Maumere, seputar-ntt.com – Kepindahan Ibrahim Medah (Iban) dari Partai Golkar ke Partai Hanura menuai banyak kritikan. Salah satunya datang dari sesepuh Golkar Sikka, Daniel Woda Palle.
Ditemui seputar-ntt.com di kediamannya, Jumat (25/8/2017) sore, Dan Palle, menegaskan keputusan yang diambil Iban jauh dari harapannya sebagai senior dalam partai berlambang beringin itu.
Menurutnya, sikap Iban sangat memalukan pasalnya sebagai seorang kader Golkar harusnya ia tunduk pada setiap keputusan tertinggi partai dan bukannya melawan keputusan partai lalu meninggalkan partai.
“Saya tadi pagi baca Koran dan kaget dengan keputusan dia (Iban-red). Saya dalam hati, ini tidak benar. Saya secara pribadi kecewa dengan sikapnya. Itu tindakan memalukan,” ujar Bupati Sikka dua periode ini.
Kader Golkar itu, lanjutnya, harus bertindak sesuai amanah partai yakni kerja. Baginya, menjadi kader Golkar bukan untuk mencari kursi tetapi untuk bekerja demi melayani masyarakat.
Lebih dari itu, Dan Palle mengungkapkan, sikap yang diambil Iban menunjukkan dirinya bukanlah seorang kader Golkar yang militan dan sudah memberikan teladan yang salah bagi kader Golkar lainnya.
“Saya dulu orang mau kasih kursi tapi saya tidak mau karena saya sadar masih ada orang yang lebih layak untuk kursi itu,” tegas mantan aktivis PMKRI ini.
Dan Palle menuturkan, dirinya sama sekali kurang begitu mengenal sosok Melki Laka Lena namun ia sangat mengetahui sepak terjang Iban karena dulu Iban merupakan yuniornya dalam partai Golkar. Bahkan menurutnya, dirinyalah yang berjasa membesarkan partai Golkar di NTT.
“Saya kecewa dengan sikap yunior saya, Medah karena dia sudah bertindak sebagai seorang kader yang tidak konsisten,” lanjut Dan Palle.(tos)