Kupang, seputar-ntt.com – Salah satu Bakal Calon (Balon) Gubernur dari partai golkar, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, dirinya akan memulai sosialisasi dari darah-daerah yang sulit di NTT. Dengan demikian dirinya akan mengetahui secara detail apa yang menjadi kebutuhan masyarakat NTT yang berada di wilayah-wilayah yang sulit sekaligus mencari solusi terhadap persaolan yang terjadi.
Hal ini disampaikan Melki Laka Lena kepada awak media di rumah relawan di kawasan Oebufu Kupang, Selasa, (20/6/2017).
“Saat ini kami sudah fokus untuk agenda Pilgub dan saya sudah bertekad untuk memulai sosialisasi dari wilayah-wilayah yang sulit di NTT. Saya yakin kita akan menemukan formulasi yang tepat untuk membangun NTT jika kita memulai dari wilayah-wilayah yang dikenal sulit selama ini,” kata Melki.
Dia secara tegas mengatakan bahwa ketika perhelatan sayembara ayo bangun NTT yang dilaksanakan di seluruh kabupaten tidak terkait dengan politik praktis. Walaupun demikian hajatan tersebut telah mempengaruhi elektabilitas dirinya sebagai salah satu bakal calon yang akan bertarung di Pilgub NTT.
“Setelah proses ini digulirkan, saya gelar Sayembara Ayo Bangun NTT, yang jauh dari politik praktis. Saya tidak pernah pakai sebagai ajang kampanye untuk Pilgub, tapi justru sayembara ini meningkatkan electoral saya dalam survey. Tesis ini menjadi terbukti bahwa orang NTT tanpa instrument politik praktis pun sudah sangat cerdas menilai seorang calon pemimpin. Artinya, tanpa seremonial non politik pun bisa menarik simpati rakyat NTT, dan bahwa kita bisa berpolitik praktis dengan elegan dan etis tanpa saling menyerang satu sama lain,” tandas politisi yang Apoteker ini.
Menurut dia, langkah politik yang akan dilakukan menuju Pilgub NTT 2018 adalah, pertama, mengaktifkan kembali seluruh Relawan Melki Laka Lena yang sempat off selama Sayembara, untuk mulai bergerak intensif. Kedua, mempersiapkan isu-isu strategis untuk disosialisasikan kepada masyarakat NTT. “Semua jaringan mulai digerakan, termasuk seluruh ketua-ketua DPD II Golkar se-NTT, karena selama ini semuanya berkomunikasi aktif dengan saya dan mereka akan membantu dengan cara mereka,” jelas mantan Sekjen PMKRI Pusat ini.
Melki juga menegaskan, dirinya bersama tim relawan dan simpatisan mulai serius melakukan terbosan politik yang elegan dan terhormat untuk bisa menang survey dan Pilgub NTT 2018. “Semua keputusan akhirnya ada pada DPP Partai Golkar dan sebagai kader kami taat apapun putusan yang nantinya diputuskan oleh Ketua Umum dan Sekjen,” tegas Melki, dan mengingatkan bahwa usulan dari DPD II harus disampaikan secara tertulis kepada DPP, dan tidak ada dukungan bulat kepada siapapun.
“DPP bisa memutuskan sesuatu hal yang strategis tanpa atau dengan usulan dari bawah. DPP bisa putuskan sendiri, dan kalau sudah ada putusan DPP Golkar untuk Pilgub NTT, maka wajib hukumnya ditaati,” ujar Melki.
Menjawab pertanyaan soal bergulirnya wacana dirinya diduetkan dengan Ketua DPW Nasdem NTT Jacky Uly, Melki menuturkan, dinamika politik sedang berproses sehingga biarkan saja bola politik ini bergulir sampai ada hasil survey.
“Ini sebuah wacana yang berkembang, biarkan dia bergulir. Yang jelas, saya maju sebagai cagub. Tapi saya sadar juga bahwa domain menentukan koalisi ada di DPP partai, jadi biarkan tahapan ini kita lalui dengan sehat, dan survey akan jadi ukuran untuk menentukan siapa jadi cagub dan cawagub dengan memperhatikan realitas politik di NTT. Kalau menang survey, maka kita akan cari cawagub yang melambangkan keterwakilan yang ada di NTT,” tandas Melki, dan memastikan bahwa Golkar memprioritaskan berkoalisi dengan Partai Nasdem. (jrg)