hati dan rasa kecewa masyarakat itu mampu dimanifestasikan dalam suara saat Pilkada, maka bukan tidak mungkin, Krisman Riwu Kore akan memenangkan Pilkada di Sabu Raijua. Nikodemus Rihi Heke boleh menjadi petahana, Simon Dira Tome boleh punya Marthe Dira Tome, tapi Krisman Riwu Kore juga punya Orient yang pernah memenangkan Pilkada Sabu Raijua.

Jika waktu Pilkada Sabu Raijua, Jefri Riwu Kore masih menjadi Wali Kota Kupang, maka pada Pilkada 2024 ini, dia juga harus memikirkan langkah pilitiknya di Kota Kupang. Tentu ini tidak mudah bagi Krisman, karena dukungan Jefri Riwu Kore untuk turun dan mobilisasi di Sabu Raijua, tidak bisa maksimal lantaran Pilkadanya dilakukan serentak. Ini juga akan menjadi sejarah, dua saudara kandung bertarung di dua wilayah yang berbeda. Jika mereka gagal membangun strategi maka bisa saja Kriman kalah dan Jefri yang menang. Atau bisa sebaliknya, Jefri yang kalah lalu Krisman yang menang. Bisa juga keduanya sama-sama menang atau bisa sama-sama kalah. Waktu masih delapan bulan. Krisman juga belum pasti kendaraan politiknya. Kemenangan Krisman tentu juga dipengaruhi oleh kendaraan politik. Jika kendaraan politiknya, sama dengan yang dipakai Orient kali lalu, maka daya dobrak dan getarannya akan tetap sama. Yang diharapkan tentu Pilkada Sabu Raijua tidak lagi merobek luka lama dan memenggal rasa persaudaraan di Bumi Hawu Miha.

Yohanis Uly Kale. Saat dia maju berpasangan dengan Nikodemus Rihi Heke, banyak orang yang tidak menganggapnya. Tapi jurusnya di lapangan saat sosialisasi dan kampanye rupanya mampu memikat hati masyarakat kecil. Dia datang dengan gaya yang humanis dan humble. Gaya bicaranya yang akbrab membuat Yohanis Uly kale memiliki posisi tententu dalam pandangan masyarakat. Setelah memenangkan Pilkada bersama Nikodemus Rihi Heke dalam Pemilihan Ulang di Sabu Raijua, Yohanis Uly Kale begitu bersemangat saat memulai kerja. Hubungannya dengan bupati sempat menjadi buah bibir. Katanya mereka telah pecah Kongsi. Bahkan ada isu yang beredar jika Yohanis Uly kale dicekal oleh Bupati untuk tidak keluar dari Sabu Raijua. Katanya, SPPD wakil bupati tidak ditandatangani oleh bupati. Tapi rupanya Yohanis Uly Kale menikmatinya dengan senyum-senyum saja. Dia tetap hadir di mana ada orang nikah. Dia datang memberi restu. Dia tetap ada di mana orang meninggal. Dia datang memberi empati. Sering sekali dia menyanyi jika tidak memberikan sambutan. Banyak yang bilang, masa sekelas wakil bupati, bisanya hanya menyanyi saat orang mati atau pesta nikah. Mereka lupa jika Yohanis Uly Kale sedang mengambil hati orang yang terkesan padanya.

Akhir-akhir ini memang hubungan Nikodemus dan Yohanis sudah membaik. Itu bisa terlihat di beberapa acara formal. Keduanya nampak mesra. Uly Kale yang selalu tersenyum, memang sulit menerka apakah dia sedang marah atau tidak. Air mukanya selalu teduh sehingga sulit mendalami kondisi pikirannya. Kehangatan Rihi Heke dan Uly kale akhir-akhir ini sempat dibaca sebagai tanda jika keduanya masih akan satu perahu. Tapi isu di partai lebah berhembus kencang, jika Uly Kale akan maju sendiri sebagai calon bupati. Jika benar Yohanis Uly Kale akan maju sendiri sebagai calon wakil bupati, maka tentu PKB akan mendorong kader sendiri. Jika perahunya bersama Nik Rihi heke harus terbelah, maka sebagai wakil bupati, kehadiran Yohanis Uly Kale dalam kontestasi Pilkada di Sabu Raijua tidak boleh dianggap sepele. Sebab menganggap rendah musuh, adalah awal dari sebuah kekalahan.

Jika empat nama di atas itu benar-benar bisa bertarung di Pilkada nanti, maka bisa dipastikan akan seru. Pasalnya mereka punya wilayah masing-masing dan bekingannya sendiri-sendiri. Nikodemus Rihi Heke mewakili wilayah Sabu Timur dan Tengah. Masih menjabat sebagai Bupati saat ini. Simon Dira Tome mewakili wilayah Sabu Barat. Dia Wakil Ketua DPRD. Ketua DPD II Golkar Sabu Raijua. Terpilih Kembali menjadi anggota dewan dan kakaknya Marthen Dira Tome sudah di Sabu dan akan menjadi penggerak sekaligus penentu kemenangan Simon Dira Tome. Krisman Riwu Kore mewakili wilayah Liae. Kakaknya pernah memenangkan Pilkada Sabu Raijua. Kakaknya adalah mantan Wali Kota Kupang. Marga Riwu Kore tidak asing lagi bagi Masyarakat Sabu Raijua. Yohanis Uly Kale. Saat ini masih menjadi Wakil Bupati Sabu Raijua, mewakili wilayah Mehara yang punya jumlah pemilih terbanyak kedua setelah Sabu Barat. Jika mereka bertarung maka nama keramat empat wilayah akan bertabrakan di langit Rai Hawu. Hab’ba Heo Ngara, Ratta Heo kanni Talo Hawu. Dimu Ae Alu, Luha Lod’o do Kerihi. Liae Udu Wada, Udu Pahi, Kalli Pu Do Kemelo. Mehara Wui Rai, Lobohede Tanajawa, Wawa Lod’o pa Namada. **Batukadera, 20 Maret 2024. Joey Rihi Ga**

 

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *